Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Dual Cultivations Bagian 2
Ye Chen melakukan tusukan terakhir yang dalam dan kuat.
JLEG!
"KYAAAAAAA!!!"
Tang Bing menjerit panjang. Tubuhnya kaku, jari kakinya melengkung. Dia merasakan cairan hangat yang banyak membanjiri rahimnya. Sensasi itu begitu intens hingga pandangannya memutih.
Ye Chen juga mengerang rendah, melepaskan benih Yang murninya ke dalam tubuh Tang Bing. Energi racun di tubuh Tang Bing seketika ternetralkan, diserap dan diubah menjadi energi kultivasi.
Mereka berdua terdiam dan napas mulaimemburu.
Ye Chen perlahan menarik diri. Tang Bing terkulai lemas di atas meja seperti sebuah boneka, dadanya naik turun dengan cepat. Wajahnya penuh keringat dan air mata bahagia.
Ye Chen merapikan pakaiannya, lalu mengambil jasnya untuk menutupi tubuh telanjang Tang Bing.
"Bagaimana? Racunnya sudah hilang, kan?" tanya Ye Chen sambil mengelus pipi Tang Bing.
Tang Bing membuka matanya perlahan. Tatapannya sayu, tapi pikirannya sudah mulai jernih. Dia menatap Ye Chen dengan pandangan yang rumit. Malu, marah, tapi juga... Ada rasa cinta?
"Kau... monster..." bisik Tang Bing pelan, suaranya serak. "Kau hampir membunuhku saking enaknya..."
Ye Chen tertawa. "Anggap saja itu adalah sebuah servis dari warga negara yang baik."
Tang Bing mencoba duduk, tapi pinggangnya nyeri luar biasa dan selangkangannya terasa perih. "Aduh..."
"Jangan banyak bergerak dulu. Energi kultivasiku sedang memperbaiki tubuhmu. Besok pagi, kau akan merasa lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin kau bahkan bisa mematahkan batu bata dengan satu jari," jelas Ye Chen.
Tang Bing menunduk, melihat bercak darah di meja tanda keperawanannya yang telah hilang. Wajahnya merona lagi.
"Ye Chen..." panggil Tang Bing pelan, tidak berani menatap matanya.
"Hm?"
"Soal taruhan tadi..." Tang Bing menggigit bibir. "Kau berhasil menangkap pelakunya (meski dia kabur, setidaknya kasus sudah terpecahkan). Jadi..."
Tang Bing menarik napas panjang, mengumpulkan sisa harga dirinya.
"Tuan Besar..." cicitnya sangat pelan.
"Apa? Aku tidak dengar," goda Ye Chen, mendekatkan telinga.
"TUAN BESAR!" teriak Tang Bing kesal, wajahnya merah padam. "Puas kau?!"
Ye Chen tertawa puas. "Sangat puas."
"Dan... soal satu perintah itu..." Tang Bing menatap Ye Chen waspada. "Apa perintahmu?"
Ye Chen tersenyum. Dia mengangkat dagu Tang Bing.
"Perintahku sederhana. Mulai hari ini, lupakan semua aturan kaku di kepalamu itu. Jadilah mataku dan telingaku di kepolisian. Kalau ada kasus supranatural atau musuh yang mengincarku, beritahu aku."
Tang Bing tertegun. "Kau mau aku jadi... mata-mata?"
"Bukan seorang mata-mata tapi lebih kearah Partner," koreksi Ye Chen. "Partner ranjang dan partner kerja."
Tang Bing terdiam sejenak. Lalu, perlahan, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang tulus.
"Baiklah... Partner."
Di Luar Gudang.
Feng Jiu sudah selesai membersihkan sisa-sisa mayat hidup. Tidak ada jejak. Gudang itu bersih seolah tidak pernah terjadi apa-apa, kecuali bau mesiu.
Saat Ye Chen keluar sambil memopoh Tang Bing yang masih lemas, Feng Jiu melayang mendekat.
"Cih. Lama sekali," sindir Feng Jiu, melipat tangan di dada. "Tuan menikmati sekali ya 'menggarap' polisi kasar itu?"
"Namanya juga pengobatan darurat," jawab Ye Chen enteng.
Tang Bing, yang sekarang berkat energi Ye Chen mulai bisa melihat makhluk halus samar-samar, membelalakkan mata.
"I-itu... wanita dengan pakaian merah itu..." tunjuk Tang Bing gemetar.
"Halo, Nyonya Polisi," sapa Feng Jiu sinis. "Selamat ya sudah tidak perawan lagi. Tuan memang hebat kan?"
Wajah Tang Bing langsung merah padam. Dia membenamkan wajahnya ke dada Ye Chen. "Bawa aku pulang! Sekarang!"
Ye Chen tertawa. Dia membawa Tang Bing ke mobil polisinya.
Keesokan Harinya - Kantor Polisi.
Berita besar kembali mengguncang Jianghai.
[BREAKING NEWS: Gudang Narkoba Meledak di Pelabuhan! Diduga Markas Sindikat Pembunuh Berantai.]
[Inspektur Tang Bing Berhasil Menutup Kasus 'Mayat Kering'. Pelaku Diduga Tewas dalam Ledakan.]
Di kantornya, Tang Bing duduk melamun menatap laporan palsu yang baru saja dia buat.
Atasannya memujinya habis-habisan. Media memujanya sebagai pahlawan. Tapi dia tahu siapa pahlawan sebenarnya.
Dia meraba perutnya. Masih ada rasa hangat yang tertinggal di sana. Rasa hangat dari "benih" Ye Chen.
"Tuan Besar..." gumamnya pelan sambil tersenyum sendiri seperti orang gila.
Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka. Polisi bawahan masuk.
"Lapor Inspektur! Ada kiriman paket untuk Anda!"
"Paket? Dari siapa?"
"Tidak ada nama pengirimnya. Tapi kurirnya bilang... 'Untuk Harimau Betina'."
Tang Bing langsung tahu itu dari siapa. Dia membuka kotak itu.
Isinya adalah sebuah gaun malam yang seksi berwarna hitam dan sebuah catatan kecil...
"Seragam polisimu bagus, tapi aku lebih suka melihatmu pakai ini nanti malam di Villaku. Jangan terlambat, Partner. - YC."
Tang Bing menggigit bibir, menahan senyum. Dia menyimpan gaun itu ke dalam laci mejanya.
"Baiklah, Tuan Besar. Tunggu saja," batinnya.
Namun, di balik kebahagiaan itu, badai baru sedang mendekat.
Di layar TV di sudut ruangan, berita lain muncul.
[Putri CEO Farmasi Terbesar, Jiang Xue, Tiba di Jianghai untuk Mencari Tunangan Masa Kecilnya yang Hilang.]
Wajah wanita cantik yang dingin dan angkuh muncul di layar TV.
Tang Bing menyipitkan mata. "Jiang Xue? Si Ratu Es itu? Sedang mencari tunangannya? Siapa tunangannya ini?"
Tanpa dia sadari, tunangan yang dicari Jiang Xue adalah pria yang sama yang baru saja menidurinya semalam.
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.