"Aku mengutukmu, Putri! Kau tidak akan pernah hidup bahagia setelah menjadi istri durhaka!"
Nafsu yang membuat seorang istri memilih pada jalan untuk mengkhianati ikatan suci pernikahan telah membuat wanita bernama Putri Wardhani harus menanggung karma dari perbuatannya.
Apa yang membuat seorang istri memilih untuk menjadi istri tak setia! Apakah karma yang didapatkannya setelah menjadi istri durhaka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Merasa terganggu
Arya yang saat ini tengah merasakan kenikmatan luar biasa, terlihat menggertakkan rahang dengan ekspresi intens dan konsentrasi penuh saat masih mendorong dengan mendesak lebih dalam lagi.
"Kamu seperti seorang penyihir, Sayang. Luar biasa," seru Arya yang kali ini semakin mendorong dengan lebih kuat dan menggapai lebih dalam.
Putri yang kali ini merasakan dada bidang Arya menghimpitnya, membuat seluruh tubuhnya berdenyut dengan hawa panas yang menjalar dan membuat urat syarafnya menegang.
Ia bahkan kini bisa menghafal aroma maskulin menyatu dengan kulitnya dan masih tertinggal di udara.
Kini, tatapan Arya melahap dirinya dengan penuh gairah saat tidak bisa berpikir jernih karena saat ini ia masih menatap mata dengan iris indah itu.
Tidak hanya itu, beberapa detik kemudian, tubuhnya kembali menegang saat sesuatu meledak dan hancur berkeping-keping begitu melonjak tinggi dalam gelombang kenikmatan yang jauh spektakuler.
Kali ini, kelopak mata Arya terpejam dalam beberapa menit saat merasakan definisi kenikmatan yang dikirimkan oleh pria yang sibuk menghantamnya.
Bahkan masih dalam posisi melingkari tubuh pria yang masih terus mendorong semakin masuk hingga ke dalam dan membuat napasnya tersengal-sengal.
Rasa panas semakin menjalar di seluruh tubuh Putri saat pria di atasnya terlihat seperti kuda liar yang tidak mau berhenti.
Ia yang sudah mencapai ******* berkali-kali, ingin hal yang sama dirasakan oleh Arya dan melepaskan tubuhnya yang serasa seperti terlepas tulang-tulangnya.
Putri berharap segera mendengar suara parau Arya untuk kesekian kalinya dengan tubuh menegang saat mencapai ******* dan terjatuh di atasnya lagi.
Namun, itu hanyalah harapan semu semata saat belum melihat tanda-tanda tersebut dari pria yang masih terus bergerak liar hingga membuat sesuatu miliknya sangat panas. Refleks ia mengarahkan jemarinya ke dada telanjang itu.
Bahkan karena ingin segera menghentikan keganasan Arya, kuku Putri berhasil menggesek kulit sensitif pria itu dan mendengar umpatan pelan pria di atasnya.
"Aku lelah," lirih Putri yang mengarahkan tatapan penuh permohonan dengan wajah memelas. "Bahkan tulang-tulangku saat ini rasanya seperti remuk." Putri masih memegangi kedua sisi lengan kekar Arya.
Sementara itu, Arya yang merasa masih sangat kuat, hanya tersenyum menyeringai saat melihat respon wajah penuh ketakutan dari sosok wanita yang ada di bawahnya tersebut.
"Belum saatnya, Sayang."
Napas tersengal, kaki lemas dan tubuh yang terasa remuk redam menandakan bahwa saat ini Putri ingin pria yang masih bergerak di atas tubuhnya itu segera mengakhiri kegiatan liar dan panas mereka.
Hingga sudut bibirnya mulai melengkung saat Arya menarik diri. Namun, itu hanya impian semu begitu mendengar suara bariton Arya yang membuatnya merasa sangat kesal.
"Kita pakai gaya yang lain saja, Sayang," ujar Arya yang ingin menghabiskan waktu untuk memuaskan hasratnya saat dikuasai oleh hasrat membara.
Putri yang merasa sangat terkejut dengan perkataan dari pria yang baru saja menarik diri, sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Apa kamu mau membunuhku?" teriak Putri dengan membulatkan kedua mata.
Sementara itu, Arya yang kini terkekeh geli mendengar hal yang baru saja dikatakan oleh wanita tanpa pelindung satu pun di bawahnya tersebut karena ketakutan itu menurutnya terlalu berlebihan.
"Jika kamu mati, aku akan mati bersamamu, Sayang," bisik Arya yang mendekatkan bibirnya ke daun telinga Putri.
Tanpa menunggu jawaban dari sosok wanita dengan wajah memerah, kini ia mengecup lembut kening, mata, hidung, pipi dan terakhir bibir sensual Putri.
"Rileks Sayang," ucap Arya yang masih berbisik di dekat daun telinga wanita dengan bibir terkatup rapat tersebut.
Lalu, ia mulai memainkan bibirnya di setiap inci tubuh polos itu dan bermain-main di area bagian atas wanita yang sudah mulai mengeluarkan lenguhannya.
Putri merasa benar-benar gila karena sudah kembali terbawa suasana atas permainan lembut dari pria yang mulai menguasai dirinya.
