Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.
Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.
Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.
100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Setelah berjalan melintasi kota, akhirnya mereka sampai di sektor bisnis dalam kota, mobil masuk ke dalam sebuah gedung tinggi yang berada di pusat kota dan berhenti di lobi depan. Seorang sekuriti membukakan pintu belakang, Liam turun kemudian menunduk menjulurkan tangannya, Luna mengambil tangannya dan turun dari mobil.
“Selamat siang pak CEO,” sapa sekuriti.
“Siang,” balas Liam singkat.
Luna tertegun melihat gedung yang sangat tinggi seperti pencakar langit tepat di pusat sektor bisnis. Interior lobi nya nampak mewah dengan lampu kristal besar berada di langit langit yang tinggil, banyak sofa sofa dan meja kopi kecil yang tersebar di sekitar lobi sebagai ruang tunggu, banyak karyawan yang keluar masuk. Luna merasa dirinya tidak pantas di dalam gedung itu, tapi Liam tiba tiba memegang tangannya dan menariknya.
Beberapa karyawan yang berpapasan dengan mereka menyapa Liam dan Luna walau wajah mereka nampak kebingungan karena melihat gadis bersanding di samping CEO mereka. Keduanya berjalan melewati meja resepsionis, beberapa resepsionis berdiri dan menunduk menyapa Liam, kemudian mereka berjalan di koridor tempat lift lift berada. Liam mengajak Luna ke lift kecil di paling ujung koridor yang bertuliskan “khusus CEO.”
“Ting,” lift terbuka, Liam dan Luna masuk ke dalam lift, hanya ada dua tombol di lift itu, tombol yang menuju tingkat 52 dan lobby. Di bawahnya ada tombol membuka lift dan menutup lift, setelah pintu di tutup dan Liam menekan tombol bertuliskan 52, keduanya bersandar di dinding belakang tepat di seberang pintu. Wajah Luna semakin merah,
“Um...Liam, tangan ku,” ujar Luna.
“Ah maaf,” balas Liam melepaskan tangan Luna.
“Ti..tidak apa apa, tapi gedung ini...semua ini....punya mu ?” tanya Luna.
“Yap, tolong rahasiakan ya, aku tidak mau orang melihat ku karena semua ini,” jawab Liam.
“A..aku mengerti (padahal dia punya kafe saja sudah ku anggap hebat, aku masih belum bisa menerima semua ini, terlalu mengagetkan buat ku),” balas Luna.
“Ting,” lift pun terbuka, lantai 52 hanya ada dua ruangan, di sebelah kanan adalah ruangan milik Monica dan di sebelah kiri adalah ruangan milik Liam. Mereka keluar dan langsung membuka pintu di selah kiri. Ketika masuk ke dalam, terlihat sebuah lorong dengan sebuah meja kerja tepat di depan pintu, seseorang wanita berdiri dan menyambut Liam,
“Loh bos datang kemari ?” tanya sang wanita.
“Haha iya, aku ada perlu, om Robert ada di dalam, Isabel ?” tanya Liam.
“Beliau sudah menunggu di dalam, tapi kakak ku sedang keluar, dia sedang ke rumah sakit,” jawab Isabel.
“Aku tahu, tadi Hardy sudah memberitahu ku,” ujar Liam.
“Hmm,” Isabel melayangkan tatapannya kepada Luna yang berdiri kaku di sebelah Liam, kemudian dia tersenyum dan menoleh melihat Liam,
“Dia siapa bos ?” tanya Isabel.
“Oh ya, dia Luna Harris (menoleh melihat Luna) kenalkan, dia Isabel Parker, sekertaris pribadi ku, dia juga adik Monica Parker, sekertaris perusahaan dan pemegang saham di perusahaan ini,” ujar Liam kepada Luna.
“Oh..sa..salam kenal,” ujar Luna.
“Hmm selamat datang di Dynamic Vision Corporation, nyonya Luna Harris (sudah dua kali aku mengatakan ini ketika pak Robert datang tadi, tapi biarlah, bukan urusan ku),” balas Isabel sopan.
“Um...i...iya, jangan panggil nyonya,” balas Luna malu.
“Dia pacar bos ? tentu bukan yang batal menikah kemarin itu kan ?” tanya Isabel.
