NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

"Jangan gitu Ren, dia itu adik kamu sendiri loh," ujar Maya mulai ketakutan.

"Tega banget lo sama adik sendiri. Apalagi sama istri," celetuk Haikal tanpa ia sadari.

Narendra yang mendengarkan langsung menatap tajam pria tersebut, "Lo nggak tau apa-apa! Jadi jangan banyak bicara! Kalo lo nggak suka ada di sini mendingan lo cepat angkat kaki dari sini!"

Seketika itu juga Haikal langsung terdiam. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang bodoh telah berbicara seperti itu, "Dasar mulut sialan! Bisa-bisanya lo bicara seperti itu di hadapannya langsung. Udah tau sikapnya kek apa,"

"Udah Ren, jangan marah lagi. Urusan Haikal biar mama yang selesaikan. Mama janji akan didik dia agar nggak bicara sembarangan lagi," ucap Maya yang takut Narendra benar-benar mengusir Haikal. Bisa gagal semua rencananya jika itu semua terjadi.

"Hmm..." Narendra kembali berdeham saja.

Maya yang mengetahui kemarahan Narendra pun langsung mencubit kaki Haikal yang duduk di sampingnya.

Haikal yang tidak mengetahui apa-apa malah menatap Maya dengan bingung. Lalu setelah Maya berkedip dan melirik ke arah Narendra, barulah ia mengerti.

"Maafin gue Ren, gue janji nggak akan bicara seperti itu lagi," ucap Haikal dengan terpaksa.

"Hmm..." Narendra tidak begitu menanggapinya.

Saat suasana berubah menjadi hening, saat itu pula Diandra datang bersama dengan Galang dengan wajah yang riang. Bahkan ia tidak segan-segan merangkul lengan Galang di hadapan keluarganya.

"Selamat malam semuanya!" seru Diandra dan Galang secara bersamaan.

"Eh kalian udah datang, ayo duduk!" pinta Maya yang terlihat bahagia ketika melihat calon menantunya itu.

Diandra pun langsung mengajak Galang duduk, dan setelah makan malam selesai barulah mereka akan mengobrol kembali.

Diandra duduk di samping Haikal, lalu Galang duduk di sampingnya. Padahal kursi samping Aruna masih kosong, tapi tidak ada yang berani duduk di sampingnya.

"Malam Na," Galang juga menyapa sang sahabat, ketika sudah duduk.

"Iya Lang," jawab Aruna dengan ramah.

"Butik lo gimana Na?" tanya Galang, karena waktu itu ia tidak sempat mengobrol banyak dengan sahabat lamanya itu.

"Baik Lang, semuanya berjalan lancar," jawab Aruna.

"Kapan-kapan kalo ada waktu gue pasti akan ke sana," ujar Galang.

"Mau nyari gaun pernikahan kami nanti," sambungnya lagi.

"Iya datang-,"

Belum sempat meeruskan ucapannya, Narendra yang memang dalam keadaan marah, ditambah dengan sedikit rasa cemburu langsung memotong pembicaraan sang istri, "Kalo mau ngobrol silakan keluar! Di sini tempat untuk makan!"

Seketika itu juga, semua orang yang duduk di sana langsung terdiam, dan tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kok Galang bisa akrab sama si miskin itu sih?! Bikin gue bete aja," batin Diandra yang semakin membenci Aruna.

"Apa seakrab itu mereka dulu?" Maya bertanya kepada dirinya sendiri di dalam hati.

Mereka mulai mengambil makanan yang sudah tersaji sesuai dengan urutan biasanya, lalu melaksanakan makan malam dengan tenang dan sedikit suasana yang tegang.

.

Selepas selesai makan malam, kini seluruh anggota rumah berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol. Di sana juga sudah tersajikan beberapa minuman, serta berbagai jenis makanan ringan.

"Tante boleh tanya sesuatu Lang?" lontar Maya dengan nada bicara yang lembut kepada calon menantunya itu.

"Boleh tan, tanyain aja," jawab Galang dengan tersenyum.

"Hubungan kamu sama Aruna sebelumnya deket banget ya?" tanya Maya to the point.

"Kita hanya sebatas teman SMA aja sih tan. Selama tiga tahun itu kita satu kelas terus, dan kita selalu mengerjakan tugas bersama-sama," jawab Galang panjang lebar dengan bangganya.

"Iya kan Na?" sambungnya lagi, meminta persetujuan kepada Aruna.

"Iya, kita emang udah temanan lama. Namun setelah lulus kita harus berpisah dan nggak bisa ketemu lagi," sambung Aruna.

"Oh gitu ya," jawab Maya yang hanya bisa tersenyum, tanpa bisa marah kepada Aruna.

"Iya tan," jawab Galang yang masih tetap tersenyum.

"Oh iya Na-,"

Ketika Galang akan bertanya lagi, Diandra yang kesal pun langsung memeluk lengan sang kekasih, "Sayang, bukannya kamu sedikit nggak enak badan? Kenapa kamu banyak omong?"

Galang tersenyum sembari menatap ke arah sang kekasih, "Cuma ngomong nggak butuh energi yang besar sayang. Lagi pula aku sedang bertemu dengan teman lamaku,"

"Teman sih teman, tapi kamu juga harus istirahat," cetus Diandra kesal.

"Nggak ada yang penting kan? Saya permisi dulu." Pamit Narendra yang bergegas pergi dari sana.

Sebelum benar-benar pergi, Narendra melirik dan menatap ke arah sang istri yang masih terdiam dalam duduknya. Lalu setelah itu, barulah ia berjalan pergi dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Aruna yang menyadari maksud dari sang suami pun langsung berdiri.

"Mau ke mana Na?" lontar Galang ketika melihat pergerakan Aruna.

"Sorry Lang, tapi gue mau istirahat dulu," jawab Aruna asal.

"Yaudah, tapi lain kali kita harus ngobrol lagi!" tegas Galang.

"Pasti Lang." Ucap Aruna seraya pergi dari sana.

Aruna juga tidak berpamitan kepada Maya, karena ini pertama kalinya mereka berada di tempat yang sama. Terasa sedikit canggung untuk dia yang tidak pernah akur dengan Maya dan Diandra.

"Haikal juga pergi dulu ya tan, daripada di sini nggak ngapa-ngapain." Pamitnya seraya berdiri lalu langsung pergi, karena sejak tadi dirinya memang tidak dibutuhkan.

Kini tinggallah Maya, Diandra dan Galang saja di ruangan tersebut. Maya dan Diandra merasa biasa saja dengan kejadian itu, namun Galang merasa kedatangannya hanya menganggu saja.

"Maaf ya tan kalo Galang ganggu kalian,"

"Ehh... Nggak kok nak Galang, kamu nggak ganggu sama sekali," ujar Maya sedikit merasa tak enak.

"Mereka emang lagi kecapean, makannya cepat-cepat untuk beristirahat," sambungnya lagi.

"Iya sayang, kamu jangan peduliin mereka," sahut Diandra menenangkan sang kekasih.

"Tapi sepertinya kak Narendra nggak suka dengan kedatanganku," ucap Galang lagi yang menyampaikan isi hatinya.

"Atau sekarang dia cemburu karena gue terlihat dekat dengan Aruna ya?" sambung Galang dalam batinnya.

"Sifat Naren emang begitu nak, kamu nggak usah terkejut. Tapi sebenarnya dia itu orang yang baik," Maya mengucapkan yang sebenarnya.

"Iya yang, mungkin aja kak Naren lagi banyak pekerjaan di kantor. Jadinya dia cuekin kamu seperti ini," imbuh Diandra.

Galang menghela napasnya, lalu tersenyum, "Iya, mungkin aja emang begitu,"

"Udah kamu nggak usah pikirkan mereka lagi. Yang terpenting kamu masih bisa mengobrol dengan tante kan?" lontar Maya dengan senyumannya.

"Hehehe iya juga sih tan, yang terpenting aku bisa ngobrol dengan tante sama Diandra."

Mereka bertiga pun mengobrol bersama. Banyak yang mereka bahas, dari kelanjutan hubungan Diandra dan Galang, dan masih banyak lagi.

.

Aruna yang baru saja masuk ke dalam kamar langsung duduk di tepi ranjang tempat tidurnya. Ia melihat sang suami yang berdiri di dekat jendela kamar.

Narendra yang menyadari kedatangan sang istri pun menghembuskan napasnya kasar, lalu ia berbalik arah dan berjalan menuju ke tempat tidur.

"Sayang, hubungan kalian saat masa SMA dekat sekali ya?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!