NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Patahhati / Penyesalan Suami
Popularitas:34.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.

Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.


Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?

S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.30 Emosi Adam

Kini Anggi ,Raju, Aglian, dan Robi telah tiba di restoran yang sudah Robi reservasi. Manager restoran langsung menyambut kedatangan mereka dengan sumringah lalu menuntun mereka menuju sebuah ruangan private yang telah dipesan Robi.

Sesampainya di ruangan itu, pramusaji restoran pun datang untuk mencatat setiap pesanan mereka. Tak berapa lama ,hidangan mereka pun tersaji sesuai dengan apa yang pramusaji tadi catat.

Mereka pun menyantap makanan tersebut sambil bercengkrama layaknya kawan lama yang baru jumpa. Sesekali Aglian melemparkan candaan membuat Anggi dan Raju tersenyum, tapi tidak dengan Robi. Sepertinya ia memilik sifat kaku, sekaku kanebo kering.

"Oh ya Bu Anggi, sepertinya umur kita tidak berbeda jauh, jadi bolehkah saya memanggil Anda dengan nama Anda saja tanpa embel-embel Bu?" mohon Aglian seraya meringis mengingat permintaannya yang aneh

Namun Anggi justru terkekeh mendengar permohonan itu. Ia menyadari sepertinya Aglian telah menyelidiki identitasnya dengan teliti,hingga perihal umur pun ia mengetahuinya.

"Hmmm... sepertinya nggak masalah, tuan. Senyaman Anda saja." ucap Anggi seraya menyesap jus alpukat miliknya

"Ah, terima kasih banyak ,Nggi. Kalau bisa saya juga minta Anda memanggil saya menggunakan nama panggilan saya saja. Lian, panggil saja saya Lian, gimana? Biar sama-sama nyaman." ucap Aglian lagi

"Hmm... oke kalau begitu,... Lian." ucap Anggi sambil tersenyum lebar

"Terima kasih." ucap Aglian yang hanya ditanggapi Anggi dengan senyuman dan anggukan

Selesai makan mereka pun mulai membicarakan perihal kerja sama mereka. Pihak Angkasa mall menawarkan lokasi yang strategis untuk Anggi membuka cabang Anggrek fashion. Mereka membicarakan perihal kerja sama itu dengan sungguh-sungguh. Mereka juga akan memfasilitasi segalanya agar Anggrek fashion bisa segera open launching. Robi menjelaskan berbagai macam keuntungan yang akan diperoleh Anggi bila bersedia bekerja sama. Apalagi memang Angkasa Mall adalah mall nomor 1 di negara itu, tentu pengunjungnya akan lebih banyak dan kemungkinan memperoleh pelanggan yang banyak tentu akan meningkatkan profit. Aglian juga menawarkan, bila Anggrek Fashion di cabang utama sukses, maka ia akan membantu Anggrek Fashion membuka cabang di Angkasa mall yang ada di daerah lain. Tentu dengan biaya sewa yang tidak terlalu besar yang penting kerja sama lancar dan saling menguntungkan.

Setelah pembahasan yang cukup lama , mereka pun meraih kesepakatan. Tanpa menunggu banyak waktu, beberapa hari dari hari itu mereka akan meneken kontrak. Anggi tidak dapat secara langsung meneken kontrak, tentu ia membutuhkan penasihat hukum untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Bukannya ia tidak percaya pada pihak Angkasa Mall, tapi itu demi terjalinnya kerja sama yang sehat dan saling menguntungkan.

Setelah semua pembahasan selesai, Anggi dan Raju pun mohon undur diri. Anggi segera meminta Raju mengantarkannya pulang ke rumah. Ia membeli rumah yang ada tepat di samping rukonya agar ia dan anak-anaknya tak perlu berlalu lalang di depan pelanggan dan kegiatan privasinya lebih terjamin. Di sana ia juga tinggal bersama Luna, Lia, dan Tita. Sedangkan Raju dan Aji masih menempati lantai 2 ruko pertama mereka dulu dan sisa lantai 2 itu mereka jadikan gudang penyortiran barang dan kantor.

Ting tung...

"Damar, tolong buka pintunya,nak! Sepertinya ada tamu." titah Anggi saat terdengar suara bell rumahnya berbunyi

"Om Iwaaaaang." pekik Karin saat Damar membuka pintu terlihat wajah sumringah Diwangga. Ia sontak melompat dan menjulurkan tangan, meminta gendong. Karin memang sangat manja pada Diwangga sebab Diwangga sangat menyayangi mereka . Diwangga juga memberikan perhatian yang besar yang tak pernah mereka rasakan dari ayahnya.

"Ukg, cantiknya om Angga." ucap Diwangga sambil menyeringai

Karin mulai cemberut," Ayin cukanya panggil om Iwang, bukan Om Angga." ucapnya merajuk dengan nada khas anak-anak

Diwangga terkekeh lalu ia mulai mengeluarkan jurus mendusel-dusel pipi Karin dengan hidung mancungnya. Bagian kumis yang walaupun selalu dipangkas habis tetap saja memberikan sensasi geli saat didusel-duselkan ke wajah membuat Karin terkekeh menahan geli. "Om, geli om geli, cetoppp ooommm." teriaknya

"Karin turun gih, gara-gara kamu, om Angga belum kasih salam tuh!" delik Damar

"Waduh, pak ustadz Damar ,maafin om Angga ya,jadi kelupaan deh gara-gara si cantik ini." ucap Diwangga dengan nada menyesal. " Assalamualaikum." ucapnya

"Wa'alaikum salam. Masuk yuk om. Mama lagi di dalam buat brownies coklat keju, om. " belum Diwangga bertanya Damar sudah terlebih dahulu menjelaskan

"Emang om nanyain mama?" tanya Diwangga sengaja menggoda Damar

"Kan biasanya emang gitu." ujar Damar sambil mengerucutkan bibir

"Kalau om nyarinya kamu gimana?" ucap Diwangga yang masih menggendong tubuh mungil Karin

"Aaa, om jahat, om cali bang Damal aja ,nggak nyaliin Ayun." rajuk Karin

Diwangga menepuk jidatnya sendiri, salah bicara sedikit, bisa bahaya kalau ketemu bocah satu itu.

Anggi pun muncul dari dalam sambil terkekeh, "Makanya jangan asal ngomong, nggak tau tuh si centil orangnya sensian." ujar Anggi sambil terkekeh

"Om cuma bercanda aja sayang sama bang Damar. Om juga nyariin Karin kok." bujuk Diwangga pada Karin yang masih ia dalam gendongannya

"Telus Epin nggak ya om?" tiba-tiba Kevin muncul dari dalam kamarnya dengan wajah ditekuk

"Astaghfirullah, salah lagi om." rutuk Diwangga sambil menepuk bibirnya sendiri

Anggi dan Damar tergelak melihat tingkah Diwangga yang kesulitan mengatasi tingkah manja Karin, dan Kevin .

"Oh ya Nggi, kamu tadi emang lagi di mana pas aku telepon?" tanya Diwangga saat mereka hanya berdua saja, sedangkan anak-anak sedang bermain di kamar mereka.

Mereka berbincang di teras depan rumah untuk menghindari fitnah. Bagaimana pun ia seorang janda, ia tak mau membuat orang berprasangka buruk pada dirinya yang bisa saja kelak berdampak bukan hanya pada dirinya tapi juga pada anak-anaknya.

"Oh, Anggi tadi sedang di Angkasa Mall, mas. CEO Angkasa ,Tuan Aglian nawarin kerja sama supaya Anggrek Fashion dibuka di sana." cerita Anggi

"CEO Angkasa Grup sendiri yang nawarin?" tanya Diwangga dengan sorot mata penuh penasaran

"Iya, mas. Kemarin asisten pribadinya datang ke kantor ngabarin jadi ketemunya tadi. Sehabis makan siang kami mulai membahasnya. Oh ya mas, aku juga mau minta tolong kami sebagai penasehat hukum aku bisa nggak? Mas bisa baca rincian kontraknya, kalo nggak ada masalah, bisa segera ditandatangani biar Anggrek Fashion bisa segera launching di sana."

