Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Berpikiran Buruk
...(Atas permintaan para readers aku up. Aku sempetin nulis ditengah acara keluarga. Jangan pelit like sama vote ya 😉😗)...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lanjut....
Para siswa laki-laki pun mengangkat dan menyimpan koper dan barang yang dibawa oleh peserta kedalam bagasi bus.
Setelah itu, para siswa dan pengawasnya pun menaiki bus. Eva pun mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman, lalu duduk. Eva duduk di bangku tengah dekat dengan jendela, karena dia ingin melihat pemandangan selama perjalanan.
Tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya tanpa permisi. Eva pun menoleh, betapa kagetnya Eva melihat seseorang yang sangat menyebalkan baginya duduk disampingnya.
Siapa lagi kalau bukan Pak Theo.
Bukan hanya Eva yang kaget bahkan para guru dan siswa yang ada di dalam bus pun terkaget-kaget.
"Ke-kenapa bapak duduk disamping saya?!" Tanya Eva dengan gugup disertai tatapan kebingungan.
Pak Theo mengangkat satu alisnya. "Memangnya kenapa? Tidak boleh? Terserah dong saya mau duduk dimana." Sahut pak Theo.
Eva pun diam walau tatapan tajamnya tak lepas memandang pak Theo dengan wajah tampannya yang terlihat tanpa dosa. Sungguh membuatnya jengkel.
"Terserah bapak!" Eva lalu membuang wajahnya menghadap ke arah jendela. Bibirnya bahkan sudah mengerucut kesal.
Sementara pak Theo hanya bisa terkekeh melihatnya. Sungguh, menggoda Eva yang notabene siswinya merupakan sesuatu yang menyenangkan. Apalagi melihat bibir Eva yang sudah mengerucut, menurutnya itu sangatlah imut.
Namun, disisi lain, sepasang mata tajam menatap interaksi guru dan murid itu dengan tatapan yang tidak dapat diartikan lagi.
*
Di Perjalanan, hanya keheningan yang didapat. Baik siswa dan para guru memilih istirahat di dalam bus, karena memang memerlukan waktu lama untuk sampai ke kota B.
Eva sendiri juga sama, dengan wajah santainya Eva pun tertidur dengan kepalanya yang disandarkan ke jendela. Tiba-tiba saja bus melewati jalanan yang berbatu, membuat Eva yang tertidur pun tidak nyaman karena kepalanya yang terus membertur jendela bus.
Segera sebuah tangan kekar menahan kepala Eva agar tidak membentur jendela lagi. Tangan kekar siapa lagi, kalau tidak pak Theo. Sedari tadi pak Theo memang tidak tidur, sorot mata tajamnya terus saja memandangi wajah cantik sang siswi yang damai ketika tertidur.
Dengan cepat Pak Theo memindahkan kepala Eva agar bersandar di bahunya. Setidaknya itu lebih aman bukan, daripada kepala Eva yang terus membertur jendela.
Tangan kanan pak Theo pun merapikan beberapa surai rambut Eva yang dengan nakalnya mengganggu tidurnya. Lalu tangan pak Theo turun mengusap pelan pipi chubby milik Eva.
Elusan tangan pak Theo, membuat Eva menggeliat kecil sambil tersenyum. Entah apa yang dimimpikan siswinya ini sehingga membuatnya tersenyum. Tak ingin membangunkan Eva, pak Theo menghentikan kegiatannya.
"Kau sangat cantik." Gumam pak Theo.
*
Kelopak mata lentik seorang gadis pun sedikit demi sedikit terbuka sembari netranya menyesuaikan sinar matahari yang perlahan masuk. Hal pertama yang dirasakannya yaitu kepalanya yang terasa empuk dan nyaman.
Gadis itu pun menggeliat pelan lalu menjauhkan kepalanya. Betapa kagetnya dirinya sedari tadi tidur di pundak seseorang.
Seseorang yang ditatap nanar oleh gadis itu pun menoleh ke arahnya. "Kau sudah bangun? Sebentar lagi kita akan sampai." Tanya Pak Theo.
Bukannya menjawab, Eva malah hampir berteriak. "Ak-emph!!" Tangan pak Theo menutup mulut mungilnya.
"Hei jangan berteriak, nanti semua orang menoleh! Nanti mereka semua berpikiran buruk tentangku Eva!" Ucap pak Theo berbisik namun, penuh penekanan.
Sementara Eva melototkan matanya. Gugup karena mulutnya ditutup oleh pak Theo dan perasaan malu karena sedari tadi tertidur di bahu gurunya.
Bersambung……
...mweheheheh...
...Like, Komen, Gift sama Vote nya kakak🙂...
...Bila perlu bintang limanya ya ⭐⭐⭐⭐⭐...