Dipertemukan di sebuah masjid dengan kejadian memalukan membuat Galexia Adhara, gadis berumur 18 tahun ini menyukai sosok dokter muda.
Namun, masalahnya dokter muda yang ia sukai itu adalah kakak dari musuh bebuyutannya di sekolah.
Galexia maupun dokter muda itu pun tak sadar jika sudah mengenal sejak dulu, hanya saja jarak dan waktu memisahkan keduanya menjadi dua orang yang asing. Hingga suatu hari kebenarannya terungkap, jika dulu mereka pernah saling mengenal.
Bagaimana perjuangan Galexia mendapatkan hati si dokter muda, apakah masa lalu akan menjadi penghalang keduanya untuk bersatu ? Dan ujian apa yang datang menghampiri keduanya ? Ikuti kisah si gadis natckal ini yuk !
Sequel ISTRINYA PAK GURU ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Heboh dan rusuh
Gale meneguk air mineral miliknya. Ekskul dance memang selalu menguras tenaga dan keringat. Acara minggu depan di sekolah membuat beberapa ekskul di sekolah mengharuskan mereka tampil demi menyambut kedatangan tamu dari sekolah lain juga berbagai narasumber sebagai jamuan.
Waktu sudah menunjukkan ashar, Gale baru saja selesai dengan kegiatannya dan kini mereka sedang berada di depan gerbang sekolah.
"Gue nunggu ojol dulu !" ujar Gale.
"Udah nyampe mana ojolnya ?" tanya Faisal.
"Masih aga jauh sih, temeninnnn !" rengek Gale.
"Tumben pake ojol ?!" tanya Lila.
"Mau ke rumah sakit, soalnya mau ke rumah ayah bareng abang suami," kekeh Gale.
"Idih so sweet barengan mulu kaya upin ipin, bikin yang jomblo pada ngenes ! Pengeeennn nikahhh," rengek Lila.
"Nikah sama ke*bo !" Faisal menepujk jidat Lila yang sedang merengek.
"Nikah, nikah...sekolah dulu yang bener !!" sarkasnya berlanjut.
"Ihhhh, Ical nih lama-lama nyebelin ! Andai gue kaya Gale, tiba-tiba datang pangeran berjas putih pake mobil yang datang nikahin, udah ganteng, mapan pula !" Lila berandai-andai.
"Halu !" teriak Andini di telinga Lila, Gale tertawa melihat temannya terdzolimi.
"Kalo menurut gue sih rejeki mah gimana amal-amalan Lo !" kelakar Gale.
"Maksud loe, amalan gue jelek gitu ? Terus entar gue dapet jodohnya kaya Ical sama Ivan ? Ogah !" jawab Lila menggidikkan bahunya.
"Kimvrittt," umpat Irvan dan Ical.
"Enaknya nih anak diapain Cal ?" tanya Irvan.
"Kubur idup-idup !" jawab Irvan.
"Enak aja !" Lila bereaksi. Disaat mereka sedang bercengkrama seraya menemani Gale menunggu ojolnya, tiba-tiba saja terjadi hal tak terduga di depan sekolah.
Ckittttt ! Brakkkk !
"Astagfirullahaladzim !"
Sebuah tabrakan antara pemotor dan pemotor lainnya terjadi tepat di depan sekolah, seketika anak-anak ini berlari menghambur untuk melihat. Kedua motor terlihat rusak di bagian depan, begitupun pengendara dan boncengannya yang sudah terkapar kelainan arah.
"Ya allah !" pekik beberapa orang yang melihat.
"Eh, tolongin ! Tolongin !" Gale berlarian bersama yang lain, ada beberapa warga yang melihat dan ikut menolong.
"Eh, kenapa nih ?!" Gale melihat banyak da_rah yang keluar salah satu orang yang terlibat kecelakaan barusan.
"Oy berd_arah !"
"Tolong," ucapnya lemah, lalu si korban tak sadarkan diri.
"Astagfirullah, harus dibawa ke rumah sakit !" panik mereka, melihat da_rah yang keluar dari kaki, tangan dan hidung membuat semuanya heboh dan panik.
"Buka dulu helmnya, buka !"
Sayangnya tak banyak kendaraan yang melintas sore itu.
"Aduh ini gimana ! Ga ada mobil lewat ?!" Lila dan Andini bergerak gelisah. Sementara Faisal, Gale, dan Andini beserta warga membawa para korban ke pinggir jalan dan mencoba menolong mereka, beberapanya juga mencoba menghubungi polisi.
"Oyyy buruan !" pekik Faisal.
"Ga ada mobil yang lewat !" teriak Andini.
"Aduh ini gimana pak ?" tanya seorang ibu-ibu warga sekitar pada warga lainnya.
Gale menyipitkan matanya melihat mobil angkot yang sedang ngetem di dekat warung.
"Itu mobil angkot !" tunjuk Gale.
"Oh iya, coba bapak pintai tolong !" jawab salah seorang warga lain pada si bapak yang berpeci.
Hanya berselang 5 menit, ia kembali dengan berlari. "Aduh neng, ini supir angkotnya lagi di mushola sana, angkotnya barusan dititip di warung. Kata yang punya warung," ucap si bapak dengan nafas tersengal.
Gale saling memandang, "gimana ini, si bapak ini ga bangun-bangun ?! Gue takut kenapa-kenapa ?"
Sementara warga yang lain menolong pengendara lain dan mencoba membawa motor para korban ke samping, agar tak melintang di tengah jalan.
"Kalo nungguin si supir takut kelamaan ?!"
