“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua puluh Lima
"Hah, dasar wanita konyol, bagaimana mungkin lenganku yang begitu kekar seperti ini bisa langsung terluka hanya karena gigitannya barusan."
Gumam Aris seraya mengelus-ngelus tangannya, yang sedikit demi sedikit mulai menghilangkan rasa sakitnya itu.
"Apa yang kulakukan? kenapa aku melakukan itu?" Gumam Aris lagi.
Saat ini Aris sudah berada di dalam kamar mandinya, dan juga tengah merendam tubuhnya di dalam bathup yang berisikin air hangat. Demi merilexkan tubuh lelahnya karena bekerja seharian.
Sebenarnya Aris bukanlah tipe lelaki nakal yang asal comot mengganggu para wanita cantik manapun. Bahkan selama ini dia mempunyai begitu banyak para penggemar wanita yang tergila-gila padanya, entah itu dari teman arisan mamanya, maupun teman relasi bisnis papanya, yang tanpa sengaja berhasil bertatap wajah dengannya di saat dia berada di luar Rumah. Karena Aris adalah tipe seorang pria yang begitu tertutup dengan dunia luar, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja, dari pada hal tak bermanfaat lainnya. Bahkan Aris bukanlah tipe seorang pria nakal yang hobi ke Bar, maupun menginap ke Hotel bersama perempuan-perempuan bayaran.
Di hatinya hanya ada tersisa 1 cinta yaitu untuk Bella istrinya.
Bahkan dulunya dia sempat mengalami depresi, di karenakan keluarganya yang tak mau merestui hubungan mereka. Gara-gara permusuhan di antara kedua belah pihak keluarganya yang sudah mendarah daging dari jaman nenek moyangnya di dalam dunia perbisnisan itu.
Sampai-sampai Bella dan Aris pun akhirnya harus memutuskan untuk menikah secara diam-diam dari keluarganya.
Tanpa terkecuali hanya rekan kerja Bella dan juga sekertaris kepercayaan Aris lah yang mengetahuinya.
"Kenapa aku jadi suka mengganggu dan menggoda gadis itu?"
Aris terus berpikir akan sikapnya beberapa hari ini.
"Yah mungkin berkat kehadiran gadis itu di sini, aku merasa sedikit terhibur, pasti alasan itulah yang membuatku hobby mengganggunya," Gumam Aris yakin.
Menyedihkan memang nasib seorang Aris.
Selama ini dia memang sering seorang diri saat berada di rumah.
Oleh karena alasan itulah Aris sering memutuskan untuk selalu menyibukan dirinya dengan urusan Kantor, bahkan di saat urusan Kantornya sudah Kelar sekalipun, dia lebih memilih untuk menghabiskan malamnya dengan tidur di sana.
Mungkin saat ini statusnya benar-benar sudah berbeda, walaupun status pernikahan mereka hanya di ketahui oleh segelintir orang saja. Bahkan dulunya mereka sempat merencanakan akan membuat kedua belah pihak keluarganya itu berdamai, demi mengakhiri permusuhan keluarganya yang sudah turun temurun itu.
Namun saat ini Aris sendiri merasa sia-sia dengan semua rencananya itu, pasalnya setelah mereka menikah, istri cantiknya itu justru malah semakin terkenal di dalam bidang profesinya sebagai seorang Model, jangankan menyusun rencana untuk mengurus hal seperti itu, untuk sekedar menemani dia tidur di setiap malam dan juga bercengkerama sebelum tidur pun istrinya itu tak menyanggupinya. Istrinya selalu saja sibuk dengan dunianya sendiri.
Yang semakin lama justru membuat karirnya semakin menanjak berada di ketinggian gunung, bahkan sekedar meneleponnya untuk memberinya kabar saja, sudah sangat jarang.
Aris benar-benar merasa di landa kesepian yang sangat mendalam, oleh karena itulah dia hanya bisa menumpahkan seluruh kerinduannya kepada istrinya itu hanya di saat mereka bertemu.
Sampai-sampai Aris tak perduli lagi dengan kehadiran Ana yang sering memergokinya tengah bermesraan dengan istrinya itu. Karena Aris memang sudah terlalu rindu terhadap Istrinya yang begitu jarang menemuinya itu.
"Apakah aku benar-benar sudah keterlaluan pada Ana?"
Sepanjang Aris berada di dalam kamarnya, dia tak henti-hentinya terus memikirkan masalah yang menimpanya.