Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Jovan mengamuk
Jovan kaget bukan kepalang saat melihat istri nya sudah terkapar begitu dengan perut bekas cakaran besar, raut wajah ketakutan juga terlihat jelas di wajah nya Raisa. jujur saja selama ini dia adalah orang yang tidak percaya dengan hal hal begitu, namun setelah melihat langsung tadi maka timbul lah rasa percaya nya.
Di tambah Raisa juga baru tau suami nya sudah membuat ulah dengan membunuh seseorang, tebakan nya mengarah terus pada seorang gadis. tepat pula tadi setan yang menghantui nya adalah seorang wanita, sangat jelas di mata Raisa bahwa hantu itu memang seorang wanita dengan mata merah melotot seolah marah pada diri nya.
"Sayang, kenapa kamu bisa begini?!" Jovan ketakutan melihat keadaan Raisa.
"Tanya sama hati kamu, Bang! kamu membunuh seorang gadis kan." tuding Raisa mengabaikan rasa sakit dan takut nya.
"Raisa, keadaan kamu sedang tidak baik baik saja! sudah lah jangan membuat masalah, itu beda jauh." seru Jovan.
"Sama! yang mencelakai aku adalah setan seorang wanita, dia memakai gaun pengantin." teriak Raisa sembari memegangi perut nya.
Deg.
Jelas Jovan merasa sangat kaget dengan penuturan istri nya bahwa setan yang barusan datang adalah seorang pengantin, tidak mungkin bisa sampai sini karena selama ini pun tidak pernah. sebab Jovan sudah di beri jimat bungkusan hitam oleh Mbah Marto, sehingga pengantin setan tidak mungkin bisa mengejar diri nya.
Tapi sekarang kenapa malah jadi begini, Raisa mendapatkan teror selepas ia pulang dari rumah nya Purnama untuk minta tolong. Purnama jelas tidak tau soal jimat nya, tapi kenapa pengantin setan bisa sampai datang dan hampir saja membunuh Raisa di dalam kamar nya sendiri.
"Jawab aku, Bang!" teriak Raisa lagi karena rasa curiga sudah semakin besar.
"Kamu salah paham, aku tidak ada membunuh seorang gadis! lagi pula sejak kapan kamu percaya setan." elak Jovan langsung.
"Lalu siapa yang kamu bunuh? siapa yang sudah kamu habisi!" Raisa terus berteriak.
"Itu bukan urusan mu! lebih baik kau fokus agar bisa sembuh, bukan nya cuma sakit terus terusan." bentak Jovan tambah naik darah.
"Kamu sudah keberatan untuk mengurus ku?" Raisa tidak percaya dengan apa yang di dengar nya.
"Empat tahun itu bukan waktu yang sebentar, aku cuma bisa melihat kau yang layu dan tidak bisa apa apa!" geram Jovan sangat murka.
Terpana Raisa mendengar ucapan suami nya yang sudah menghina dia sampai seperti itu, padahal selama ini ia tidak pernah menduga bahwa sang suami akan tega mengeluarkan ucapan yang sangat pedas. Raisa memang menganggap semua biasa saja dengan sakit nya, padahal sang suami juga butuh belaian seorang istri.
Sudah merasa yakin bahwa suami nya tidak mungkin selingkuh atau dengan menggunakan wanita malam, namun dasar nya laki laki yang sangat sulit mengendalikan nafsu. apa lagi Jovan adalah pria normal dan dia punya uang, bukan masalah yang rumit apa bila cuma seorang wanita saja.
"Jadi selama ini kamu sudah bosan menunggu aku sakit, Bang?" Raisa menatap suami nya tidak percaya.
"Perlu kah kau tanya lagi masalah itu? uang atau pun tenaga sudah banyak yang kau habis kan, Raisa!" geram Jovan membuat istri nya sangat sedih.
"Tega kamu saja aku." Raisa tertunduk menangis pilu.
"Darah Ibu semakin banyak, mari kita kerumah sakit saja dulu." Sari cemas pula melihat Raisa.
