Alexandra (Simpanan Bos)

Damian segera menarik tangan Sandra, menjauh dari tempat itu karena mata pria-pria itu yang tidak bisa dikondisikan lagi. Menatap lapar pada Sandra. Sandra hanya tersenyum simpul, dia sangat senang dengan kecemburuan Damian.

Mereka sudah berada di tepi pantai, Damian dan Sandra saling berpelukan kemudian berciuman cukup lama. Di bawah hamparan langit dan suasana sore yang hangat.

Ciuman mereka terlepas. Kemudian Sandra mengalungkan tangan pada leher Damian. Saling menatap penuh cinta. Cinta yang baru disadari oleh Damian.

"Saya sangat bahagia."

"Saya lebih bahagia lagi, bos. Cinta saya tidak lagi bertepuk sebelah tangan. Kau membalas perasaanku."

Damian mengangguk. "Iya, saya baru menyadarinya saat Papa mertua saya sangat menyukaimu. Ternyata saya tidak bisa kehilangan dirimu setelah apa yang telah kita lewati bersama. Kau tidak berpikir lagi 'kan untuk pergi dari sisiku?."

"Tidak, tidak akan. Saya akan selalu di sisimu, bos."

Lantas keduanya kembali tersenyum lalu berpelukan. Mereka berjalan mendekati air. Air itu telah menyentuh kaki mereka, keduanya bermain air sampai mereka puas dan pakaian menjadi basah. Sebuah ide gila pun terlintas di dalam benak Damian lalu dia membisikkannya di telinga Sandra.

"Saya mau bercinta di sini bersama dirimu."

Sandra terbelalak. "Ini tempat terbuka, bos. Mana bisa kita di sini..."

Cup

Seperti yang sudah-sudah Damian sangat senang membungkam mulut Sandra dengan bibirnya. Ciuman terjadi sangat dalam dan penuh gairah. Penolakan Sandra tidak ada artinya dibandingkan hawa nafsu yang menggulung jiwa Damian.

Tubuh Sandra melayang kala Damian menggendong lalu memutarnya setelah ciuman mereka terlepas.

Sandra berteriak kencang sembari mengatakan kata cinta pada bosnya. "I love you, bos."

Damian tersenyum lalu membalas ungkapan cinta Sandra. "I love you too, Sandra."

Tubuh mereka terjatuh, Damian menindih tubuh Sandra. Mereka kembali berciuman, lidah dan bibir mereka saling mengabsen setiap inci tubuh mereka. Damian sudah mabuk kepayang dan Sandra terlena hingga mereka melakukan penyataan di bibir pantai.

Bercinta di tempat terbuka ternyata menghadirkan sensasi yang sangat luar biasa, rasanya jauh lebih nikmat dari biasanya bagi keduanya. Damian menembakkan benihnya di dalam rahim Sandra, seperti yang sudah sering dilakukannya.

Sandra dan Damian segera mengenakan pakaian mereka lagi, angin di panti sudah mulai terasa dingin hingga menusuk tulang mereka. Mereka berlari sembari bergandengan tangan menuju mobil.

"Kau kedinginan tidak?."

Sandra meringis menahan hawa dingin. "Sedikit."

"Mau saya hangatkan di sini?."

Sandra menggeleng tapi Damian sudah merebahkan tubuh Sandra, mengikuti tempat duduknya.

"Apa di sini aman?."

"Hmmm, sangat aman."

Sandra kembali pasrah di bawah kungkungan Damian, bibir itu langsung menyasar area dadanya. Ujung dada itu mencuat begitu menantang, mulut Damian pun sudah menghisapnya kuat silih berganti. Suara desah Sandra memenuhi ruangan di dalam mobil, mulai bersahutan dengan Damian.

Setelah percintaan yang cukup lama dan tubuh mereka sudah kembali hangat keduanya sama-sama mencapai puncak dibarengi suara erangan yang cukup panjang. Malam itu telah banyak mereka lalui dengan penyatuan dan penyatuan hingga setelah mereka tiba di kamar hotel.

Keesokan paginya.

Sandra dan Damian sudah bersiap sarapan di bawah. Setelahnya baru mereka akan meninjau proyek yang sedang berjalan. Kemudian mereka keluar meninggalkan kamar.

Tiba di tempat makan Sandra yang langsung mengambil satu piring nasi goreng dan secangkir satu gelas air putih untuk mereka berdua. Karena Damian sibuk dengan ponselnya. Sandra duduk di sebelah Damian.

