Follow FB Author : Novel by Anny/ Anny Djumadi
Penyesalan selalu datang belakangan. Inilah yang berlaku buat si cantik Anggita. Karena percaya dirinya yang terlalu tinggi dia berusaha menggapai cinta Byantara, seorang CEO yang dingin dan kejam. Anggita berpikir dengan segala yang dimilikinya dia akan membuat Byantara akan mencintainya suatu hari. Tapi apa yang terjadi ketika ayah Byantara yang selalu menginginkan Anggita sebagai menantunya itu akhirnya meninggal? Anggita sama sekali sudah tidak memiliki orang yang berpihak padanya. Anggita harus pergi dari kehidupan Byantara bahkan membawa benih yang tidak pernah diakui Byantara.
Bagaimana perjalanan hidup Anggita selanjutnya? Buat yang penasaran ayo lanjut baca, ditunggu dukungan komentar, like dan votenya.
Semoga terhibur selalu, walau ceritanya akan menguras emosi🤭🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anny Djumadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai mencurigai Theo
Suara ketukan pintu membuat Byantara sadar dari lamunannya. "Masuk!", ujar Byantara.
Tampak Theo yang membuka pintu segera datang menghampiri Byantara dan langsung duduk di kursi depan Byantara.
"Ini! Semua permintaan mu sudah ku bereskan. Kuharap kalau kau mau memberikan tugas lagi tunggu hari Senen saja!", protes Theo yang menaruh file di atas meja Byantara. Theo merasa Byantara tidak berhenti memberikannya tugas untuk kerjasama mereka yang baru itu. Theo tahu kalau Byantara berniat membuat usaha itu menjadi besar, tapi gara-gara itu Theo merasa sudah lama dia tidak sempat mengunjungi Anggita dan Benji, padahal Theo sudah merasa kangen.
"Kau kan masih single, apa salahnya bekerja keras terus. Aku yang sudah mempunyai istri saja lebih banyak berada di perusahaan dari pada di rumah", cemooh Byantara.
"Kau berbeda Byan, kau tentu bisa fokus hanya kerja di perusahaan, kau tidak punya masalah apapun, apalagi istri mu yang sekarang juga punya kesibukan sendiri. Sedangkan aku, kau tahu sendiri kalau ibu ku berada di rumah sakit sudah lama dan belum bisa dibawa pulang karena saluran darah ke otaknya tersumbat dan menunggu waktu yang tepat untuk operasi", ujar Theo mengeluh.
"Makanya aku akan berusaha memajukan usaha kita yang sekarang, kau menurut saja pada ku, aku akan buat usaha kita itu jadi besar dan saat itu bukan hanya aku saja, kau pun akan menikmati hasilnya", janji Byantara.
"Aku tahu kalau kau memang baik pada ku Byan, tapi hari ini adal hal penting yang akan ku lakukan”, ujar Theo sambil memandang ke arah Byantara. Perlahan ada rasa bersalah pada hati Theo, Byantara sebenarnya cukup baik padanya dan sering membantu usahanya dengan menyuntikkan dana. Theo tidak tahu apa yang akan terjadi kalau Byantara mengetahui perbuatannya, apalagi kalau Byantara sampai mengetahui dia sudah membantu Anggita, dan menyembunyikan keberadaan Anggita dan Benji.
Tapi aku tidak bersalah, salahkan saja dia yang terlalu kejam pada Anggita, pikir Theo menenangkan dirinya sendiri.
********
"Baiklah, untuk Minggu ini aku membebaskan mu Theo. Memang kau mau ke mana? sepertinya penting sekali?", tanya Byantara.
"Aku hendak mengunjungi teman ku yang sudah lama berada di New Zealand, baru-baru ini dia pulang ke Indonesia", ujar Theo yang memang sudah mendengar kepulangan Samuel, tapi dia belum sempat mengunjungi Samuel karena kesibukannya.
Karena itu Theo berencana mengunjungi Anggita dan Benji, sekalian bertemu dengan Samuel.
"Apakah aku mengenalnya?", tanya Byantara.
"Sepertinya tidak Byan, karena dia sudah lama berada di New Zealand. Aku berteman akrab dengannya dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama, tapi setelah itu dia sudah berada di luar negeri dan kami hanya berhubungan melalui Video Call. Hanya saja dia suka meminta tolong aku menjenguk neneknya yang tinggal seorang diri sejak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Mungkin kau mengenal neneknya, karena neneknya termasuk salah satu pebisnis perempuan yang terkenal, cuman sudah pensiun beberapa tahun yang lalu", ujar Theo menjelaskan.
"Memang siapa neneknya?", tanya Byantara.
"Nenek Tang, pemilik perusahaan Tang", ujar Theo.
"Ya, rasanya aku pernah mendengar namanya sih", sahut Byantara mengangguk.
"Aku ingin bertanya suatu hal pada mu Theo, menurut mu sebetulnya Anggita itu perempuan yang seperti apa?", tanya Byantara yang membuat Theo kaget dan sempat terdiam beberapa saat dan tidak bisa menjawab.
********
Kok Byantara seperti tahu saja kalau aku akan mengunjungi Gita, mengapa dia bisa tiba-tiba menanyakan tentang Gita?, pikir Theo curiga.
"Mengapa kau bertanya pada ku? Bukankah kau harusnya yang lebih bisa mengenalnya, karena boleh dibilang kalian itu besar bersama, bahkan kalian pernah menikah walaupun berakhir dengan perceraian. Sedangkan dulu aku ingin mendekatinya saja tidak kau ijinkan, bagaimana aku bisa lebih mengenal Gita daripada kau?", sindir Theo langsung.
"Baiklah kalau begitu, sekarang aku mau bertanya lagi pada mu, menurut mu kira-kira Anggita bisa pergi ke mana? Mungkinkah Anggita sudah berada di luar negeri? Tapi rasanya tidak mungkin", ujar Byantara sambil menebak-nebak.
"Aku merasa aneh dengan mu Byan, bukankah kau sudah menceraikan Anggita? Mengapa kau sekarang mencarinya lagi? Lagipula bukankah kau sudah menikah dengan Sella? Harusnya kau lebih memperhatikan istri mu daripada mencari bekas istri mu. Dia kini bukan siapa-siapa mu lagi! Biarkan Gita bebas, kasihan Gita", ujar Theo yang kelepasan bicara. Theo merasa khawatir karena akhir-akhir ini Byantara mulai sering membicarakan Anggita.
"Kalau kau tidak tahu , jawab saja tidak tahu! Aku kini malah merasa aneh pada mu, mengapa setiap aku membicarakan masalah Anggita, kau sepertinya marah? Memang apa hubungan mu dengan Anggita?", tanya Byantara yang akhirnya terbawa emosi, karena Theo selalu menjawab ketus setiap dia menanyakan masalah Anggita.
"Maafkan aku Byan, mungkin aku sedang banyak masalah jadi gampang terbawa emosi. Maaf kalau aku menyinggung perasaan mu. Aku hanya merasa kasihan saja pada Anggita, itu saja, tidak lebih. Apalagi kau kan tahu kalau aku dulu menyukainya, jadi aku merasa kasihan padanya ketika kau menyia-nyiakan dia! Kadang aku sering menyesalkan mengapa dulu kau tidak mengijinkan aku mendekati Gita", ujar Theo yang tanpa sadar mengeluarkan isi hatinya selama ini, tapi saat dia sadar kalau dia sudah salah bicara sudah terlambat.
Byantara dengan wajah tanpa ekspresi hanya mengibaskan tangannya, memberi tanda kalau Theo sudah bisa keluar dari ruangannya dan tidak mau bicara lagi.
Theo langsung beranjak dari kursinya. "Aku permisi dulu, maaf kalau kata-kata ku ada yang salah tadi", ujar Theo mengalah, dan melangkah menuju keluar. Tapi Theo merasa sakit hati, dia merasa hanya seperti seekor an*jing saja, yang kalau dipanggil langsung datang, kalau diusir langsung pergi.
Beginilah kalau nasib orang yang kalah duit dan kekuasaan, entah sampai kapan aku bisa mengimbangi Byan, saat itu aku sudah tidak perlu menunduk-nunduk padanya lagi, keluh Theo yang merasa kecewa dengan nasibnya.sendiri.
*********
Setelah Theo keluar dari ruangan Byantara, Byantara langsung memanggil Robby asistennya.
"Ada apa Tuan Byantara?", tanya Robby.
