Clarissa tidak menyangka jika dirinya diberi kesempatan untuk kembali ke waktu.
Dis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam di luar
Clarissa dan Calvin sedang menonton televisi bersama saat Carlo tiba di apartemen .
Ceklek !
Carlo yang sudah hafal dengan sandi apartemen bisa langsung masuk dengan mudah. Dia langsung masuk begitu saja ke ruang tengah.
" Lo .... Kakak kok sudah pulang ?" tanya Carlo begitu melihat Calvin duduk disamping Clarissa.
Suara Carlo membuat Clarissa dan Calvin yang sedang asyik menonton jadi terganggu .
" Ganggu aja ," ucap Calvin yang kembali memusatkan pada layar televisi di depannya.
" Lagi nonton apa sih ? Kok kayaknya seru amat ?" tanya Carlo sambil duduk disamping Clarissa . Saat ini Clarissa di apit kedua kakaknya .
" Lihat aja nggak usah banyak tanya ,'" ucap Calvin tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi .
" Benar tuh omongan kak Calvin . Filmnya tinggal dikit lagi . Sebentar lagi juga sudah selesai ," ucap Clarissa membenarkan ucapan kakak sulungnya.
Carlo tak lagi menyahut . Dia mengikuti dua saudaranya yang asyik menonton . Ternyata memang lagi seru-serunya.
" Bagus banget deh ceritanya., " ucap Clarissa begitu filmnya selesai.
" Benar banget. Sekarang perut kakak lapar. Kita cari makan di luar yuk!" ajak Calvin memegang perutnya yang lapar.
" Setuju. Bagaimana kalau ke cafe langganan Carlo saja nggak jauh kok dari sini. "
" Gimana dek?" tanya Calvin pada adik bungsunya.
" Adek mau setuju-setuju saja. Yang penting perut kenyang."
" Sip lah kalau begitu. Yuk berangkat!" ajak Carlo dengan semangat.
" Sebentar dong kak. Adek ambil jaket dulu dikamar. "
" Kakak juga. "
Setelah itu tanpa menunggu persetujuan dari Carlo , keduanya beranjak ke kamar masing-masing.
Clarissa merapikan rambutnya dengan diikat ekor kuda. Kemudian mengganti pakainya dengan pakaian yang lebih sopan.
Setelah siap Clarissa keluar dari kamarnya. Kedua kalanya sudah menunggu di depan.
" Lama amat dek. Katanya tadi mau ambil jaket doang," protes Carlo saat melihat Clarissa mendekati mereka.
" Cewek ma biasa. Kak carlo harus belajar sabar sebelum mendapatkan istri. Siapa tahu kan, nanti istri kakak kalau bersiap lebih lama dari Clarissa. "
" Kok _"
" Sudah nggak usah berdebat. Lebih baik kita berangkat sekarang keburu malam!"
" Siap!" sahut Carlo dan Clarissa dengan kompak.
Mereka bertiga pun keluar dari apartemen. Carlo mengajak mereka ke tempat biasa ia nongkrong bersama teman-temannya.
Ternyata cafe yang mereka tuju merupakan cafe yang sama dengan cafe yang menjadi tempat berkumpulnya Bella dan kawan-kawannya.
Berutung Bella dan Aurora telah pergi , hanya tinggal Rangga , Steven dan Baim. Mereka bertiga masih enggan untuk beranjak dari sana.
" Bukankah itu Clarissa?" tanya Baim begitu melihat Clarissa dan kedua kakaknya masuk kedalam kafe.
Meskipun sudah mengetahui jika Clarissa memiliki dua orang kakak, namun ketiganya memang belum pernah melihat keduanya secara langsung.
Rangga dan Steven turut menoleh kearah pandang Baim. Ternyata apa yang dikatakan oleh Baim benar. Dalam benak ketiganya menerka-nerka siapa dua lelaki yang bersama dengan Clarissa itu.
