Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter pengganti
Dira sudah sampai di rumah sakit dengan menumpangi taksi, wanita itu melangkahkan kaki masuk ke dalam area rumah sakit dengan hati yang cemas. Takut jika hasilnya membuat ia kecewa.
Dira mendaftar dan mengambil nomor antrian, seperti biasa para pegawai di rumah sakit sudah mengenal Dira karena sudah lama ia selalu berobat di rumah sakit ini.
"Eh mbak Dira, sudah lama sekali tidak ke sini. Apa ada keluhan mbak?" Tanya seorang pegawai rumah sakit.
"Saya cuma kontrol kok mbak. Biasa ya mbak sama Dokter Rahman." Jawab Dira ramah.
"Maaf mbak, Dokter Rahman sudah tidak di rumah sakit ini lagi. Beliau sudah pindah tugas sebulan lalu." Ucap pegawai rumah sakit memberitahu.
"Astaga, saya gak tahu mbak. Apa ada Dokter pengganti ?" Tanya Dira.
"Ada mbak, pasti mbak akan sering-sering datang untuk periksa. soalnya Dokter penggantinya tampan dan masih muda mbak Dira. Lumayan mbak buat cuci mata, atau malah pak Dokternya kepincut sama mbak Dira." Ucap pegawai tersebut menggoda Dira.
"Ah mbak ada-ada saja. Mana nomor antriannya saya buru-buru." Ujar Dira yang tak ingin membahas Dokter pengganti tersebut.
Dira kini sudah berada di depan ruangan Dokter spesialis jantung, ia menunggu bersama beberapa Pasien yang mengantri untuk di berobat. Berselang lima belas menit akhirnya nama Dira di panggil oleh seorang suster.
Dira menarik napas panjang sebelum memasuki ruangan tersebut, wanita itu menguatkan hati untuk mengetahui penyakitnya, apakah sudah membaik atau malah sebaliknya.
"Pagi Dokter" Sapa Dira kepada seorang laki-laki yang sedang sibuk membaca berkas pasien.
"Pagi, silahkan duduk Bu. Dengan ibu Adira Kirania." Ucap Dokter tersebut sembari mengangkat wajahnya.
Deg....
Jantung Dira berdetak kencang saat mengetahui siapa Dokter yang ada di depannya saat ini. Dira tidak menyangka jika dunia sesempit ini, Dokter yang ada di hadapannya saat ini adalah Dani sepupu sekaligus sahabat suaminya.
Rasa cemas dan takut semakin menjadi, takut penyakitnya akan di ketahui oleh Arya.
Tak jauh berbeda dengan Dira, Dani juga sangat terkejut mengetahui pasien yang akan dia periksa adalah istri dari sepupunya. Dani tidak menyangka kalau Dira mengidap penyakit jantung.
"Kamu yang mau di periksa Dir?" Tanya Dani memastikan.
"I....iya kak." Jawab Dira gugup.
"Apa ini adalah kunjungan pertamamu berobat ke Dokter spesialis jantung?" Tanya Dani yang ingin mengetahui seberapa serius sakit dari wanita yang ada di hadapannya.
"Ti....tidak kak, Dira sudah sedari kecil bolak balik berobat. Dokter Rahman yang selama ini menangani penyakit Dira kak." Jawab wanita itu ragu-ragu.
"Sejak kecil, kamu sudah berobat selama itu?" Tanya Dani yang terkejut.
"Iya kak, Dira menderita penyakit jantung bawaan, sejak lahir Dira sudah mengidap penyakit itu." Akhirnya Dira memberitahu semuanya, tak ada gunanya menyembunyikan dari Dani.
"Apa kamu ingin kontrol atau kamu ada keluhan?" Tanya Dani.
"Akhir-akhir ini Dira sering merasakan nyeri dan sesak di dada kak. Dira juga mudah sekali kelelahan." Dira memberitahu keluhannya.
"Kalau begitu kita periksa dulu ya. Suster tolong di bantu." Suruh Dani.
Setelah pemeriksaan selesai Dani dan Dira kembali duduk hanya meja kerja yang menjadi jarak keduanya.
Sejak di periksa Dira hanya Diam, wanita itu sangat takut dengan hasilnya selain itu Dira juga takut jika Dani akan menceritakan penyakitnya kepada Arya.
Jangan lupa like komentar vote dan hadiahnya agar author lebih semangat.
Ayo di ramaikan masih sepi aja kayak kuburan.