“Hah...tentu saja bukan, aku kemari karena ada urusan mengenai itu,” jawab Liam.
“Pantas anda ingin bicara dengan om Robert, baiklah, silahkan masuk bos, beliau menunggu di dalam,” balas Isabel.
“Baik, aku masuk dulu (menoleh melihat Luna) yuk Luna,” ajak Liam.
“I...iya,” balas Luna terbata.
Liam menggandeng Luna berjalan masuk ke pintu yang berada di sebelah meja kerja Isabel, “greek,” pintu terbuka, mata Luna membulat karena ruangan kantor CEO itu sangat besar, ada satu set sofa yang nampak sangat nyaman lengkap dengan meja kaca di tengah ruangan, ada sebuah meja kerja besar dan kursi nya yang nyaman, ada sebuah bar mini yang menempel di dinding kanan ruangan dan seluruh lantai di lapisi oleh karpet.
Di sofa terlihat seorang pria paruh baya berkepala botak yang nampak sedang tidur sambil menopang kepalanya. Liam menghampiri pria paruh baya itu dan memegang pundak nya,
“Om Robert ?” tanya Liam.
Robert terbangun dan terlihat sedikit kaget, dia menoleh melihat Liam berdiri di sebelahnya, dia langsung berdiri dan merapihkan jasnya, kemudian dia menjulurkan tangannya bersalaman dengan Liam. Setelah itu, dia menoleh melihat ke arah pintu dan melihat Luna yang berdiri mematung di depan pintu,
“Dia siapa ?” tanya Robert sambil menunjuk Luna.
“Oh namanya Luna Harris (menoleh melihat Luna) Luna, sini,” panggil Liam.
Luna menoleh dan berjalan perlahan mendekati Liam, kemudian dia berdiri di sebelah Liam, Luna melihat Robert yang nampak seperti pria paruh baya dengan kepala botak dan wajah tanpa basa basi.
“Hmmm.....lalu bagaimana kira kira keputusan mu ? aku sudah mendapat berkas dari Kyle dan Monica,” tanya Robert langsung pada intinya.
“Bisa kita tuntut mereka om ?” tanya Liam.
“Tentu saja bisa, kita sudah punya bukti dan mereka tidak akan menang dengan kita di pengadilan, kita bisa menjatuhkan hukuman setimpal dan menyita semua milik mereka, tapi apa kamu mau berbuat seperti itu ?” tanya Robert.
“Ya, langsung lakukan saja om, aku tidak akan berubah pikiran,” jawab Liam.
Robert mengamati wajah Liam, dia melihat mata Liam yang sudah nampak mantap dan yakin dengan apa yang akan dia lakukan, kemudian dia kembali duduk di sofa, Liam dan Luna duduk di seberangnya,
“Baiklah, tapi kamu tidak apa apa kan ? aku melihat kamu jauh lebih baik dari kemarin, wajah mu sekarang terlihat segar,” ujar Robert.
“Iya om, saat ini aku sudah tidak memiliki perasaan apa apa sama Grace, aku memang sakit hati tapi aku juga tenang dan bebas karena selama ini aku menanggung beban yang berat tanpa ku sadari,” ujar Liam.
“Bagus, om senang mendengar jawaban kamu, trus, siapa wanita di sebelahmu itu ?” tanya Robert.
“Tadi sudah ku beritahu kan, dia Luna Harris (menoleh melihat Luna) Luna, om di depan kita namanya Robert Langdon, CEO dari Langdon dan Co lawfirm yang tergabung di bawah Dynamic Vision Corp, dia juga salah satu dari tiga tangan kanan nenek ku,” ujar Liam memperkenalkan Robert kepada Luna.
“Sa..salam kenal om Robert,” ujar Luna.
“Hmm Luna Harris ya, kamu anak Greg Harris ?” tanya Robert.
“I..iya benar om,” balas Luna.
“I see...ok, aku mengerti (menoleh kepada Liam) jadi sekarang dia calon pengantin mu ?” tanya Robert.
“Hah...siapa ? dia aku ajak kesini karena dia mantan tunangan James William, anak Brandon William, ada ada saja om ini,” ujar Liam.
“Tapi kalian cocok, lebih cocok daripada mantan mu kemarin,” balas Robert dengan wajah tanpa senyum.