"Ayo sarapan, bos."

"Maunya disuapi."

Sandra tersenyum. "Oke."

Lalu Damian membuka mulut kala Sandra memasukkan sendok berisi nasi ke dalam mulutnya. Kemudian Sandra ikut makan juga. Sesekali Damian mencuri cium pipi Sandra. Pemandangan itu jelas terlihat oleh Pak Arya yang hendak sarapan juga di sana tapi dia terdiam. Memastikan apa yang dilihatnya tidaklah salah.

"Apa yang akan dilakukan Noval jika tahu Damian lah yang menjadi kekasih Sandra? Dan Leo sangat kasihan, menerima kesalahan yang tidak dilakukan."

Pak Arya pergi dari sana setelah mengabadikan interaksi Damian dan Sandra.

*

Sandra dan Damian sudah tiba di apartemen setelah perjalanan dari luar kota. Mereka menghabiskan waktu yang mereka miliki selama dua jam sebelum Damian kembali ke rumah karena rengekan manja Aurora. Anak itu begitu merindukan Papanya. Sandra ada dalam pelukan Damian sembari rebahan.

"Meski Aurora bukan anak kandung saya tapi saya sangat menyayanginya."

"Saya mengerti, bos. Dan saya juga pernah merasakan ada di posisi itu."

"Terus sekarang kau masih berhubungan baik dengan Papamu?."

Sandra menggeleng dibarengi wajah sendu. "Sudah tidak lagi semenjak Papa bersama perempuan itu. Entah bagaimana keadaan Papa dan di mana Papa sekarang saya tidak pernah mengetahuinya."

"Pasti kau sangat membenci perempuan itu?."

"Sudah pasti, karena dia sudah merebut kebahagian saya dan Mama."

"Kau membenci Papamu juga?."

"Pada awalnya iya, saya sangat membenci Papa. Tapi saya sadar

"Kau merindukannya?."

"Tentu saja, bos. Walau dia sudah membuat saya dan Mama banyak menangis tapi hati kecik saya sangat merindukannya, menyayanginya sepenuh hati."

Damian mengelus lembut lengan Sandra. "Apa nanti Aurora akan membenci saya?."

Sandra terdiam, menatap ke dalam mata Damian. Dia sudah tahu dengan jawabannya. Damian terlihat sangat sedih jika hal itu sampai terjadi. Mungkin sebagai hidup Damian ada pada Aurora.

"Bos?."

"Apa?."

"Bagaimana kalau Aurora menginginkan dirimu tetap berada bersamanya dan juga Mamanya? Apa kau akan tetap tinggal atau kau tetap akan pergi?."

Kini Damian yang menatap ke dalam mata Sandra, dia melihat ada rasa ingin tahu dan cemas. Dia sadar dia belum bisa memberikan jawaban atas pertanyaannya. Damian juga bingung kalau harus dihadapkan pada hal tersebut.

"Sudah lupakan saja bos pertanyaan saya, sekarang bos harus segera mandi."

Kemudian Sandra segera bangun, menghapus air matanya saat menuju walk in closet guna mengambil pakaian untuk Damian. Sejenak dia menatap dirinya di dalam cermin. Seharusnya dia tidak boleh berharap banyak kepada hubungan yang dibangun atas kesalahan. Dia sudah harus siap jika Damian akan tetap tinggal bersama Aurora dan tidak jadi berpisah dengan istrinya. Dia harus pergi dari hidup Damian dan memberikan kesempatan pada hubungan bosnya dan istrinya.

Terasa sangat sakit, tapi itu pilihan Sandra yang menginginkan kesakitan ini. Keadaan mereka cukup canggung setelah obrolan terakhir mereka. Damian menjadi tidak enak hati karena masih belum bisa menjawab pertanyaan Sandra. Dan Sandra sangat sedih harus menjadi orang yang tidak penting lagi dalam hidup Damian.

"Saya harus pergi."

"Iya, bos."

"Kau baik-baik di sini kalau ada apa-apa segera hubungi saya."

Sandra memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Siap, bos."

Air mata Sandra kembali menetes ketika punggung Damian semakin menjauh dan hilang dari pandangannya.

"Apa rasanya sesakit ini?."

"Tidak akan akan kalau kau menerima cintaku."

Sandra menatap Leo yang sudah berdiri di hadapannya.