My Bad Husband

Gorge membuang nafasnya sembari menatap ke arah dimana dinding ruangan kerjanya yang terbuat dari kaca sehingga dia bisa melihat arah luar dari sana. Entah seberapa banyaknya masalah yang harus di selesaikan karena dia adalah seorang Gorge yang lahir dari pria brengsek dan memiliki masalah yang tidak sederhana. Mungkin dia membutuhkan waktu yang agak lama untuk bisa menyelesaikan masalah yang sepertinya tidak sederhana, tapi sungguh di dalam hati dia benar-benar berharap Mimu akan selalu baik-baik saja dan juga tetap menunggunya.

Lorn, pria itu masih setia berada di sana menemani Gorge yang meminta untuk sebentar waktu dia tenang. Baru mendengar tentang silsilah keluarganya saja Gorge sudah terkejut, dia benar-benar tidak tahu bagaimana jika dia mendengar semuanya termasuk juga dengan masalah kecelakaan. Setelah Gorge cukup tenang dia meminta Lorn untuk menceritakan seberapa banyak yang dia tahu tentang kecelakaan yang menimpa dirinya.

" Kecelakaan itu seperti yang saya katakan, meksipun tidak meninggalkan bukti, tapi setelah kami selidiki, jika sesuatu terjadi kepada anda, atau fatalnya anda sampai meninggal, maka hanya kakak laki-laki anda lah yang akan di untungkan. Dia satu-satunya kandidat yang akan dipilih untuk mewarisi perusahaan ini karena dia lahir dari kekasih yang paling di sayangi Ayah anda. Sementara Dave, kemungkinan untuk dia bisa mewarisi perusahaan karena dia sendiri tidak tertarik, juga karena dia lahir dari seorang pelayan yang di anggap rendahan. Adik anda yang satu lagi juga pasti akan menolak seperti yang sudah saya katakan. "

Gorge mengangguk paham.

" Meskipun semuanya memang belum terllau jelas, tapi insting ku selama ini jarang meleset. Jadi kedepannya anda pasti akan bertemu dengan kakak anda, tolong tetap waspada. Saya mengatakan ini untuk berjaga-jaga karena anda sedang hilang ingatan, tapi selama ini anda begitu menjaga diri untuk tidak berinteraksi dengan kakak anda, bahkan anda sangat hati-hati dalam bertindak karena anda tidak ingin sampai menjadikan orang lain sebagai korban kegilaan Thomas Ghasond. "

" Dari awal aku terbangun aku benar-benar sadar benar jika kehidupanku sebelum hilang ingatan memang tidak mudah, hanya saja situasinya memang lebih rumit dari yang aku bayangkan. Tapi sekarang ini pasti akan lebih sulit membedakan mana yang teman mana yang musuh bukan? "

Lorn mengangguk setuju.

" Kakak anda pasti akan bersikap sok simpatik karena tahu anda hilang ingatan, dan bisa saja dia akan membuat sebuah rencana untuk menjatuhkan anda, dengan kata lain dia tidak akan membuang kesempatan emas ini untuk kepentingannya. "

Gorge tersenyum miring.

" Lalu bagiamana dengan Dave yang kau maksud dan juga Stacy? "

Gorge menatap wajah Lorn dengan begitu teliti untuk melihat apakah dia pantas memercayai Lorn ataukah tidak.

" Dave, dia pasti juga tidak baik karena dia cilik untuk di jadikan sandera. Begitu keberadaan anda diketahui, mereka bergerak cepat karena mereka ingin berjaga-jaga untuk membuat anda tetap tutup mulut. Dengan kata lain, anda pasti mengetahui hal besar sebelum akhirnya kecelakaan itu terjadi, dan karena Dave adalah orang yang paling setia sekaligus adik anda sendiri, tentu saja mereka pikir anda tidak akan mengatakan apapun selama Dave berada di tangan mereka. Mengenai Stacy, " Lorn menatap Gorge karena dia merasa tahu untuk mengatakan apa yang dia ketahui.

" Kenapa kau diam? Bicarakan saja apa yang ingi kau bicarakan. "

Lorn mengangguk.

