Seraphine Grey meminta ibu dari Damien Knox untuk menjodohkan mereka berdua karena ia tahu Damien tidak bisa menolak permintaan ibunya. Dari dulu Sera sudah mencintai Damien, namun bahkan hingga tiga tahun pernikahan mereka perasaannya tidak terbalas sedikitpun.
Damien hanya mencintai satu wanita. Saat wanita itu kembali, Damien dengan tega membawanya ke dalam rumah pernikahan mereka. Sera meninggal tragis saat mencoba menjauhkan wanita itu dari Damien.
Tuhan memberinya kesempatan kedua. Sera kembali ke malam pertama pernikahan mereka. Rasa sakit yang Sera dapatkan selama menikah dengan Damien membuat Sera tidak lagi mengemis cintanya. Sera ingin secepatnya pergi namun fakta baru yang didapatkan tentang benang kusut antara Sera, Damien, dan mantan kekasih Damien yang tak pernah terurai membuatnya ragu. Apakah Sera akan tetap pergi atau mengurai misteri yang ada bersama Damien?
✯
Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan belaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
PRANG!
PRANG!
PRANG!
Gelas, guci dan pot bunga dilemparkan ke dinding hingga pecahannya berceceran di sepanjang lantai marmer.
“Alan, berhenti!” Teriak Aurel memeluk pria bernama Alan itu untuk menenangkannya.
“BAGAIMANA AKU BISA TENANG, REL. DIA UDAH NGGAK TINGGAL DI RUMAH ITU, RENCANA KITA GAGAL.”Teriak Alan mengepalkan tangannya, lalu membanting benda yang masih tersisa di tangannya ke lantai. Bunyi keras itu menjadi penutup dari amarah yang tak lagi ia sembunyikan.
“Kita masih punya banyak rencana,” kata Aurel membuka kepalan tangan Alan. Ia menatap wajah Alan yang memerah. “Dan rencana paling besar itu aku.”
Dada Alan yang semula naik turun perlahan mula reda, ia mengusap kasar wajahnya lalu duduk di sofa yang berantakan.
“Ya, tapi anak dalam perutmu membuat rencana besar itu tidak bisa digunakan dalam waktu dekat.”
“Kata siapa nggak bisa? Damien sangat mencintai Aurel, kalau dia datang sekarang lalu kita buat cerita seakan-akan Aurel di perkosa oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Damien akan simpati, dia akan menjaga Aurel.” Kata Ezra yang baru datang bersama Luna.
“That's right, kita bisa mencobanya.” Luna mengangguk setuju.
“Kalian yakin kepindahan Adelina bukan karena rencana kita diketahui oleh Damien?” Tanya Alan menatap mereka satu persatu.
“Kalau malam itu kamu menghandle situasi dengan baik dan tidak membuat Sera curiga, rencana kita belum terekspos.” Kata Ezra.
“Aku yakin dia tidak tahu kalau itu bukan Damien, bahkan dia memelukku.”
Aurel tersenyum. “Bagus dong. Aku bisa datang lagi sebagai gadis lemah, dan Damien nggak akan nolak.”
Mereka pun bersorak untuk rencana besar selanjutnya. Luna tersenyum tipis, ikut bersorak bersama mereka sambil menggenggam sesuatu yang tersimpan dalam saku celananya.
......
Tanpa perlu saling menoleh, Sera dan Damien melakukan kebiasaan masing-masing, menyalakan lampu, meletakkan kunci. Di rumah ini sama seperti di rumah besar Knox, tidak ada pembantu atau pelayan saat malam. Bahkan saat siang juga tidak ada, Damien tidak pernah menyewa pembantu untuk urusan rumah. Selama kehidupan dulunya, Sera yang mengurus semuanya.
“Mau kemana?” Tanya Damien melihat Sera langsung naik ke lantai dua dengan terburu-buru.
“Mau lihat mama,” jawab Sera dari atas tangga.
