DERITA ISTRI KETIGA

Bella duduk di kursi meja makan sambil memakan apa yang sudah Alex belikan saat pulang dari rumah sakit. Ia makan begitu lahapnya, Walau pikirannya memikirkan sang suami yang katanya ada meeting mendadak tapi tidak berpamitan langsung dengannya.

“Abang sebenarnya cinta gak sih, sama aku, Dia selalu bilang, Aku istri yang paling dia sayang?” ujar Bella. Mbok Imah tersenyum lalu duduk di sampingnya.

“Cintalah, Non. kalau gak cinta ... kenapa ada adik bayi di perut Non.”

“Semua orang bisa punya adik bayi tanpa cinta, Mbok.”

“Jangan terlalu di pikirkan, Non. Yang paling penting itu suami masih ingat rumah. Ingat pasangan halalnya.”

“Istrinya gak hanya saya, Mbok.”

“Setidaknya tidak bersama wanita lain, Non.” Mbok Imah tersenyum lalu menambahkan air minum ke gelas Bella.

Bella semenjak hamil memang lebih sering cemburu, Apalagi Alex juga tidak pernah meminta haknya selama ia hamil. Ia merasa tidak di inginkan dan merasa sudah tidak menarik lagi karena berat badannya bertambah.

“Selama hamil, Abang tidak pernah menyentuhku, Mbok. padahal Dokter selalu bilang di kehamilan 4bulan sudah bisa. ini sudah lima bulan. Apa memang Ibu hamil itu tidak menarik ya, Mbok.”

“Tuan Alex tidak ingin terjadi sesuatu dengan kandungan Nona. Non tahu. laki-laki itu kalau sudah berhubungan kadang suka tidak terkontrol nafsunya. Mungkin tuan Alex hanya Jaga- jaga. Sabar ya.”

Bella hanya menhela nafas panjang dan melanjutkan makannya. Ada benarnya apa yang di katakan Mbok Imah. Mungkin Alex hanya ingin menjaga kandungannya, pikir Bella.

Mbok Imah bangkit dari duduknya dan mengambilkan vitaminnya. Mbok Imahlah yang selama ini mengawasi Apa yang di makan Bella serta membantu Bella menyiapkan vitaminnya agar tidak telat di minum.

“Abang pulang!” seru Alex tiba-tiba.

“Abang!” Bella begitu senang melihat suaminya pulang. Rasanya ia tidak ingin sang suami jauh darinya.

“Baru makan?” tanya Alex melihat Bella makan.

“Hmm, baru bangun, He ...,” balas Bella menyinggungkan senyumnya.

“Abang sudah makan?”

“Sudah tadi sama mbak Anna di kantor.” Bohong Alex, mana mungkin ia berterus terang jika menemui Anna di hotel.

“Oh, Mau makan lagi?”

“Tidak, nanti saja.” Alex tersenyum lalu mengambil alih sendoknya dan menyuapi Bella. Bella tersenyum dan memperhatikan Alex.

“Abang mandi di kantor?”

“Abang, kan selalu bilang. sebelum pulang Abang lebih sering mandi dulu di kantor. Biar sampai rumah bisa langsung cium kamu.“ Alex kemudian mencium pipi chubby Bella.

“Bang, besok Abang kan jatahnya pulang ke rumah Mbak Anna, Sebelum itu boleh Aku minta gak?”

“Minta apa?”

“Minta itu...!”

“Iya, minta apa?”

“Ih ... Abang pura-pura gak ngerti.” Bella bangkit lalu menuju ruang tengah. Alex bukannya tidak mengerti hanya saja ia berpura-pura. Karena ia juga sudah puas dengan Anna dan memang ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan kandungan sang istri.

Bella duduk lalu menyalakan televisi. Awalnya ia menonton siaran acara memasak. Akan tetapi ia bosan dan memindahkan saluran televisinya. Tak disangka Berita tentang Irene muncul bersama Axell dan otomatis nama Alex dan istri ketiganya yang di ketahui dirinya, ditambah wajahnya Alex terpampang nyata di layar televisi.

Alex yang mendengar Berita tersebut pun panik dan berlari menghampiri Bella. Bella terdiam mematung melihat bertia tersebut, ia tidak menyangka menjadi istri ketiga.

Air matanya meleleh saat tahu kabar jika Alex tidak meminta izin dari istri kedua untuk menikahinya. Bella merasa bersalah sudah menjadi penyebab Alex tidak menghargai istri keduanya.