" Awal hubungan kalian berdua, aku dan Dave memang benar-benar mencoba untuk menghalangi karena kami merasa Stacy bukan wanita yang baik, tapi anda terlalu jatuh cinta hingga buta akan semua hal. Anda benar-benar memperlakukan Stacy seperti benda paling berharga di dunia ini, anda tidak menghiraukan apapun yang orang lain katakan bahkan Ibu nafas sendiri juga pernah melarang. Tapi lama kelamaan kami menyerah, dan akhirnya anda melamar dia dengan begitu banyak hal mewah. Anehnya, beberapa waktu itu anda seperti berubah sikap, anda mulai mencari alasan untuk tidak menemui Stacy, anda juga banyak terdiam saat bersama Stacy, tidak lama setelah itu anda dan Stacy menghadiri acara pernikahan, lalu pulang dari mengantar Stacy pulang ke rumah anda mengalami kecelakaan. Maaf karena aku mengatakan ini lagi, tapi aku benar-benar tidak bisa tidak merasa curiga dengan Stacy. "

Gorge mengangguk paham, sekarang dia merasa tidak heran kalau dia begitu menjaga jarak dengan Stacy padahal awalnya dia begitu mencintai Stacy.

" Bukankah sangat aneh kalau di pikirkan lagi? Stacy menemui anda tanpa memberitahu saya, atau keluarga Anda lainnya. Padahal kami semua sedang mencari kemanapun dengan susah payah tidak kenal makan dan siang. Kami sengaja tidak mencari keberadaan anda lewat telivisi atau media apapun karena kami mengindari banyak pro kontra mengingat anda adalah CEO perusahaan ini. "

Gorge membuang nafasnya karena sudah cukup yakin untuk mempercayai Lorn.

" Baiklah, aku mengerti sekarang. Tapi, ada satu orang yang sangat ingin aku lindungi, jadi jika ada yang membahas tentang masa di mana aku tinggal sebelum di temukan, maka buat saja tidak ada yang spesial dan biasa saja. "

" Kalau anda percaya kepada saya, bolehkah saya tahu siapa tepatnya orang itu agar saya bisa memutus orang untuk melindungi? "

Gorge kembali menatap Lorn.

" Istriku, wanita yang tinggal di sana adalah istriku. "

Lorn mengangguk paham, dia benar-benar lega sekali karena nyatanya bukan Stacy yang dinikahi oleh Tuannya, karena kalau tidak pasti akan banyak sekali kesulitan di masa depan.

" Saya janji akan mengutus orang terbaik yang kita miliki. "

" Tidak, cari yang sesuai ucapan ku ini. Carilah wanita yang memiliki kemapuan untuk berjaga, dia harus pintar berakting juga, karena istriku sangat sensitif dan sangat ahli bela diri jadi aku rasa dia tidak membutuhkan pria tinggi besar seperti yang kau pikirkan. "

Lorn sebenarnya sangat terkejut karena wanita yang ahli bela diri sepertinya sangat bertolak belakang dengan Stacy.

" Baik. "

***

Mimu berangkat ke pasar sendirian pagi ini untuk menjual sayuran hasil panennya subuh sebelumnya. Tentu saja dia harus melakukan aktivitas seperti sebelumnya meski Tama. Tapi yah, dia benar-benar tidak semangat melakukan apapun. Padahal Tama belum terlalu lama tinggal bersamanya sebagai seorang suami, tapi kenapa rasa kehilangan yang begitu besar begitu di rasakan oleh Mimu. Hari ini dia sedari bangun tidur sampai mau pergi ke pasar sudah berkali-kali menangis padahal dia sendiri tidak ingin menangis.

" Mimu, apakah Tama sudah di temukan? Kok sendirian saja? " Rata-rata itulah pertanyaan yang Mimu dengar. Maklum saja, beberapa hari lalu kan Mimu berkeliling kampung untuk mencari keberadaan Tama, jadi banyak orang yang tahu kalian Tama menghilang.

" Mungkin Tama sudah mulai bosan, dia itu kan sangat tampan dan gagah, jadi mana mau dia memiliki istri sepertimu. "

Mimu menatap ke arah sumber suara yang mengatakan barisan kalimat itu.

Bersambung.