Gale mencoba beranjak melihat kondisi angkot, ia berlari melihat, matanya berbinar saat secara kebetulan kunci mobil angkotnya ditinggalkan si supir di dalam angkot.
"Guys !!!! Ada kuncinya !" seru Gale.
Gadis itu kembali ke ke kerumunan, "bapak-bapak, ibu-ibu. Disini siapa yang bisa ngendarain mobil ?" tanya Gale, tapi sayangnya mereka menggelengkan kepala.
"Aduh Le, ga ada yang bisa bawa mobil ?!" jawab Lila. Di tengah kebingungan mereka, si korban lainnya malah batuk dan mengeluarkan da_rah, sontak saja mereka terkejut dan semakin panik.
"Ya udah, bapak-bapak. Bawa mereka ke angkot !" pinta Gale.
"Le, loe ga serius kan mau bawa mobil ?!" tanya teman-temannya berseru, karena terakhir kali saat Gale membawa mobil, mereka berakhir nyungseb di selo_kan depan kompleks, plus kena omelan dan hukuman Arka.
"Insyaallah, dengan ijin Allah yakin gue !" jawabnya.
"Jangan becanda Le, ini bawa nyawa orang ! Entar yang ada korbannya malah nambah ?!" tanya Faisal sewot.
"Insyaallah gue bisa sekarang !" jawab Gale tak yakin, tapi mau bagaimana lagi, setidaknya ia mencoba menolong.
"Beneran adek bisa nyetir mobil ?" tanya si bapak yang memakai peci.
"Bisa," jawab Gale nyengir tak yakin.
"Diliat dari mukanya ko gue ga yakin ?" tanya Andini berbisik.
"Ya udah bawa !" ucap Irvan mengejutkan mereka, membuat mereka menoleh pada Irvan. Padahal mereka tau sama tau, Gale tak memiliki SIM dan keahlian berkemudinya tak semahir para pembalap atau minimalnya supir pada umumnya, malah bisa dikatakan lebih seperti supir ambulance hantu.
"Daripada kita ngga nyoba dan telat bawa, takutnya nih orang-orang pada mati ! Mau tanggung jawab loe, dihantuin ?!" jawab Irvan to the point.
"Ya sudah ayo bawa !" jawab beberapa warga.
"Angkat pak !"
"Yakin kan loe Le, ko perasaan gue ga enak ya ?!"
"Pakein garem biar enak !" jawab Gale ikut berlari menyusul yang lain, gadis itu masuk ke dalam jok kemudi angkot.
"Pak, bilangin sama si supir angkot, angkotnya saya pinjem dulu buat anter korban !"
"Iya neng," jawab si bapak berpeci.
Akhirnya mau tidak mau keempat anak lainnya ikut masuk, bersama 2 warga lainnya.
"Hati-hati neng bawanya, neng yakin kan ?!" tanya salah satu warga yang ikut. Pasalnya melihat wajah teman-teman Gale membuat keyakinan mereka ikut turun.
"Insyaallah pak, bantu do'a aja ya !" jawab Gale, bukan lagi...Lila, Andini dan Faisal sudah melafalkan do'a-do'a yang mereka hafal, hingga do'a tidur mereka ucapkan.
Gale memutar kunci dan melepas rem tangan, membuat teman-temannya semakin keras berdo'a.
"Bismillah !" gumam Gale.
"Ya Allah...ya Allah ampuni hamba !"
"Jangan biarkan hamba berumur pendek, masih belom nikah !"
"Loe semua berisik oyy !" pekik Gale.
Ia mulai memasukkan gigi dan menginjak gas, angkot akhirnya melaju. Untuk membantu mempermudah Gale, Irvan duduk di bagian pintu masuk dan mencoba berteriak seperti kernet angkot.
"Minggir !!! Minggir !!"
"Le, buruan...ini ko dar_ahnya ga mau berenti !" panik Lila membuat Gale ikut panik.
"Pada pegangan ya !" pinta Gale, ia menambah kecepatan angkot.
"Huwwaaaakkk Galeeee !" teriak Lila dengan memeluk Faisal.
"Icallll gue takut !!!" teriak Andini mengeratkan cengkramannya di lengan Fais disaat Gale membawa angkot dengan kecepatan lumayan kencang hingga isi angkot sedikit terbanting-banting, ditambah cara membawa mobil yang kaku membuat mobil melaju tak karuan.
"Aduh neng ! Ko saya jadi ga yakin ya ?!" ujar kedua warga yang ikut berpegangan pada sisi angkot dan memegang korban agar tak terbanting-banting.
"Neng bisa bawa mobil ngga ini, jangan-jangan ga bisa ? Waduhhh, saya masih mau hidup !" kini keduanya ikut panik. Gale tak bergeming, ia lebih memilih fokus pada kegiatannya.
Melihat laju mobil yang tak karuan dan terkesan seperti ugal-ugalan, membuat polisi di perempatan jalan yang melihat membunyikan peluitnya sambil menghadang angkot yang dibawa Gale.
"Mamposss gue polisi guys !" ucap Gale.
Pritttttt !!!!!
"Pak awas pak !" teriak Irvan.
"Stop ! Stop !" teriak polisi mencoba menghentikan angkot.
Karena panik, otak Gale mendadak blank.
"Aduh rem yang mana ini ?!" keluh Gale.
"Hah ?!!!!" mata mereka seperti akan keluar dari tempatnya.
"Gale !!!"
bingung koment apa
saaaaa kingggg candu nyaaa sama karya author 👏👏👏💃💃💃