“Ibel...,” lirih Alex sambil merebut remot televisinya dari tangan Bella lalu mematikannya.

“Jadi aku istri ketiga, Bang!? Kenapa Abang bohongi aku. Jadi selama ini Abang membohongiku. Abang jahat!”

“Ibel ... Abang bisa jelaskan. Abang juga sudah bercerai dengannya.”

“Iya! Tapi semua karena aku, kan! Aku kecewa sama Abang!” Bella berlari kecil menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Alex menyusulnya dan beberapa kali mengetuk pintu kamarnya.

Bella begitu kecewa. Kenapa dari awal Alex tidak jujur. Apalagi Iren menyebutkan dalam Berita tersebut Alex terpaksa menikahi gadis malang dan tentunya yang dimaksud adalah dirinya.

“Ayah..., kenapa ini terjadi pada Ibel. Ibel ternyata istri ketiga, dan menjadi penyebab mereka berpisah. Ayah, apa yang harus Ibel lakukan. Hati Ibel sakit yah. Ibel di bohongi,” lirihnya sambil mengusap perutnya.

“Jika aku tahu akan seperti ini, lebih baik aku tidak usah menikah, tidak apa-apa aku hidup sebatang kara dari pada menjadi penyebab rusaknya hubungan seseorang. Aku tahu Mbak Anna juga diam-diam terluka, Tapi kenapa Mbak Anna juga tidak jujur denganku. Apa aku di nikahi hanya untuk memberikan mereka anak setelah itu aku di campakkan. Tidak-tidak, Anak ini anakku. Terlepas Abang adalah ayahnya. Tidak ada satupun orang yang bisa mengambilnya dariku,” batin Bella yang pikirannya sudah kemana. Ia menduga Alex menikahi hanya karena anak.

“Aku harus pergi dari sini.”

Bella mengambil beberapa baju dan dompetnya serta keperluan penting miliknya, ia taruh di tas kecil yang hanya muat beberapa baju. Ia tidak peduli dengan suara Alex serta Mbok Imah dan gedoran pintu kamarnya. Bella keluar melompati jendela kamar yang tidak begitu tinggi. Bella mengendap-endap keluar dari gerbang samping agar Roni yang sedang mencuci mobil tidak melihatnya.

Bella berjalan menyusuri jalan perumahan sambil menangis hingga sampai di gerbang perumahan. Ia menyetop taksi dan pergi tak tau arah.

Sementara itu Alex berhasil mendobrak pintu kamarnya dan terkejut melihat Bella tidak ada di kamar di tambah lemarinya terbuka dan sebagian baju berserakan.

“Tuan, sepertinya Non Bella pergi lewat jendela,”ujar Mbok Imah yang melihat jendelanya terbuka.

Alex bergegas keluar dan mengejar Bella. Namu Nihil ia tidak mendapati jejak Bella.

“Roni, kau melihat Bella keluar?”

“Perasaan tidak ada yang lewat di sini tuan, pintu gerbang juga masih tertutup. Saya dari tadi di sini mencuci mobil,” balas Roni heran.

Alex melihat sekitarnya dan melihat pintu gerbang samping terbuka.

“Oh ****!” Alex berlari menuju gerbang samping dan mencarinya.

“Ada apa,Mbok?”

“Non Bella pergi, kabur. Tadi habis berantem sa tuan Alex.”

“Hah?”

“Jangan Hah! Ayo cari, susul tuan Alex.”

“I-iya, Mbok!”

Roni masuk kedalam mobil sedangkan Mbok Imah membukakan pintu gerbang.

Roni melajukan mobilnya menghampiri Alex yang sedang berlari mencari jejak Bella.

“Tuan, Masuk!” seru Roni. Alex pun bergegas masuk kedalam mobil.

“Tuan kita harus mencari kemana?” tanya Roni yang ikut panik.

“Kemana saja. pasti dia pergi belum jauh, dia tidak begitu tahu kota Jakarta.”

“Baik tuan, maaf kalau boleh tahu asal Nona Bella dari mana?”

“Surabaya!”

“Baiklah kita mulai mencari di terminal. Siapa tahu Nona Bella ingin pulang ke kampung halamannya.”

“Cepat ke terminal dekat sini, Ron. Aku akan menghubungi orangku untuk mencari Bella di terminal lain.”

“Baik tuan.”