"Oke, nanti mas minta rincian kontraknya. Tapi sebenarnya agak aneh sih Nggi, biasanya kan pihak penyewa atau pemohon yang nemuin pihak pemilik , tapi kok ini pihak pemilik, yaitu CEO Angkasa sendiri yang nawarin kerja sama " Diwangga mengeluarkan unek-uneknya. Sebagai pengacara tentu ia harus berfikir kritis. Tak boleh bertindak gegabah dan harus ekstra hati-hati. Ia harus menelaah segala sesuatu dengan cermat untuk mencegah kesalahan fatal yang bisa saja terjadi.

"Iya juga ya mas. Tapi tadi saat dibahas semuanya justru sangat menguntungkan Anggi lho, mas. Dimulai diberikannya lokasi yang strategis, harga yang bersahabat, dan dibantu juga untuk hal fasilitas. Anggi aja sampai kaget, biasanya kan pihak pemilik akan menerapkan harga yang tinggi untuk lokasi yang strategis, tapi ini malah sebaliknya. Tapi nanti mas cek aja lagi rincian kontraknya, gimana pun mas kan pakar hukum pasti lebih jeli saat menelaah sesuatu." ungkap Anggi yang dijawab Diwangga dengan 2 kata, "Siap bos." membuat Anggi terkekeh

"Oh ya mas, mumpung mas masih di sini, Anggi mau tanya yang tadi di telepon. Emang apa yang harus Anggi lakuin sebagai ucapan maksih Anggi? Anggi pasti akan usahain lakuin."

"Tapi janji, kamu nggak bakal narik ucapan kamu?" tanya Diwangga dengan sorot mata tajam nan serius membuat jantung Anggi tiba-tiba berdegub dengan kencang

"Eh, itu..."

"Janji dulu, kalau nggak, mas nggak akan ngomong apa yang mas pinta." ucap Diwangga lagi penuh dengan penekanan

"Ba-baik ,mas. Emang mas mau minta apa?" tanyanya terbata karena gugup

"Mas cuma minta satu hal." ucap Diwangga terjeda membuat Anggi makin deg-degan karena penasaran. "Tolong buka hati kamu untuk kehadiran mas!" ucap Diwangga serius dengan sorot mata ketulusan.

Deg....

.

.

.

.

.

"Aaaargh...brengsek... brengsek....!" umpat Adam penuh emosi sesampainya di rumah. Ia lemparkan apa saja yang terjangkau dengan tangannya. Semua hancur. Semua berantakan.

brakkk...

prang...

Adam sedang meluapkan segala emosi yang sedari tadi ditahannya. Ia bersumpah, andai Aglian itu bukan atasannya, sudah ia hajar habis-habisan wajahnya. Ia emosi, marah, kesal, tak terima saat melihat Anggi berbicara santai dengan senyum sumringah yang terus terkembang di bibirnya. Sedangkan dengan ia, Anggi justru bersikap sinis dan seakan tak mengenal.

Ia cengkram rambutnya hingga wajahnya memerah. Aura kelam tampak jelas di wajahnya. Ia tak pernah semarah dan seemosi ini saat menghadapi apapun dan siapapun. Tapi tadi, hanya dengan diacuhkan Anggi, melihat Anggi jauh bahkan sangat jauh lebih cantik hingga ia hampir tak mengenali, la terlihat sedang bercengkrama dengan atasannya dengan senyum manisnya persis senyum yang selalu ia berikan dulu padanya, sontak membuat kepalanya terasa mau pecah karena emosi yang meledak-ledak. Seakan ada api yang keluar dari otaknya.

ceklek...

"Apa-apaan ini, mas?" teriak Adinda saat memasuki rumah, yang terlihat pertama kali adalah rumah yang sangat berantakan, barang-barang dan beling-beling pecahan kaca berhambur di lantai.