Kursi yang dituju Clarissa bersama kedua kakaknya berada disamping meja Steven. Steven menoleh ke arah lain agar tidak diketahui keberadaannya. Begitupun dengan Rangga dan Baim.
Sesuai dengan yang diharapkan. Clarissa tidak menyadari jika Steven duduk tidak jauh darinya.
" Mau pesan apa nih kak?" tanya pelayan kafe yang menghampiri mereka.
" Aku chiken fingers , gyudon sama milik tea," kata Clarissa sambil membaca buku menu yang ada di depannya.
" Sama," ucap Carlo dan Calvin dengan kompak.
" Kakak nggak ngopi?" tanya Clarissa sambil menatap kedua kakaknya bergantian.
" Nggak lah dari pada nanti malam begadang, " jawab Calvin.
" Betul tuh yang diucapkan kak Calvin."
" Itu saja kak."
" Baiklah... Mohon tunggu sebentar," ucap pelayan itu dengan ramah.
Pelayan itu pun meninggalkan mereka. Sambil menunggu makanan datang mereka berbincang-bincang.
Di kursi sebelah Steven, Rangga dan Baim batu tahu jika kedua lelaki itu kakak Clarissa. Namun mereka jadi bingung, bukankah menurut Bella tadi Clarissa lagi shoping bersama mamanya?
" Kamu nggak pengen pulang dek? Sudah seminggu lebih loh kamu tinggal di apartemen kak Calvin. "
Deg!
Lagi-lagi ucapan Clarissa membuat steven dan kedua temannya terkejut. Ternyata Clarissa tidak tinggal serumah dengan Bella. Mereka tidak menyangka jika mereka dibohongi oleh Bella.
" Malas deh kak. Enakan tinggal di apartemen," jawab Clarissa dengan santai.
" Sepi loh dek... Nggak ada kamu di rumah. Apalagi kak Calvin juga ikutan nggak pulang," ucap Carlo yang mencoba membujuk Clarissa agar mau pulang ke rumah.
" Memangnya kak Carlo senang gitu ngeliat papa marah-marah setiap hari. Kasihan atuh kak. Apalagi papa punya riwayat darah tinggi. " Clarissa memberi alasan yang cukup masuk akal.
" Kamu sih, muda banget terpancing sama ulah Bella. Sudah tahu papa tuh sayang banget sama tu anak. "
Deg!
" Kok papa nggak kayak dulu lagi ya kak? " tanyanya dengan murung.
" Sudahlah... Kamu harus tau bahwa papa punya tanggung jawab besar buat jagain tuh anak. Apalagi disini cuman kita yang menjadi saudaranya. "
" Clarissa tahu itu kak. Tapi Cla sekarang jauh banget ama papa. Apa-apa Bella. " Clarissa mengatakan hal itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Calvin dan Carlo bingung mau menimpali bagaimana. Apa yang diucapkan oleh Clarissa memang benar.
Pelayan datang dengan membawa pesanan mereka. Tidak ada lagi percakapan saat makan.
" Kakak sudah sering kesini?" tanya Clarissa saat pelayan sudah meninggalkan mereka.
" Sering sih tidak. Beberapa kali teman-teman ngajak nongkrong disini. Nggak usah khawatir soal rasa. Aku jamin kalian ketagihan," jawab Carlo dengan sungguh-sungguh.
" Masak? "
" Nggak percaya? Coba aja kamu rasakan."
Clarissa mulai memasukkan satu sendok gyudon kedalam mulutnya.
" Gimana? " tanya Carlo meminta pendapat Clarissa.
" Enak... Gurih... Bumbunya juga pas, tapi... "
" Tapi apa? "
" Kurang pedas."
" Kan tinggal nambahin sambal dek, gitu aja kok repot."
" Sudah... Selesaikan makan kalian. Biar kita cepat pulang."
" Kok pulang kak?" protes Clarissa tak terima. Dia berencana mengajak kedua kakaknya untuk bermain terlebih dahulu.
