JANGAN DI BOM LIKE PLISSS 😘🥰
Dhev si duda dingin dan tidak berperasaan akhirnya bisa jatuh cinta lagi dan kali ini Dhev mencintai gadis yang usianya jauh lebih muda.
Dhev, Nala dan Kenzo. Di dalam kisah mereka terdapat kesedihan masa lalu dan harapan untuk hidup bahagia.
Mampir? Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan gift/votenya, ya. Terimakasih 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Ana
Selama perjalanan, Dhev terus mengingat pekerjaannya untuk mengalihkan pikiran yang mengajaknya teringat kembali dengan luka lama.
Sesampainya di depan pagar, Dhev membuka kunci mobilnya dan Ken turun tanpa sepatah kata pun.
Selesai dengan menjemput Ken, sekarang Dhev pergi ke makan Ana. Di sana Dhev menceritakan tentang hari ini yang sudah mulai mencoba berdamai dengan keadaan. Dhev mengaku sangat sulit walau kejadian itu sudah lebih dari dua tahun.
Hari ini Dhev yang meluangkan sedikit banyak waktu itu memilih agak berlama-lama di makam.
Dhev juga menaburkan bunga mawar kesukaan mendiang istrinya.
Merasa lapar membuat Dhev memilih untuk mencari makan siang. Makan siang yang terlambat tentunya karena hari sudah hampir sore.
****
Di rumah, Nala menepati janjinya yang mengatakan kalau akan mengajak Kenzo bermain di taman.
Menggunakan sepeda yang ada di garasi, Nala menggunakan sepeda yang ternyata adalah milik almarhumah Ana.
Dan Kenzo sudah pasti menggunakan sepeda miliknya.
"Jangan ngebut, ya! Kita santai aja yang penting sampai, ok!" kata Nala seraya menuntun sepeda keluar dari garasi.
"Siap!" kata Kenzo seraya menaiki sepedanya.
Nala dan Kenzo bermain di taman layaknya kakak dan adik. Setelah merasa lelah, sekarang Nala menepati janjinya yang mengatakan akan membelikan es krim untuk Ken.
Ken merasa senang karena akhirnya mendapatkan teman di rumahnya yang besar, kesepian Ken sedikit terobati dengan hadirnya Nala, selayaknya seorang kakak yang mengerti adiknya.
Tanpa Nala dan Ken tau sebenarnya ada yang sedang mengawasi keduanya dengan tatapan tajam, dia adalah Dhev. Dhev yang baru pulang itu harus melewati taman kompleknya dan melihat Nala sedang memutari taman menggunakan sepeda Ana.
Dhev tidak terima kalau Nala menyentuh barang milik istrinya tanpa sepengetahuannya, tanpa izinnya.
Dhev memutuskan untuk segera pulang dan baru saja turun dari mobilnya sudah berteriak pada semua orang.
"Siapa yang biarkan anak itu memakai sepeda Ana?" teriak Dhev di halaman rumahnya.
Satpam, Mang Dadang semua berkumpul dan menggelengkan kepala. Mereka memang melihat Nala membawa sepedanya tetapi tidak tau kalau Tuannya akan semarah ini.
Lalu Dhev dan semua orang melihat ke arah gerbang yang terbuka, terlihat Nala sedang membuka gerbang tersebut.
Nala yang tidak tau apa-apa itu tiba-tiba saja dikagetkan oleh Dhev, dengan wajah yang terlihat sangat marah itu datang dan merebut sepeda yang sedang dituntun oleh Nala.
"Siapa suruh kamu pakai sepeda ini, hah!" bentak Dhev.
Nala membuka mulutnya, ingin bertanya mengapa Dhev semarah itu, sedangkan Nala membawa sepedanya kembali dengan utuh tanpa kurang suatu apapun.
"Hanya sepeda kenapa om semarah ini?" tanya Nala.
Dhev yang menuntun sepeda itu tak menghiraukan pertanyaan Nala, pria itu menahan amarahnya supaya tidak semakin meledak.
Lalu, satpam menjawab pertanyaan Nala, "Maaf Neng, itu sepeda almarhumah Bundanya Aden Ken."
Mendengar itu Nala mengerti mengapa Dhev sangat marah, Nala memaklumi Dhev yang menjaga barang milik istrinya karena itu adalah salah satu kenangan yang tersisa.
"Mungkin dia takut sepedanya rusak, terus hilang semua kenangan mereka, padahal kenangan itu akan selalu ada di hati," gumam Nala.
Setelah itu, Nala mengajak Ken untuk masuk kemudian mandi sore.
"Tante kenapa nggak nangis atau marah?" tanya Ken pada Nala, keduanya sedang berjalan menaiki tangga.
"Kenapa harus marah, Tante malah bangga sama Ayah kamu, begitu mencintai Bunda kamu," ucap Nala seraya mengacak rambut Ken.
"Seperti Ayah yang mencintai Ibu," batin Nala.
Dan Dhev yang ternyata masih berada di lantai bawah itu mendengar kalau Nala memujinya. Berbeda dengan yang lain, mereka tak mengerti perasaan Dhev dan mengapa menjadi seperti ini.
Ucapan Nala membuat Dhev teringat dengan serpihan masa lalunya, Dhev tidak akan membiarkan Ana dalam kesulitan sedikit pun. Begitu besar cinta Dhev untuk Ana, tetapi sayangnya takdir sudah memisahkan keduanya.
Tersadar membuat Dhev segera melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamar, mandi lalu bersiap untuk menghadiri undangan reuni SMAnya.
Dhev yang melewati kamar Ken itu mendengar suara Nala yang mengingatkan Ken agar tidak membuat becek setelah keluar dari kamar mandi.
"Ken, keringkan dulu badan kamu, becek, lantai jadi licin, takut kepleset!"
Lagi-lagi apa yang didengar oleh Dhev seolah mengingatkannya pada Ana.
Flashback on.
Hari minggu, sore hari, Dhev dan Ana ingin memberikan kabar bahagia tentang kehamilan Ana yang kedua.
Ana sedang bersiap di kamar Ken, menyiapkan apa saja yang perlu dibawa, Ana yang ingin mengajarkan Ken mandiri itu membiarkan Kenzo untuk mandi sendiri dan saat itu Kenzo masih berusia 4 tahun lebih.
"Ken, keringkan dulu badanmu, sayang. Lantai licin, Nak." Ana mengingatkan Kenzo yang berlarian setelah keluar dari kamar mandi, Ana berdiri di dekat ranjang dengan handuk dan siap menangkap Ken yang sangat aktif.
"Kena!" kata Ana seraya memeluk Kenzo.
"Dengarkan Bunda, sebentar lagi Ken akan menjadi kakak, sayang sama ade nggak?" tanya Ana seraya membawa Kenzo duduk di tepi ranjang.
Ken menganggukkan kepala seraya mengusap perut Ana yang masih rata.
"Nah, sekarang kalau keluar dari kamar mandi biasakan keringkan dulu, biar lantai nggak licin, takut Bunda atau Ken terpeleset," kata Ana seraya mengeringkan badan dan rambut Kenzo yang masih.
Mendengar itu, Kenzo memeluk manja Ana dan kebersamaan keduanya dilihat oleh Dhev dari pintu kamar Kenzo.
Flashback off.
"Dia bukan Ana!" batin Dhev, setelah itu Dhev kembali melanjutkan langkah kakinya, masuk ke kamar dan melepaskan dasi yang melilit di lehernya.
****
Naomi merasa kalau dirinya sudah membaik dan berniat untuk kabur.
Tetapi, anak buah si bos masih berjaga di sekitar kos Naomi.
Si bos tidak ingin kehilangan pelanggannya karena Naomi.
Benar saja, si pria india itu kembali meminta gadis dan si bos berniat memberikan Naomi kembali.
Si bos ingin memberikan pelajaran berharga pada Naomi yang sudah menipunya untuk kedua kali.
Si bos ingin Naomi menjadi pekerjanya yang baru.
Baru saja Naomi keluar dari gerbang kos sudah ada dua pria yang mencekal lengannya, menyeretnya masuk ke mobil dan membawanya ke hotel.
Melawan dan meronta pun tidak ada guna karena tenaga Naomi kalah besar.
Naomi hanya bisa pasrah dan untung saja Naomi sudah membawa obat tidur di saku celananya.
Naomi bergemetar saat melihat pria gendut yang telah menyiksanya itu membuka pintu kamar hotel.
Hari masih sore apakah Naomi akan mengalami penyiksaan panjang hari ini.
Melihat Naomi sudah berada di depan mata lantas si pria berbadan gendut itu menariknya masuk dan segera menutup rapat pintu hotel.
"Penderitaan dimulai," batin Naomi saat dirinya secepat kilat sudah tidak berbusana lagi.
Bersambung.
Jangan lupa like, komen dan difavoritkan, ya. Gift/Vote dipersilahkan untuk mendukung karya ❤