“Om bisa aja ah, aku tidak mau terburu buru, biarkan saja mengalir apa adanya, memang aku merasa cocok dengan dia tapi lihat saja arus membawa kita kemana, benar tidak Luna ?” tanya Liam.
“I..iya benar,” balas Luna dengan wajah memerah dan menunduk.
“Kalau tidak salah, kamu anak kembar kan ?” tanya Robert.
“I..iya benar om, kok om tahu ?” tanya Luna.
“Hmm aku sedang ada urusan dengan perusahaan ayah mu (menoleh melihat Liam) nanti kita bicarakan tentang Harris Mining Holding secara pribadi Liam, sepertinya kamu akan tertarik,” ujar Robert.
“Huh...perusahaan papa ? ada apa memangnya ?” tanya Luna.
“Nanti akan ku bahas bersama Liam, sekarang kita masuk pada intinya dulu, kita harus mencabut duri dari rumah sakit milik mu,” jawab Robert kepada Liam dan mengacuhkan Luna.
Robert langsung mengemukakan rencanya dan aspek legal yang bisa mereka ambil untuk menjatuhkan Brandon William dan perusahaan bayangannya. Liam juga memberikan rekening kafe nya yang sudah dia print dan di foto olehnya kepada Robert sebagai bukti pencurian yang di lakukan Grace di cocokkan dengan tanggal kuitansi yang di berikan Kyle.
Selama Robert dan Liam bekerja, Luna melihat keduanya, dia bertanya tanya apa yang terjadi pada perusahaan ayahnya, kenapa Robert yang seorang pengacara mempunyai urusan dengan perusahaan ayahnya. Setelah Robert dan Liam selesai, Robert segera menelpon seseorang dan memberikan seluruh buktinya melalui email dari laptop nya yang terbuka di meja. Setelah itu,
“Sekarang kita tunggu,” ujar Robert.
“Um...om,” panggil Luna.
Robert menoleh melihat Luna yang nampak khawatir, kemudian dia bergeser dan duduk tepat di depan Luna,
“Tentu kamu punya pertanyaan tentang ayah mu kan ?” tanya Robert.
Luna tidak menjawab, namun dia mengangguk, Robert mundur dan bersandar di sofa, dia mengambil sebatang cerutu dan menyalakan nya, “huff,” dia menyemburkan asapnya ke atas, Liam berdiri untuk mengambil minuman di bar, memberi ruang agar Robert dan Luna bisa bebicara. Robert tidak menyianyiakan kesempatan,
“Ayah mu terlibat di pencucian uang dan korupsi proyek dengan Brandon, itu sebabnya kalian di tunangkan dan ketika dia sadar kalau dia juga di manfaatkan oleh Brandon, dia membatalkan pertunangan kalian dan dia menyewa firma ku,” ujar Robert.
Luna langsung mendongakkan kepalanya menatap wajah Robert di depannya, kedua tangannya mengepal namun dia tidak bisa bicara apa apa.
“Tenang saja, karena aku melihat kamu bersama Liam hari ini, aku berusaha membujuk Liam untuk mengambil alih perusahaan papa mu, tapi tentu saja ayah dan kakak laki laki mu yang bernama Alex harus di hukum kan, selama ini mereka sudah hidup mewah dan bersenang senang, tapi menelantarkan kalian berdua,” ujar Brandon.
“Om...sudah tahu sampai sejauh itu tentang keluarga ku ?” tanya Luna.
“Tidak, sebelumnya aku tidak tahu, tapi dia yang memberi tahu ku (menoleh melihat pintu di sebelah bar) kamu boleh masuk,” jawab Robert.
“Klek,” pintu di buka, Liam yang sedang berdiri di depan bar sangat kaget, dia menoleh melihat Luna juga nampak terkejut melihat ke arah pintu dan masih duduk di depan Robert. Yang keluar dari ruang pribadi milik Liam adalah Laura, saudara kembar identik Luna dengan gaya rambut yang sama, tubuh yang sama dan mata yang sama.
“Loh...kamu di sini Laura ?” tegur Liam.
“I...iya, um...kamu Liam kan, maaf aku belum memperkenalkan diri,” jawab Laura.
Luna berdiri dan berlari menghampiri Laura, kemudian keduanya berpelukan, Liam menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena melihat dua gadis yang sama persis sedang berpelukan di depannya.
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