Sera membuka pintu kamar yang ditempati oleh Adelina. Ia berhenti di ambang pintu, memperhatikan tubuh yang terbaring di ranjang. Dada mama mertuanya naik turun perlahan, membuatnya yakin bahwa wanita itu sudah terlelap.
“Selamat malam, Mama.” Ucapnya pelan, lalu kembali menutup pintu. Setelah itu, Sera pun masuk ke kamarnya.
Sera mandi dan saat keluar kamar mandi dengan rambutnya yang digelung pakai handuk, Damien sedang duduk merenung dekat jendela ditemani secangkir kopi yang sudah kehilangan uapnya.
Sera menunduk menatap hair dryer di tangannya, ingin bertanya tapi takut salah tanya. Damien terlihat sedih, mungkin dia masih memikirkan Aurel.
“Apa selamanya perasaanku tidak akan terbalas?” Gumam Sera getir, menatap lebih lama hairdryer di tangannya.
Ia menatap pantulan wajahnya sendiri, menggenggam hair dryer tanpa benar-benar mengeringkan rambut. Suara mesin itu menutupi langkah kaki Damien, hingga pria itu tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.
“Ada apa?” Tanya Sera gugup.
“Aku harus pergi, ada urusan penting.” Kata Damien, masih berdiri di belakang Sera. Mata birunya menatap pantulan mereka berdua di kaca, kali ini tatapannya tidak sedingin biasa.
“Hati-hati.” Sera tersenyum, tidak menanyakan kemana suaminya itu akan pergi karena sudah pasti Damien tidak akan menjawabnya.
Namun sampai dua menit kemudian, Damien masih belum beranjak. Dia masih berdiri di belakang Sera.
“Kamu nggak jadi pergi?” Tanya Sera heran.
“Kamu ngusir aku?”
Apa-apaan? Kenapa Damien menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan pula.
“Y–ya bukan ngusir, kan kamu yang bilang mau pergi.”
“Kamu nggak nanya aku kemana?”
Hampir saja Sera menjatuhkan hairdryer mendengar pertanyaan itu. Yang baru saja bukan Damien sekali.
“Capek. Aku tanya juga kamu nggak bakal jawab.”
Seperti yang seharusnya, Damien akan selalu menganggapnya egois, jadi lebih baik Sera tidak terlalu berharap. Ia sudah memutuskan, setelah berhasil mengurai benang kusut misteri antara Guapo dan Knox, Sera akan pergi.
Damien menatapnya datar, lalu segera pergi setelah mengambil jaket dan kunci mobilnya.
Setelah Damien pergi, Sera memutuskan untuk tidur saja. Ia mematikan semua lampu kecuali lampu tidur.
Entah sudah berapa lama Sera tertidur ketika ia merasakan kasur bergerak pelan, ia membuka sedikit matanya dan melihat Damien berbaring disampingnya.
Takut kalau orang yang tidur bersamanya bukan Damien, Sera memiringkan tubuhnya sedikit, mencoba menyesuaikan pandangan dalam gelap. Ia menatap wajah di sampingnya, memastikan garis rahang dan napas yang teratur itu benar-benar milik suaminya. Tepat saat keyakinan itu hampir datang, mata pria itu terbuka, menatapnya dengan ekspresi heran.
"Kenapa?" tanya Damien pelan, kelas terkejut melihat wajah Sera sedekat itu.
Sera buru-buru memalingkan wajah. "a–aku pikir bukan kamu."
"Kalau bukan aku terus siapa?"
"Bisa saja orang yang mirip kamu," Sera masih trust issue.
"Tidur. Tidak ada orang lain yang bisa masuk kemari." kata Damien datar.
Akhirnya Sera kembali membaringkan tubuhnya, menjaga jarak aman dari Damien. Ia bertanya-tanya kenapa banyak yang telah berubah? Apakah dengan kembalinya ia ke masa lalu membuat beberapa perubahan?
...✯✯✯...
...like, komen dan vote 💗...
kyanya Sera dijebak..😩
jangan lupa mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB