calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebaya KW
Hai,Risna!" panggil tante Ana membuatku menoleh ke sumber suaranya.
Kulihat wanita itu tampak anggun dengan kebaya mewah dan menenteng tas branded. Aku ingat, tas itu dibelinya dengan harga 200 juta hanya untuk di pamerkan pada teman arisannya.
"Tante disini?"
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak mendapati paman Riko. Sempat berpikir bahwa mereka sengaja datang untuk menemaniku wisuda menggantikan ibuku yang tidak bisa datang.
Sayangnya aku salah. Kehadiran seseorang yang memakai kebaya senada dengan tante Ana mengingatkanku bahwa wanita itu juga punya keponakan yang juga kuliah di tempat ini. Hanya saja beda fakultas denganku.
Namanya Rani. Dia siswa transferan dari jakarta baru setahun ini karna merasa lebih nyaman berkuliah di kota tempat tantenya tinggal.
Meski Rani sendiri tidak tinggal dengan tante Ana, tapi hubungan tante Ana dan keponakannya itu sangat dekat.
Bahkan Rani pernah sangat cemburu ketika tante Ana membuat pesta besar -besaran untuk pernikahanku.
Sekarang dia pasti merasa sangat bersyukur setelah melihatku dipermalukan di pesta pernikahan itu.
"Paman tidak ikut datang, tante?" tanyaku basa-basi. Sekalian ingin tahu kabar pamanku itu.
"Pamanmu itu harus jaga toko,lha!" sahut Rani.
Aku jadi kasihan pada pamanku itu. Pasti dia juga selalu tertindas di rumah tangganya.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau datang sendiri?" Rani balik menanyaiku
"Aku datang bersama suamiku," jawabku seadanya.
"Dimana ibu mu? Dia tidak datang?" tante Ana ikut menyahut.
Aku menggeleng. Pasti wanita ini sudah tahu tapi pura-puranya masih bertanya saja.
"Oh, Aku baru ingat. Riko blang ibumu tidak akan datang karna ada hajatan di keluarga suaminya. Sepertinya dia kecewa karna pernikahanmu yang berantakan itu,jadi sekarang lebih mementingkan keluarga barunya."
Tuh 'kan? Aku sudah mengiranya sejak tadi. Wanita ini selalu punya ide untuk mencubit perasaanku.
Menutupi hatiku yang sudah gundah di kata sudah membuat ibu kecewa, aku mengulas senyum padanya.
"Iya, tante. Risna bisa mengerti itu. Tidak apa kok, aku datang bersama suamiku sudah cukup," ucapku menahan diri dan berusaha sekecil mungkin menghindari perdebatan.
"Haha, suami sopir truk mu itu ya?" tukas tante Ana dengan nada meledek.
Aku tidak berniat berlama-lama dan segera meminta diri saja dari pada semakin dikuliti oleh tante dan keponakannya itu.
Namun, Rani menghadang ku dan memperhatikan kebaya yang ku pakai dengan begitu terkejut.
"Oh my god! Kau pakai kebaya dari butik Alex Go?" Rani sekali lagi memeriksanya.
"Yang benar?" tante Ana malah ikut-ikutan memeriksanya.
Entalah mengapa mereka sebegitu nya. Apa menurut mereka, aku tidak berhak memakai gaun yang branded ini?
"Tidak mungkin, kau pasti membelinya online dan ini adalah barang KW." Rani membuat kesimpulan sendiri.
"Hmm, benar itu. Mana bisa sopir truk mu itu beli gaun yang sebagus ini," sahut tante Ana.
"Terserah kalian saja!" ujarku malas meladeni dua wanita ini.
Aku tahu Rani memiliki gengsi yang tinggi seperti tantenya, sangat mengutamakan penampilan dirinya. Mereka juga penyuka segala barang mewah dan tidak mau ketinggalan dengan fashion ternama.
Lalu, saat ini melihatku berpenampilan lebih elegan, mereka yang merasa berduit dan orang kaya sungguh tersinggung.
"memalukan sekali, tidak punya uang jangan sok beli gaun KW. Malah di tertawakan orang kamu!" tante Ana mengolok ku.
"Kita viral kan saja, tante. Biar bisa di notif langsung sama pemilik desain gaunnya.
Rani dengan segera menyorotkan ponsel ke arahku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa membiarkan Rani dengan sangat percaya diri mengambil gambarku lalu katanya hendak memviral kan ku.
Aku tidak lupa, Rani adalah salah satu influence di media sosial dengan konten live style hidupnya yang mewah. Herannya konten hidup mewahnya itu sukses membuatnya diikuti jutaan follower. Mereka bahkan menjuluki Rani sang crazy rich karna sering pamer barang mewah.
" You see? Ini menarik sekali klau yang punya brand Alex Go sampai berkomentar. Channel ku pasti ramai." Rani terlihat sangat kesenangan menemukan ide itu.
Kutarik napas dalam untuk menahan diriku. Suka-suka mereka saja. Toh aku juga tidak perduli dengan semua itu. Mau dikatain pakai gaun Kw atau asli, bukan masalh bagiku. Yang penting aku tidak melakukan hal buruk yang menyakiti orang.
"Permisi..." suara Rizal,terdengar dari belakang punggungku. Dia langsung mendekati dan merangkulku. Aku merasa lega sekali dewa penyelamatku akhirnya datang juga.
"Selamat siang,tante. Apa kabar?" sapa Rizal dengan tetap tamah pada orang yang selalu menghinanya itu.
" Hmm. Nasehati istrimu. Dia harus sadar hanya menikahi sopir truk. Jangan hanya mengikuti gengsi ingin terlihat luar biasa, lalu dengan memalukan nya memakai gaun kw milik desainer dan artis ternama. Bisa marah lho pemilik brand-nya."
Rizal melirikku dan menahan senyumnya. Lalu dengan santai berkat. "Desainernya tidak akan marah, tante. Dia justru akan bangga karna gaun yang mirip karyanya dipakai wanita secantik dan se anggun Risna." Rizal justru memujiku di hadapan dua wanita yang tidak terima dengan penampilanku itu.
Setelah mengucapkan hal itu, Rizal menarik lenganku dan mengajakku jauh.
"Tadi ku blang tunggu aku, kenapa kau malah kluyuran tidak jelas? Aku cari-cari kamu lho sejak tadi." gerutunya seolah memarahi anak kecilnya yang tambeng.
"Iya, maaf. Disana tadi panas. Jadi aku pindah kesini," ujarku mengambil alasan itu saja agar Rizal tidak khawatir.
"Angkat panggilan atau balas pesan kan bisa. Apa coba fungsi ponselmu?" masih Risal Sebal.
Aku baru menyadari bahwa ponselku aku setting mode silent. Lalu melihat Rizal secemas itu aku jadi merasa bersalah.
Aku tidak mengerti kenapa Rizal secemas itu. Hanya menduga saja bahwa saat ini kami ada di kampus di mana mas Genta bisa jadi juga ada di tempat ini. Riza pasti tidak menyukaiku bertemu dengan nya.
Nonsens. Pria itu tidak akan datang. Sindy sendiri yang mengatakan waktu itu.