"Bawa dia pergi kerumah sakit, bila mati malah Ayah nya sibuk memarahi ku!" titah Jovan tanpa menoleh.
"Abang!"
"Apa lagi? masih mending aku mau mengobatkan mu, atau kau mau diam saja di kamar!" Jovan sudah menunjukan sifat asli nya.
"Sudah lah, Bu! mari kita kerumah sakit ya, darah nya semakin banyak." Sari tidak tega pula melihat nya.
Yang punya istri terus berjalan meninggal kan rumah, padahal Jovan baru saja pulang dari rumah sahabat nya. tapi sekarang dia harus pergi lagi akibat suntuk, lagi pula ada yang mau di bicarakan pada teman teman nya yang satu gerombolan itu.
Biar saja Raisa pergi sendiri dan Jovan sudah lelah untuk peduli, selama ini dia peduli hanya karena Ayah mertua nya saja yang bersahabat baik dengan Papa Jovan. sehingga anak nya sangat di percayakan pada dia, tidak tau bahwa Jovan ada kala nya bosan bila mengurus istri terus.
...****************...
Madi melemparkan rokok di depan Jovan karena pria ini terlihat sangat kusut sekali, memang Jovan sedang kesal pada sang istri. kebetulan juga ada Ardi di sana sehingga cocok lah sudah gerombolan ini, cuma kurang satu saja karena tidak bisa mau ikut.
"Ini kalian berdua mendatangi aku memang cuma mau pamer wajah muram?" Madi menghisap rokok nya.
"Istri ku masuk rumah sakit, pengantin setan datang dan mencakar dia!" Jovan menatap teman nya serius.
"Yang benar saja kau? bagai mana bisa dia sampai datang kesana!" kaget Madi dan juga Ardi.
"Itu lah yang aku tidak tau juga, kok bisa dia masuk kedalam rumah ku dan membuat masalah!" sahut Jovan.
"Apa mungkin jimat nya tidak mempan lagi, masa kita mau kerumah Mbah Marto terus!" Ardi nampak kurang suka akan dukun itu.
"Lalu mau kemana lagi, dia yang sudah tau rahasia kita." Madi mencampakan rokok nya.
Ardi menarik nafas berat karena dia juga mulai pusing, sudah lah pusing karena anak nya tak sembuh sembuh. malah sekarang datang pula masalah lagi di dalam hidup nya, tentu otak pria ini menyala kencang akibat sangking banyak nya pikiran yang mau ia tuntaskan agar tidak jadi bumerang.
"Ini jadi nya gimana, atau kita datang saja kerumah Mbah Marto sekarang?" tawar Madi.
"Aku tidak tau, kau yang punya ide atas masalah ini jadi kau juga yang cari jalan keluar!" seru Jovan.
"Tidak usah menyalahkan aku kau, sialan! kau juga menikmati nya." bentak Madi tidak terima di salahkan.
"Jangan bertengkar, nanti malah tambah runyam dan kita bisa kebobolan lagi. lihat lah Arga yang sudah mati duluan!" sentak Ardi kesal juga pada mereka.
"Maka nya kita kerumah Mbah Marto saja, biar dia yang berpikir mencari penangkal." ucap Madi yang tidak punya pilihan lain.
"Gimana kalau kerumah Purnama itu saja, kan dia memang bisa memusnahkan setan." usul Ardi yang penasaran.
"Purnama siapa?" Madi yang belum tau soal Purnama.
"Ceritakan pada dia, kalau bisa kita minta tolong pada dia lah dan mengakui saja." usul Ardi lagi.
Jovan menarik nafas berat dan mulai cerita pada Madi yang sudah siap menunggu untuk di ceritai, memang cuma pada Ardi saja ia sempat cerita, yang lain belum karena baru bertemu hari ini.
korban nya cukup suami mereka saja Thor,,dn para istri tahu cerita tentang bejat nya para suami mereka.
tetep semangat 💪 Thor..