NovelToon NovelToon
Izinkan Aku Menyentuhmu

Izinkan Aku Menyentuhmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:100.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Karena sebuah wasiat, Raya harus belajar untuk menerima sosok baru dalam hidupnya. Dia sempat diabaikan, ditolak, hingga akhirnya dicintai. Sayangnya, cinta itu hadir bersama dengan sebuah pengkhianatan.

Siapakah orang yang berkhianat itu? dan apakah Raya akan tetap bertahan?

Simak kisah lengkapnya di novel ini ya, selamat membaca :)

Note: SEDANG DALAM TAHAP REVISI ya guys. Jadi mohon maaf nih kalau typo masih bertebaran. Tetap semangat membaca novel ini sampai selesai. Jangan lupa tinggalkan dukungan dan komentar positif kamu biar aku semakin semangat menulis, terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

"Non, apa tidak sebaiknya Non Raya periksa ke dokter?", Mbok Nah menatap majikannya dengan kekhawatiran yang dalam.

Bagaimana tidak, sudah satu minggu ini Raya tampak lemas dan kurang bersemangat, bahkan saat ini wajahnya saja tampak pucat.

"Sepertinya aku kelelahan lagi, Mbok. Nanti jika kondisiku tidak juga membaik, aku akan ke dokter. Terima kasih sudah merawatku, Mbok", ucap Raya diiringi senyum tipis di bibirnya.

Mbok Nah menganggukkan kepala dan izin pamit dari kamar majikannya itu.

Raya menarik nafas dalam, saat ini dirinya merasa tubuhnya begitu ringkih. Belum lagi rasa mual yang terkadang mengusik dan membuat dirinya semakin tidak nyaman.

"Hallo ... Prita, untuk seminggu ke depan, saya tidak bisa datang ke toko karena kondisi saya yang kurang sehat. Tolong kelola toko dengan baik, saya percayakan sementara sama kamu, ya", Raya menghubungi orang kepercayaannya di toko.

Setelah beberapa saat berbincang di telepon, Raya mencoba memejamkan mata untuk beristirahat. Namun, belum juga dirinya terlelap, rasa mual kembali menyergapnya dan memaksa Raya harus bangun dari tempat tidur. Ia segera berlari menuju kamar mandi.

"Ya Tuhan, kalau begini terus rasanya aku tidak sanggup", batin Raya setelah ia membersihkan area sekitar mulutnya selepas muntah-muntah.

"Benar kata Mbok Nah, sebaiknya aku segera ke dokter", batin Raya lagi.

Raya melirik jam di dinding kamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia bergegas merapikan diri dan segera turun untuk mencari Pak Seno.

"Mbok, aku akan pergi ke dokter, barusan aku muntah-muntah lagi. Tolong panggilkan Pak Seno untuk menyiapkan mobil, kita berangkat sepuluh menit lagi, ya", pinta Raya pada Mbok Nah yang baru saja selesai memotong buah untuk disajikan pada Raya.

"Baik, Non. Oh ya, ini Mbok potongkan buah buat Non Raya biar lebih segar", sebelum pergi dari hadapan Raya, Mbok Nah menyodorkan piring berisi potongan mangga dan melon.

Raya tersenyum tipis, "Terima kasih, Mbok". Ia segera melahap buah potong itu.

Tak lama, Mbok Nah sudah kembali dan mengabarkan kalau Pak Seno sudah siap mengantar Raya ke rumah sakit.

"Non, hati-hati di jalan ya. Semoga hasil pemeriksaannya bagus", harap Mbok Nah masih dengan tatapan khawatir.

Lagi, Raya tersenyum tipis pada asisten rumah tangganya itu, "Iya, Mbok. Do'akan aku, ya. Aku pergi dulu", Raya berlalu dari hadapan Mbok Nah.

Selama perjalanan ke rumah sakit, Raya memilih untuk diam. Ia menyandarkan kepalanya ke kaca mobil dan sesekali melirik keluar, lalu melirik layar gawai di tangannya.

Disaat kondisinya seperti ini, sebetulnya Raya ingin sekali memberitahu suaminya. Apalagi kepergian Ezra sejak tiga minggu lalu masih saja membuat hatinya merasa berat. Tapi seperti biasa, Raya selalu mengurungkan niatnya, dia tidak ingin mengganggu aktivitas suaminya di negara Y.

"Non, kita akan ke rumah sakit mana?", tanya Pak Seno memecahkan keheningan dalam mobil.

Sejak tadi majikannya itu belum memberi tahu rumah sakit mana yang akan mereka tuju.

"Oh, aku hampir lupa memberi tahu Bapak. Kita ke Rumah Sakit Matahari saja, Pak", jawab Raya.

"Baik, Non", mobil yang dikemudikan Pak Seno memutar arah.

Tak lama, mobil itu pun memasuki area parkir rumah sakit. Raya segera turun dari mobil.

"Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa kami bantu?", seorang perawat bagian administrasi menyapa Raya dengan ramah.

"Pagi, Sus. Hari ini ada jadwal dokter umum?", tanya Raya.

"Ada, Bu. Kebetulan dokternya baru saja datang. Ibu mau daftar ke poli umum?".

"Ya".

"Baik, boleh saya minta identitas diri dan informasi keluhannya?", tanya Suster di depan Raya.

Raya segera menyerahkan kartu identitas miliknya, setelah itu ia menyampaikan berbagai keluhan yang selama satu minggu terakhir dia rasakan.

Setelah selesai di bagian administrasi, Suster mengarahkan Raya menuju poli umum. Beruntung, saat Raya tiba di poli tersebut, pasien belum terlalu banyak.

Setelah menunggu antrian, akhirnya nama Raya dipanggil untuk masuk.

"Selamat siang, silahkan duduk", seorang dokter menyambut kedatangan Raya.

"Siang, Dok. Terima kasih", jawab Raya.

"Perkenalkan, saya Dokter Susan. Saya sudah melihat rekap keluhan dan data Anda. Selain keluhan ini, ada keluhan lain?", tanya Sang Dokter.

"Tidak ada, Dok", jawab Raya cepat.

"Baik, mari kita periksa", Dokter meminta Raya untuk merebahkan tubuhnya dan dengan hati-hati dia mulai melakukan pemeriksaan.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Dokter mengajak Raya untuk duduk kembali.

"Apa Anda sudah haid bulan ini?", tanya Dokter Susan.

Raya terdiam sejenak, "Belum, Dok".

"Baik. Kapan terakhir Anda haid?", tanya Dokter Susan lagi.

Raya berusaha mengingatnya, "Sepertinya sekitar satu bulan yang lalu, Dok. Tapi saya tidak ingat tanggalnya karena haid saya tidak teratur", terang Raya.

Dokter Susan tersenyum, "Baik, Bu. Saya sarankan untuk melakukan tes urin, ya".

"Apa ada yang salah dengan kondisi kesehatan saya, Dok?", Raya mulai cemas.

Dokter Susan tersenyum tipis, "Ibu tidak perlu cemas. Tes ini hanya tes sederhana untuk memastikan perkiraan saya saja", terang Dokter Susan tenang.

Raya menganggukkan kepalanya dan Dokter Susan segera meminta Suster yang ada di ruangan itu untuk menyiapkan alat tes urin dan memandu Raya.

Tak butuh waktu lama, Raya mengikuti semua prosedur yang dijelaskan Dokter Susan dengan pendampingan Suster. Meski ia bingung saat menerima test pack di tangannya, tapi Raya tetap melakukan apa yang sudah diinstruksikan.

"Apa iya aku hamil?", batin Raya sambil menunggu hasil test pack itu keluar.

Tak butuh waktu lama, test pack menunjukkan garis dua. Meski garis keduanya tampak agak pudar.

"Ya Tuhan", Raya membelalakkan matanya tak percaya. Tapi menyadari dirinya masih berada di rumah sakit, Raya segera keluar dari kamar mandi dan membawa hasil test pack itu pada Dokter Susan.

Dokter Susan menerima hasilnya, "Perkiraan saya tepat, Bu Raya saat ini tengah hamil. Tapi untuk mengetahui kondisi dan usia pasti kehamilannya, sebaiknya Ibu periksakan langsung ke dokter spesialis kandungan. Apa Ibu bersedia untuk saya bantu buatkan rujukannya ke poli kandungan?", tanya Dokter Susan.

"I ... iya, Dok. Terima kasih", jawab Raya gugup karena dirinya masih tidak percaya dengan hasil test pack tadi.

Tak butuh waktu lama, pemeriksaan Raya di poli umum selesai dan saat ini dirinya sudah mengantri di poli kandungan.

Sedari tadi jantung Raya berdegup kencang. Ia mengelus perut ratanya dengan perasaan yang campur aduk.

"Jika benar aku hamil, berarti di sini ada anakku dan Mas Ezra", batin Raya penuh haru.

Saat Raya sibuk berbicara dengan dirinya sendiri, seorang perawat memanggil namanya. Raya segera masuk ke dalam ruangan.

Di poli kandungan tersebut, Raya diperiksa oleh seorang dokter bernama Dokter Tia. Sang Dokter sangat ramah, ia dengan teliti membaca diagnosa yang sudah diberikan Dokter Susan dan meminta Raya untuk merebahkan diri di brankar.

Dokter Tia mengoleskan gel dingin di perut Raya dan mulai menggunakan alat USG untuk memastikan kondisi rahim pasiennya itu.

"Benar, Bu. Ibu saat ini sedang hamil. Nah, ini adalah bakal janinnya, Bu. Kalau kita lihat di sini, usia kehamilannya sudah masuk enam minggu, ya", terang Dokter Tia. Ia menunjukkan beberapa data yang muncul di layar USG.

Spontan, air mata Raya menetes. Setelah hampir dua tahun menikah, akhirnya dirinya benar-benar hamil.

"Apa perkembangan janinnya bagus, Dok?", tanya Raya penasaran.

Dokter Tia tersenyum tipis, "Ya, sejauh ini janinnya berkembang dengan baik, Bu. Nanti saya akan resepkan vitamin untuk Ibu, ya".

Setelah proses USG selesai, Dokter Tia menuliskan resep untuk Raya. Tak lupa, Sang Dokter juga memberikan beberapa catatan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasiennya selama kehamilan, terutama pada trimester pertama ini.

"Terima kasih banyak, Dok. Saya permisi", Raya menjabat tangan Dokter Tia sebelum ia meninggalkan ruangan itu.

"Sama-sama, Bu. Semoga Ibu dan bayinya selalu sehat dan jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri, ya" pesan Dokter Tia diiringi senyum yang ramah.

Raya membalas dengan senyuman yang juga tak kalah ramah. Hatinya begitu bahagia saat meninggalkan rumah sakit itu.

Sepanjang perjalanan pulang, Raya terus mengelus lembut perutnya, "Nak, Ayahmu pasti senang kalau dia tahu ada kamu di sini", batin Raya.

1
Merida Gultom Merida
thor masa tdk ada penolakan ,atau sedih dari raya, entah ngambek gitu
martina melati
ayahmu kawin lagi...
Esi Ana
kok g terima ya, enak banget, lempeng jalannya si laki,,ceweknya nerima aja, aduhhh,gondok sendiri😩😩😩
Lintang Maudy
hadeuhh enak banget jadi lakinya,sudah berhianat dengan mudah di maafkan...Thor nggak asyik loo
Fatma Alvakey
kenapa raya terlalu mudah memaafkan ezra, padahal sudah di bohongi..
Gaby Charo
sweet banget
semoga tidak ada lagi yang menghalangi kebahagiaan kalian
wiwit gwt
heh,,,terlalu mudah maafin kmu
Luluk
lanjuuuut +++++++(
pigeon
ayo lanjut kak ,masih setia menunggu cerita nya 😘
Sandyakala: Terima kasih sudah menjadi pembaca setia novelku dan jangan lupa untuk memberi dukungan dengan me-like karyaku. Ditunggu kelanjutan ceritanya ya, reader 😊
total 1 replies
pigeon
lanjut kak selalu menunggu cerita selanjutnya ❤️
Apriansah Rian
Il4734
Gaby Charo
jujur masih bingung judulnya ini sebenarnya untuk raya atau Sindi sih kak...
setelah aku ikuti...

tapi cerita nya bagus biar diawal emosian 🤣🤣🤣

semoga aja raya bisa Nerima anak kamu dan Sindi ya...

semangat buat jelaskan ke raya
Gaby Charo
thanks kak banyak update...

aku penasaran kek mana reaksi Sindi dan papanya tau ya kebusukan anak nya

semoga tidak terpengaruh ya....

taunya Sindi sakit tapi kalau kejahatan ya harus di pertanggung jawaban
Sandyakala: Terima kasih juga Kakak selalu setia membaca novel saya. Like dan dukungan Kakak sangat berharga untuk saya. Keep support ya Kak biar semangat update terus 😊
total 1 replies
Gaby Charo
makanya pak jangan serakah jadi orang
Gaby Charo
egois sekali kamu papa semoga aja tidak ada penyesalan ya papa
Gaby Charo
egois banget sih ortunya si Sindi dan juga papa nya ezra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!