"Hei wanita brengsek, dari mana saja kamu, hah! Setiap hari kerjanya keluyuran. Kalau aku suruh beres-beres rumah , nyuci, masak, nyetrika, alasan kamu capek, kamu lagi hamil, tapi kerjaan kamu tiap hari keluyuran. " bentak Adam membuat Adinda terkejut setengah mati hingga tubuhnya bergetar. Selama ia mengenal Adam, baru kali ini ia melihat kemarahan yang menyala-nyala di mata Adam.

"A-aku.. aku tadi habis jalan sama temen ,mas. Iya jalan sama temen." jawab Adinda dengan tubuh bergetar

"Teman? Teman mana hah? Awas kalau itu teman lelaki, kalau sampai kau ketahuan selingkuh, akan ku habisi kau!" bentak Adam seraya meremas rahang Adinda, membuatnya meringis kesakitan

"Sa-sakit ,mas. To-tolong lepasin." ucap Adinda sambil meringis menahan sakit

Segera dihempaskannya wajah Adinda. Ia pun berbalik hendak berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum itu ia melepaskan tendangannya ke salah satu sofa single yang ada di dekatnya hingga terbalik membuat Adinda menjengit kaget , 'Mas Adam kenapa sih? Kok bisa semarah itu? Apa karena aku pulang terlambat? Atau jangan-jangan ia sudah curiga kalau aku...' tiba-tiba kerongkongan Adinda tercekat saat ia sedang sibuk bergumam sendiri.

1
neng ade
diihh .. masih halu terus .. PD amat klo Anggi masih cinta .
neng ade
capek ah.. reaksi nya selalu muter2 terus dngn pertanyaan konyol harus kah .. harus kah .. harus kah.. harus kah..harus kah .. haruskah.. harus kah
neng ade
kamu mah malah bikin rumit sendiri .. ngomong pantas ga ya pantas ga ya .. apakah pantas karena seorang janda anak 3 .. ga ngehargain angga ing klo gitu .. udah tau kan bu sofi aja kasih restu klo km memang ga pantas kedua ortu nya angga juga pasti lah akan bersikap acuh .. mikir tuh trio bocil yg sangat mengharap angga hadi papa mereka ..
neng ade
ah .. hadi berantakan
neng ade
ya udah lah menikah dong anggi .. kasihan kan tuh trio bocil..
neng ade
bikin gemes nih trio bocil .. ya anggi jngn lama2 mikil nya ya 😁😍
neng ade
jika dari segi umur Ahli an dan Anggi tak begitu jauh ada kemungkinan mereka berdua adik dan kakak
neng ade: maaf typo harus nya Aglian 🙏
total 1 replies
neng ade
Iya do'a in ya anak2 .. biar om Angga berjodoh sm mama kalian dan bisa jadi papa kalian juga
neng ade
diihh .. bener2 nih keluarga toxic..
neng ade
seru nih .. semoga aja cepat melihat kehancuran mereka
neng ade
tetap semangat thor yg penting up
neng ade
heleh .. sekarang aja udah cantik dan berkelas manggil sayang ..
hello Dam .. dulu itu apa yg km lakukan sm Anggi dihina perempuan udik lusuh bahkan di tampar sampe di dorong hingga pingsan dan terluka .. kanan bilang km amnesia ..
neng ade
Iya emang kamu bodoh Dan.. baru nyadar ya .. kamu buang berlian demi batu kali 😂
neng ade
haha .. jaga jantung mu Dam .. 😂
neng ade
diihh.. setelah apa yg km lakukan sm Anggi dan ke 3 anak nya itu malah ga tau malu mau minta baju ..
mimpi mu ketinggian
neng ade
berarti Angga udah mengenal Anggi sejak lama cuma Anggi nya yg tak ingat
neng ade
manis nya kejutan yang di buat oleh mas Disangga calon suami masa depan mu itu Anggi 😁😍😍
neng ade
perlahan tapi pasti sedikit lagi keluarga toxic itu akan hancur ..
neng ade
alhamdulillah bisnis nya Anggi berjalan lancar dan semakin besar
neng ade
baru mikir sekarang ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!