Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Matahari telah menampakkan cahayanya. Malam yang kelam berganti terang. Manusia kembali lalu lalang melakukan aktifitas seperti biasanya.
Dengan langkah gontai Irwan mendorong koper nya menuju mobil dan memasukan kedalam bagasi mobilnya. Setelah semua usai dikerjakan,Irwan mencari keberadaan istrinya.
Tok...
Tok....
Tok....
"Wanda kamu sudah bangun,ini sudah siang." ujar Irwan dari balik pintu memanggilnya istrinya. Wanda yang sudah bangun dari tadi pura - pura tak mendengar panggilan suaminya.
"Wanda." kembali Irwan memanggil istrinya yang tak kunjung membukakan pintu. Wanda yang merasa terganggu akhirnya membuka pintu.
"Ada apa sih?Ganggu aja." ketus Wanda.
"Wanda please jangan pisah ya,aku tidak mau kehilangan dirimu. Tolong cabut gugatannya.Beri mas kesempatan untuk berubah,mas akan buktikan." ujar Irwan panjang lebar merayu istrinya.
"Jadi ganggu aku pagi - pagi hanya untuk mendengar ocehan kosong mas. Maaf aku tidak bisa,keputusan ku sudah bulat. Apapun terjadi kita tetap akan berpisah karna aku tidak bisa memaafkan yang namanya penghiatan." Sengit Wanda yang sudah muak mendengar perkataan suaminya.
Irwan membisu memandang istrinya yang sebentar lagi akan menjadi mantan." Maaf." Akhirnya satu kata itu yang bisa Irwan ucapkan.T enggorokanya terasa tercekat tidak bisa berkata apa - apa lagi.
"Udah masih ada yang mau disampaikan lagi,aku ngantuk mau tidur lagi." Wanda menguap beberapa kali meyakinkan suaminya kalau ia benar - benar sedang mengantuk.
"Aku...aku." kembali Irwan tidak sanggup melanjutkan kata - Katanya.Kedua sudut matanya terasa mulai mengembun.
"Hmm..." dengus Wanda yang hendak menutup pintu ditahan oleh Irwan." Apa lagi,mas?" sungut Wanda yang mulai kesal.
"Mas mau pamit,mas harap kamu berpikir ulang untuk membatalkan gugatan di pengadilan." ucap Irwan sesaat sebelum meninggalkan istri dan rumah yang banyak menyimpan kenangan antar ia dan istrinya.
"Keputusan ku sudah final,ga bisa diganggu gugat. Mas kalau sudah mau pergi silahkan. Maaf aku tidak bisa mengantar sampai depan. Kuharap mas berbahagia dengan pilihan yang sudah mas pilih. Satu lagi titip pesan buat kak Ina,selamat telah menghancurkan rumah tangga adiknya. "Ujar Wanda datar. Senyum miring menghiasi bibirnya yang mungil.
Irwan melangkah dengan gontai menuju mobilnya. Sesaat ia memperhatikan sekeliling. Berharap masih ada kesempatan. Setelah puas melihat sekeliling rumah yang akan ia tinggalkan,entahlah masih bisa ia kembali atau tidak sama sekali. Rasa perih menyesakkan dadanya. Penyesalannya pun sudah tidak ada gunanya.
Perlahan kuda besi yang ia kendaraai membelah jalanan yang mulai ramai aktifitas para pekerja yang berangkat bekerja . Pedagang kaki lima mulai berjejer merapikan barang dagangan mereka.
Sunyi itu yang dirasakan Irwan.cSeparoh hatinya terasa tertinggal dirumah yang pernah ia tinggalin bersama perempuan yang amat ia cintai. Tak ada lagi sapaan manja saat pergi dan pulang bekerja. Semua sudah berakhir karna ulahnya sendiri.
Mobilnya memasuki sebuah perumahan,nampak security memberi hormat pada Irwan dan Irwan membalas dengan senyuman.
Rumah minimalis bernuansa klasik yang ada didepannya kini membuatnya enggan untuk turun.vTapi tak ada pilihan lain perlahan ia turun dan masuk kedalam rumah tersebut.
Seorang wanita yang berpakaian cukup terbuka sedang duduk sambil memainkan ponselnya,tiba - tiba menghentikan aktivitasnya bermain ponsel saat mendengar deru suara mobil yang ia sangat kenal siapa pemilik mobil tersebut
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein