DERITA ISTRI KETIGA
Isabella gadis 22 tahun. Ia begitu bahagia, sebab pernikahan yang ia impikan sebentar lagi tiba. sepanjang malam ia tidak bisa tidur menunggu calon suaminya datang ke rumah
Saat tidak bisa tidur ia keluar dari kamarnya, rupanya di ruang tengah masih ada sang ayah dan tamunya yang berasal dari kota. Tamu ayahnya tersebut adalah murid sang ayah saat SMA. Pria itu datang bermaksud untuk menghadiri acara pernikahannya. ia tersenyum sedikit canggung saat melihat pria dewasa di depan Ayahnya.
Sejenak Bella melihat orang-orang yang sedang bermalam di rumahnya sambil membantu menyiapkan acara pernikahannya.
“Ayah, belum tidur?” tanyanya sambil berjalan menghampiri sang ayah lalu duduk di sampingnya.
“Kamu sendiri kenapa belum tidur?”
“Gak bisa tidur, Yah!”
“Oh Iya, ini kenalkan. Ini murid Aah waktu mengajar di kota.” Pria itu mengulurkan tangannya dan di sambut Isabella.
“Alexander.”
“Isabella, panggil saja Ibel. Ayah sering cerita tentang Abang dan prestasi Abang waktu sekolah,” ujar Bella saat melepaskan jabatan tangannya. Ayahnya memang sering sekali bercerita tentang Alex.
“Abang Alex ke sini sama siapa?” tanya Bella.
“Sendiri.”
“Oh ... Saya pikir istri dan anak Abang diajak.”
Alex hanya tersenyum tipis mengingat dua istrinya belum memberikannya keturunan. Ya ... Alex memang mempunyai dua istri, istri pertamanya wanita karier dan mereka dijodohkan hanya untuk kelangsungan hubungan perusahaan dan mereka tidak saling mencintai. Sementara istri kedua Alex adalah istri yang sangat Alex cintai. Mereka pacaran semasa sekolah dan Istri keduanya juga tidak keberatan menjadi istri kedua. Istri keduanya pun tahu jika Alex menikah dengan Istri pertamanya hanya karena dijodohkan. Ya, cinta memang buta, tidak peduli jika seseorang itu sudah menjadi milik orang lain. Tetap saja mau menjadi yang kedua.
“Istri Abang juga bekerja, jadi sibuk, tidak bisa ikut kemari,” Tut Alex.
“Oh ... enak ya Bang, wanita kota. Walau sudah menikah masih bisa bekerja dan berkarier. Kalau di kampung sini pasti di omongin tetangga. Sudah punya suami kok, kerja. kurang duit ya.” ketiganya pun tertawa.
“Kamu sendiri kalau sudah menikahi mau tetap bekerja atau jadi ibu rumah tangga?” tanya Alex.
“Kalau saya pribadi, jadi ibu rumah tangga saja. Nunggu suami pulang kerja, siapin keperluan suami, masak, ngurus anak. Tapi nanti bagaimana dengan anak didik saya di sekolah TK. Saya kan guru TK di sini.“
Alex tertawa kecil melihat Bella. Alex tidak menyangka keinginan gadis di depannya itu begitu sederhana.
“Ibel ... sudah sana istirahat. Besok hari pernikahan kamu.” Ayahnya menyuruhnya istirahat.
“Ya sudah ... Ayah juga istirahat ya. Abang juga. Ibel ke kamar dulu. ” Bella bangkit dari duduknya dan tersenyum ke arah Alex lalu menuju kamarnya.
Pagi harinya Bella bersiap berdandan layaknya pengantin. Walau riasan sederhana dan menggunakan kebaya sederhana, ia tampak begitu cantik.
Sang Ayah tersenyum melihat putrinya yang mengenakan baju pengantin. Akhirnya tugasnya menjaga sang anak sudah hampir selesai, sesuai janjinya pada almarhum istrinya.
Waktu terus berlalu. Namun, calon pengantin pria tak kunjung datang. Bella berulang kali menghubungi ponsel calon suami dan keluarganya, Namun tidak ada yang mengangkatnya. Bella dan sang Ayah mulai gelisah, begitu juga para tamu yang ada di rumah Bella. Alex yang juga melihat kecemasan Ayah Bella, ia pun mencoba menenangkannya.
“Sabar, Pak. Mungkin di jalan macet.” Alex mengusap pundak Pak Husain. Pria tua itu memang sangat gelisah.
“Iya, Nak Alex. Bapak tidak apa-apa.”
Tak lama terdengar jeritan Bella di kamarnya. Pak Husain yang mendengar jeritan putrinya itu pun semakin gelisah dan buru-buru lari ke kamarnya diikuti Alex dan sebagian tamu.
“Gak mungkin...! Gak mungkin..!” teriak Bella.
“Ada apa ini. Bella kenapa?” tanya pak Husain saat melihat putrinya menangis di pelukan sahabatnya Aisyah.
Bella tidak menjawab pertanyaan sang Ayah. Ia terus menangis. Pak Husain mendekati putrinya.
“Ada apa Ais?” tanya pak Husain pada sahabat Bella.
“Itu Wak , rombongan Mas Hadi kecelakaan ditabrak kereta api. Semua anggota keluarga terseret jauh. Semuanya meninggal dan jasad hampir tidak di kenali.” Aisyah menyampaikan dengan sangat hati-hati. Namun Pak Husien seketika terkena serangan jantung dan langsung tidak sadarkan diri.
“Ayah ...!” Panggil Bella merengkuh sang Ayah. Alex yang pun spontan menghampiri Bella dan pak Husain.
“Tolong jangan berkerumun. Panggil dokter atau tenaga medis!” ujar Alex pada semunya, ia juga ikut panik melihat gurunya pingsan.
Aisyah mencoba menghubungi tenaga medis di desa lewat ponselnya. Alex mencoba memberi pertolongan pertama. membuka kemeja pak Husain dan menekan dada Pak Husain beberapa kali.
“Sebentar lagi pak mantri datang kemari,” ucap Aisyah saat selesai menghubungi dan mengirim pesan pada mantri desa.
“Apa rumah sakit di sini jauh?” tanya Alex.
“Lumayan Pak. Sekitar tiga jam perjalanan menggunakan mobil.”
“Ah ... Shit!” umpatnya dan terus memberi CPR di dada pak Husain.
“Ayah ... bangun! Jangan tinggalkan Ibel, Yah ....” Bella menangis pilu melihat ayahnya belum sadarkan diri.
Tak lama Pak Husain tersadar dan membuka matanya. Dengan lemah ia meraih tangan Bella.
“Ayah ... Ayah sudah sadar.” Bella sedikit bingung melihat ayahnya karena sang ayah juga meraih tangan Alex.
“Hidup Ayah tidak lama lagi.” Pak Husain sekilas melihat Bella lalu pandangannya beralih ke arah Alex.
“Alex ... Bapak serahkan putriku padamu. Nikahi dia dan jaga dia.”
“Tapi pak. Saya sudah....”
“Bella tidak mempunyai siapa-siapa, Nak Alex. Janji pada Bapak untuk terus menjaga Ibel.” Pak Husien menarik nafasnya.
“Ayah ... Jangan tinggalkan Ibel, Ibel sama siapa kalau Ayah pergi.” Ibel menarik kepala pak Husain di pangkuannya dengan hati-hati dan terus menangis.
Alex sejenak menatap Bella, ia juga kasihan tapi mana mungkin ia menikahi gadis cantik itu untuk jadi istri ketiganya. Mustahil?
“Nak Alex ... janji pada Bapak. Bapak tahu kamu sudah mempunyai is-istri. Jaga Bella dan nikahi Bella di depan jenazah Bapak.” Pak Husain meremas tangan Alex meminta persetujuan.
“Baik, Pak. Saya akan menikahi Bella.” Hanya itu yang bisa terucap dari bibir Alex. Pak Husien pun seketika menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggal dipangkuan Bella.
“Ayah...!” terik Bella memeluk tubuh Ayahnya.
“Ayah...,” lirih Bella yang tak lama juga tidak sadarkan diri.
“Bella,” pekik Aisyah lalu menopang tubuh Bella.
Alex bangkit lalu ia keluar untuk berfikir apa ia harus menikahi Bella atau tidak. Tapi jika tidak, ia sudah terlanjur berjanji dengan Almarhum pak Husain.
Pak mantri yang baru sampai pun langsung di arah tamu yang datang ke kamar Bella. Mantri tersebut memeriksa Pak Husain. Mantri tersebut tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan dalam diri pak Husain dan hanya menghela nafas pasrah.
“Pak Husain sudah meninggal.”
“Innalilahi...,” ucap semua orang yang ada di kamar Bella.
Hari bahagia Bella berubah menjadi duka. Ia harus menyaksikan sang ayah meninggal disaat hari pernikahannya. Duka semakin bertambah tatkala calon suaminya juga meninggal dunia. Ia hanya bisa pasrah dengan semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
rositasaleh ros
aku mampir
2023-01-06
1
Yunita Carolina
❤️
2023-01-06
0
Siti Sri Wahyuni
Mampir 👇
2022-12-27
3