NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:533
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mata-mata

"Domo sudah memastikan, dia orang yang sama" ucap Firzan menyodorkan tabletnya memperlihatkan foto seorang lelaki ke hadapan Hanif.

"Ada yang menarik?" tanya Hanif

"Bang Darwin sudah cek. Namanya Hadi, disersi dari TNI karena memukuli sepasang suami istri sampai koma" ucap Firzan

Hanif menatap Firzan menunggu lanjutan informasinya

"Keluar dari penjara dan TNI dia kerja serabutan, sampai 16 tahun lalu dia bekerja sebagai security di rumah Saleh Bardi" Hanif mengernyit mendengar keterangan Firzan

"Yap bos orangnya Halima dan Saleh. Sudah enam tahun ini tidak bekerja lagi di rumah mereka. Hadi entah kerja sebagai apa. Tinggalnya pindah-pindah. Tapi yang jelas dia banyak melakukan pekerjaan kotor keluarga Bardi sejak lebih dari sepuluh tahun lalu. Meski kerja untuk semua keluarga inti Bardi, entah kepada siapa dia loyal, nyonya Halima atau suaminya. Dan kemunculannya kali ini kebetulan terdeteksi kita berkat Domo. Jadi pasti ada yang sedang dikerjakannya"

"Dia punya skill, kita harus cari orang yang sebanding untuk bisa mengikutinya" ujar Hanif

"mas Gareng bos. Kata Domo Mas Gareng dan Hadi tidak saling kenal, tapi Gareng tahu kalau dia salah satu pentolan perguruan beladiri Di Garut. Perguruan itu dulu milik almarhum teman mas Gareng" jawab Firzan yakin

"Apa kira-kira Gareng mau?" tanya Hanif

"pasti mau bis, dia sudah bosan kerja tapi gajinya tak pernah naik"

"Kalau gitu atur, pastikan jangan sampai ketahuan. Dia bukan orang sembarangan " ucap Hanif mengingatkan

****

Nani merebahkan diri di kasurnya yang empuk. Hasil merogoh tabungannya demi tidur yang nyaman. Hanya kasur tiga juta rupiah tapi bagi dia cukup lumayan menguras kocek. Suka tidak suka dia harus mengirimkan uang untuk ibu dan adik tirinya. Meskipun ibunya sama sekali tak perduli dan meninggalkannya begitu saja, tetap saja ketika ibunya hampir mati dipukuli suaminya , Nani tidak tega.

Bi Inah juga mengingatkan bahwa seburuk ya dia tetaplah Ibu, jadi tak masalah kalau harus membantu kirim uang, asal dibatasi. Dan benar saja adik tirinya persis bapaknya. Memukuli ibunya hanya karena minta dibelikan barang seperti handphone, motor dan lainnya. Tentu saja karena tahu Nani akan memberikan uang daripada melihat ibunya disiksa. Padahal Bi Inah dan mang Burhan yang merawat dan membiayainya malah tak pernah minta sepeserpun uang.

Nani bertahan memberi uang sampai adik tirinya itu lulus beberapa bulan lalu. Nani pulang kampung, membawa ibunya ke Jakarta lalu membawanya ke sebuah panti jompo swasta di Solo. Dia tak sudi harus terus memberikan uang buat adik tirinya yang brengsek karena ibunya tetap tak bisa menikmati uang yang dia kirim. Bapaknya masih ada, jadi biar saja diurusnya. Bi inah bahkan tak tahu dimana mantan istri almarhum adiknya berada karena Nani merahasiakannya. Dan sekarang uangnya lebih bermanfaat untuk membayar kehidupan ibunya dengan sejahtera di panti Jompo sana.

Ibunya tak diberikan ponsel dan dia hanya bisa berkomunikasi dengan dirinya dan Sahabatnya saat kuliah yang kebetulan relawan di panti tersebut melalui pengawas. Dibantu sahabatnya Nani menjelaskan kondisi ibunya supaya jangan sampai bisa bertemu atau berhubungan lagi dengan mantan suami dan anaknya. Rina, sahabatnya membantu mengawasi dan sering menemani ibunya saat bertugas, bahkan dia didampingi psikolog untuk melepas rasa takut dan keterikatan dengan mantan suaminya. Meski awalnya berontak dan selalu ingin pulang, akhirnya ibunya bisa kerasan. Hidup dalam siksaan dan ketakutan tentulah tak enak. Bisa makan enak dan tidur nyenyak tanpa takut tiba-tiba ditendang adalah sebuah berkah. Dan akhirnya ibunya paham

Jangan tanya adik tirinya dan mantan suami ibunya itu. Mereka meneror Nani yang tak memperdulikannya. Nani tidak punya hubungan dengan mereka, bahkan dia dibuang ibunya demi mereka. Jadi masa bodoh. Hanya saja demi keamanan Nani mulai belajar beladiri sejak beberapa bulan lalu.