"Kau coba suruh orang untuk menyelidiki Theo, aku merasa kalau sikap Theo akhir-akhir ini mencurigakan! Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dari ku!", ujar Byantara.
"Baik Tuan, aku akan suruh orang kita untuk segera mengikuti Byantara, dan kalau ada hasilnya saya akan segera melaporkannya pada Tuan", ujar Robby.
"Baiklah, laksanakan dengan baik dan jangan sampai Theo curiga. Dan ini file hasil kerjanya, coba kau periksa, apakah ada yang mencurigakan?", instruksi Byantara pada Robby sambil memberikan file yang tadi diserahkan Theo.
Robby mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan Byantara untuk melaksanakan tugasnya.
**********
Sebenarnya sejak kapan Sella menjadi akrab dengan Theo? pikir Byantara. Sebetulnya belum lama ini tanpa sengaja Byantara sempat melihat Sella dan Theo yang sempat berbincang lumayan lama di dekat lift. Sebenarnya bukan hal yang aneh kalau mereka hanya sekedar menyapa, tapi Byantara bisa merasakan wajah Theo yang terlihat tegang saat berbicara dengan Sella.
Terkadang Byantara suka melihat kinerja karyawan nya lewat CCTV yang terpasang dan dapat diakses melalui komputer di ruangannya. Dan hari itu tanpa sengaja Byantara menyaksikan pertemuan Theo dan Sella di depan lift.
Sebetulnya Byantara sudah melupakan hal itu, sejak dia mulai memikirkan Anggita kembali. Tapi tindakan Theo yang sering ketus padanya akhir-akhir ini akhirnya membuat Byantara merasa curiga, sebetulnya ada rahasia apa yang sudah disimpan temannya itu.
Bersambung...........
.
emang iblis
novel kalian ku akui bagus tapi sangat2 tidak adil dan egois
ini buktinya
*pelakor kalian laknat dan binasakan tapi pebinor kalian puja2 dan semua perbuatannya kalian benarkan, padahal faktanya samue dan The banyak melakukan kesalahan fatal dan licik, samuel mendekati istri orang hingga membuat fitnah dan salah paham (aslinya samuel dan theo biang masalah) licik, bersikap baik dan menolong punya maksud licik ingin membuat salah paham dan akhir bisa mendekati istri orang (buktinya samuel dan theo melakukanya)
*intraksi suami dengan wanita lain kalian laknat dan pandang menjijikan tapi intraksi istri dengan pria lain kalian bela dan benarkan dengan alasan nolong lah, padahal faktanya samuel tidak ikhlas bantu Gita, sampai ada maunya, samu licik ingin membuat rumah tangga Gita hancur dan dia bisa merebut Gita
*kesalahan byan semua sudah pasti tau, dan kalian tegas itu kesalahan fatal dan kalian buat byan dapat karma, dia menyesal, dan berjuang sangat keras untuk mendapat kesempatan (adilkan) tapi ini semua kesalahan Gita kalian tutup mata dan kalian benarkan semuanya
binatang aja ada yg punya hati lho
apa Gita akan tenang2 aja krn merasa itu sbg perhatian Byan ?
padahal itu sudah pelecehan ....
hadeeeuuh ... Gita ini banyak banget dilecehkan yaaa ... tp krn Byan yg melakukan, jd dianggap oke2 aja ....
gedeg banget sama sosok Byan ... dan pada akhirnya Byan pun bahagia krn pelecehan2 yg dilakukannya berhasil membuat Gita menjadi istri ....
dan Gita sbg orang yg dilecehkan pun tersenyum bahagia ...
huehuehe ....
udah tindakannya malam itu melecehkan Gita ...
trus pertanyaan "anak siapa" ... itu juga pertanyaan melecehkan .... dlm arti, dia menganggap Gita wanita yg tidur dgn banyak laki2 ...
hadeeeuuuh .... dan Gita tetep santai aja ... "cuma marah sebentar" ... dan trus luluh ... 🤦♀️
gak ada ucapan terimakasih ?????
ck..ck..ck...
beneran Byan ini manusia gak ada akhlak ya ...
dan ternyata manusia spt itu yg dipilih Gita ...
gak ada empatinya liat kondisi Gita ... cuma gara2 cemburu sama Samuel ...
gak ada terimakasih nya juga ke Samuel .. padahal udah dibantu ..
beneran pengen Byan tuh sengsara deh ...