" Kakak masih ada kerjaan dek, " ucap Calvin memberi penjelasan.
" Oke lah kalau begitu, " balas Clarissa dengan murung.
" Jangan murung gitu dong. Kalau pekerjaan kakak tidak banyak, nanti kita main bareng," bujuk calvin dengan lembut.
" Beneran?" tanya Clarissa dengan mata berbinar.
" Kakak janji."
" Jangan lupa ajak-ajak loh! " ucap Carlo memberi peringatan.
" Asyik.... ! "
Clarissa sangat senang. Keinginan sederhana namun membuat hati senang.
Steven dan kedua temannya juga tidak ada yang bersuara. Mereka asyik dengan pikiran masing-masing.
Setelah makanan habis Calvin mengajak kedua adiknya untuk pulang.
Setibanya di apartemen Clarissa langsung masuk kedalam kamarnya. Begitupun dengan Calvin. Sedangkan Carlo harus puas tidur si ruang tamu.
Keesokan harinya Clarissa bangun sejak pagi buta. Setelah mencuci muka dia langsung pergi ke dapur . Menanak nasi sekaligus memasak lauknya .
Bukan lauk yang mewah sih sebenarnya . Dia hanya membuat tumis kacang , telur dadar serta sambal kecap . Semua bahan itu sudah Clarissa beli bersama Rendi waktu itu.
Harumya masakan Clarissa menyebar ke seluruh ruangan. Carlo yang sedang lelap pun langsung terbangun.
Dengan mata setengah terpejam, Carlo berjalan kearah dapur. Namun rasa kantuknya langsung hilang begitu melihat Clarissa sibuk dengan peralatan dapur.
" Kamu masak dek?" tanya Carlo sambil mendekati Clarissa.
" Nggak ... Cla lagi nyanyi. Sudah tahu Cla lagi masak kok masih nanya."
" Biar afdhol gitu."
" Buat apa?"
"..."
" Bingung pasti nih buat jawabnya," sindir Clarissa.
" Siapa bilang kakak sudah kalah. Kakak tuh _"
" Pagi-pagi sudah berisik di dapur. Ngapain sih?"
" Lihat Cla masak kak."
" Kamu bisa masak dek? Sejak kapan?" tanya calvin dengan beruntun.
" Loh kak calvin belum tahu jika nih anak pandai masak?"
Calvin menggeleng mendengar pertanyaan Carlo. Dia memang belum tahu jika adik bungsunya pandai
" Asal kakak tahu aja kue buatan Clarissa enak banget loh! "
" Wah... Kok kakak nggak tahu dek?"
" Jangan dengerin ucapan kak Carlo. Masakan Cla biasa aja kok."
" Ya sudah kalau begitu. Biar kakak coba nanti saat sarapan. Sekarang kakak mandi dulu." setelah itu calvin langsung meninggalkan dapur.
" Aku juga mau mandi kak! "teriak Carlo begitu calvin masuk ke dalam kamarnya.
" Pakai kamar Cla saja dulu. Lagian Cla masih masak, " ucap Clarissa memberi saran.
" Oke! "
Selesai masak, Clarissa meletakkannya di atas meja makan. Sambil menunggu sang kakak bersiap, dia juga mencuci semua peralatan dapur yang sudah ia gunakan.
" Sudah dek, " ucap Carlo yang sudah keluar dari kamar Clarissa.
" Oke!"
Clarissa meninggalkan dapur dan masuk kedalam kamarnya. Setelah itu mempersiapkan seragam yang akan ia pakai. Lalu masuk kedalam kamar mandi.
Dengan memakai seragam baru , Clarissa nampak berbeda dari hari-hari biasanya . Jika sebelumnya rok yang ia pakai sampai di atas lutut , sekarang panjang hingga mata kaki .
" Perfect!"
semoga apa yang di rencanakan bela berbalik ke dia biar tau rasa
up up uup
crazy uup dong thor 😷