Saat Nani mengira musuhnya dalam hidup cuma kedua orang itu, kini dia disadarkan bahwa ada orang lain yang diam-diam memusuhinya. Padahal dia cuma ingin kerja dan hidup tenang. Tapi berhubungan dengan laki-laki dan kekayaan itu memang sering bikin manusia jadi tak masuk akal.

"hih.." Nani menghembuskan nafas kesal mengingat kejadian tadi sore. Andai mbak Endah tak mengatakannya mungkin dia tak akan tahu dan sadar. Tapi yang lebih penting adalah, bagaimana bisa orang itu yang Nani asumsikan adalah Karin tahu saat dia ke ruangan Hanif. Ada kemungkinan dia kenal dengan salah satu asisten atau sekretaris direksi. ruang para komisaris ada di lantai yang berbeda.

Nani teringat ucapan Firza di lift untuk memilah kata dan pembicaraan karena banyak yang mendengarnya Bahkan Firzan meminta apa yang paling penting dari yang harus Nani sampaikan ditulis di selembar kertas. Itu berarti mereka tahu kalau mereka diawasi.

Nani bukan orang yang paham betul konflik mereka, Tapi dia tahu sejarah Hanif disana dan memperkirakan intrik yang terjadi. Nani juga tahu rahasia yang entah Hanif atau Firzan juga mengetahui atau tidak, tapi kemungkinan besar Hanif justru yang paling tahu. Nani tahu Hanif sudah antisipasi, tapi entah Karin memang naksir Hanif betulan atau tidak, Nani merasa Hanif dan Firzan perlu diberitahu. Jika ada yang membocorkan hal sepele pada staf biasa, maka bisa jadi rahasia yang ada di lantai itu juga sampai ke telinga Karin atau yang lain.

Nani akhirnya membuka ponsel lalu mengirimkan pesan pada Firzan. Beruntung saat itu Firzan memberikan nomor ponselnya.

^^^"Pak Firzan, cuma mau bilang. Ada gosip saya dengan pak Hanif karena ada yang tahu saya ke ruangannya"^^^

Hanya itu pesan yang dikirimkan Nani kepada Firzan. Dia yakin Firzan lebih paham maksudnya dari sekedar laporan gosip.

***

Firzan membaca pesan yang dikirim Nani padanya. Tak lama dia memberitahu Hanif.

"Bos, pesan dari Nani. Tapi sepertinya dia bermaksud memperingatkan kita adanya telinga dan mulut usil di lantai kita" ujar Firzan menunjukan ponselnya pada Hanif yang langsung membaca pesan dari Nani.

"Hmmm.. Sepertinya kita kurang memperhitungkan para kaki tangannya. Tingkatkan pengawasan Fir" perintah Hanif

"Siap"

"Nani punya kedekatan dengan Hana, dia salah satu orang yang tahu apartemen Hana selain aku dan Bi Inah serta mang Burhan. Hana dulu menyewa apartemen lain di tower yang sama atas nama orang lain yang diakui temannya. Sopirnya hanya tahu Hana ke apartemen temannya itu setiap antar kesana. Padahal temannya sudah lama tinggal di luar negeri dan jadi wna" ucap Hanif

"Nani juga paham saat saya kasih instruksi sebelum ke ruangan. Sepertinya Nani tahu lebih banyak dari yang kita kira" ucap Firzan menganalisa

"Bisa jadi, Hana tidak punya banyak teman dekat. Mungkin Nani itu yang paling dekat karena dia percaya, terutama karena Nani ini keluarga Bi Inah" ucap Hanif menambahkan

" Betul bos, saya aka coba cari tahu sendiri nanti bos"

"Good, kamu kerjakan sendiri aaja ini. Supaya makin sedikit yang tahu " perintah Hanif.

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!