Membuat suara lenguhan lolos tanpa seizinnya yang entah sudah tidak bisa dihitungnya lagi.
Hingga ia yang dari tadi memejamkan kedua mata karena asyik menikmati setiap sentuhan itu, mulai membuka mata dan kesekian kali membenamkan jemari pada rambut pria yang semakin liar pada bagian atas tubuhnya.
Setelah puas menikmati bagian atas tubuh polos wanita yang sudah meliuk-liuk seperti cacing kepanasan itu, Arya kembali membuktikan ucapannya.
Ya, dengan menikmati sedikit demi sedikit bagian tubuh yang sudah membuat hasratnya tidak pernah padam. Hingga membakar dirinya.
Bahkan suara lenguhan kembali menghiasi presidential suite room berukuran luas dengan segala furniture mewah yang menghiasinya.
Entah sudah berapa kali Putri berhasil mencapai pelepasan saat Arya yang berada di bawah dari tadi tidak melepaskan area sensitif miliknya walau satu detik pun.
"Cepat lakukan sekarang!" lirih Putri dengan suara serak karena sudah digulung puncak gairah dan ingin segera membuat mereka menyatu untuk kesekian kalinya.
Tentu saja Arya tersenyum puas karena berhasil membuai Putri yang sudah berubah merah padam itu berhasil mencapai puncak kenikmatan dengan perbuatannya.
Hingga ia kembali mengulang momen langka saat wanita itu memohon-mohon padanya untuk segera menyatukan diri.
Saat melihat wanita yang masih memejamkan mata itu seolah sudah terbawa suasana, membuat Putri tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk segera menyalurkan hasrat dengan momen penyatuan.
Namun, seperti yang dikatakannya tadi, ingin memakai gaya bercinta yang lain dan tidak biasa.
Kini, Arya sudah menuntun Putri untuk membalikkan tubuh.
Hingga ia sudah berhasil membuat Putri memunggunginya dan dengan gerakan sangat kuat, langsung menyatukan diri.
Putri yang saat ini mencengkeram kuat sprei begitu pria di belakangnya telah berhasil menyatukan diri dengannya untuk kesekian kali.
Bahkan ia yang menahan beban tubuhnya dengan kedua lutut, sudah memejamkan kedua mata saat merasakan kenikmatan luar biasa menyatu dalam setiap urat syarafnya.
"Bukankah sangat nikmat, Sayang?" Arya sengaja belum bergerak karena ingin Putri menormalkan perasaan terlebih dahulu dan membiasakan diri.
Ia yang masih belum bergerak untuk menunjukkan kekuatannya, kini menahan kedua sisi pinggang wanita dengan posisi membelakanginya tersebut.
Kemudian mulai perlahan menggerakkan tubuhnya dan karena semakin merasakan sebuah kenikmatan, membuat Arya terbawa suasana dan semakin lama semakin mempercepat ritme gerakannya.
Berkali-kali ia melenguh panjang karena menurutnya posisi saat ini adalah yang paling nikmat.
"Damn! Sangat nikmat, Sayang." Arya masih terus meracau untuk meluapkan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya.
Sementara itu, Putri hanya merintih dan mendesah dengan suara serak dan napas tersengal karena saat ini, ia benar-benar terbuai dengan gelombang kenikmatan luar biasa yang telah dikirimkan oleh pria yang bergerak sangat liar itu.
Sementara itu, Arya masih terus melancarkan aksi panasnya dengan bergerak dua kali lebih cepat.
"I love you, Baby," ujar Arya yang kini terus mendesak masuk dengan sangat liar.
Hingga kelopak mata Putri yang tadinya tertutup itu, kini mulai perlahan terbuka. Putri sebenarnya merasa sangat bingung dengan apa yang dikatakan oleh pria di belakangnya. Tentu saja karena pria itu telah mengungkapkan cinta padanya.
'Arya mencintaiku?' gumam Putri yang saat ini menggigit bibir bawahnya untuk menahan kegetiran dari pikiran buruk yang dirasakan.
Namun, kegetiran defensif yang dirasakan seolah sirna karena gerakan Aryayang semakin liar dan berhasil membuatnya menjerit, melenguh dan mendesah.
Ia benar-benar merasa bagaikan petasan yang meledak saat pria itu semakin liar di belakang tubuhnya.
Suasana ruangan kamar hotel, masih dipenuhi oleh suara ******* dan lenguhan dari Arya dan Putri yang semakin memporak-porandakan ranjang.
Arya benar-benar membuktikan kekuatannya karena ia tidak sedetik pun membiarkan Putri diam saat sibuk mendesah dan merintih dengan tubuh meliuk-liuk seperti cacing kepanasan. Ia tidak ingin terlihat lemah seperti saat pertama kali melepas keperjakaannya.
Saat kegiatan liar mereka semakin panas, suara ketukan pintu dari luar kamar, membuat Arya yang sibuk bergerak, seketika mengumpat dan menoleh ke arah pintu.
"Berengsek! Siapa yang mengganggu kesenanganku?" umpat Tomy dengan wajah memerah karena marah.
To be continued...
good job author anda orang pertama yg bisa buat gua baca novel sampai emosi dan hampir banting hp gua👍😤