Romance modern.
Kisah cinta Anne Halinger dengan Robert Anderson yang bertemu lewat perjodohan.
Anne yang berasal dari keluarga yang tidak menyayanginya. Dia dijodohkan dengan Robert yang hampir bangkrut dan tidak punya penghasilan tetap.
Namun, tiada yang tahu jadi diri Robert yang sebenarnya adalah pewaris dan CEO Black Diamond Group. Bagaimana kisah cinta dua insan ini? Akankah Anne dan Robert berbahagia?
Ikuti terus kisah mereka ya.
IG @cindy.winarto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Winarto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Esok harinya, Anne bangun dengan badan pegal semua karena semalam dia habis digempur suaminya lagi. Namun, mau tidak mau Anne harus bangun, karena harus bekerja.
Mood Robert sedang bagus hari ini, jadi dia bersenandung kecil sembari menyiapkan sarapan pagi berupa susu cokelat hangat dan roti bakar. “Ayo makan dulu, istriku sayang.”
“Iya, hoammm,” sahut Anne sambil menguap lagi. Tangannya bergerak mengambil sepotong roti bakar dan mug susu cokelat.
“Kamu masih capek ya? Aku saja yang antar ke kantor ya, takut ada apa-apa di jalan kalau kamu bawa motor sambil mengantuk,” ucap Robert khawatir, lalu mengelus bahu Anne penuh kasih.
“Bagaimana aku tidak capek? Kamu ini minta jatah terus, dan tenagamu seperti kuda, tidak ada capeknya sama sekali,” jawab Anne kesal, pinggang dan pahanya terasa ngilu semua karena ulah barbar suaminya.
“Ah, kamu ini kesal, tapi enak ‘kan? Nikmat tiada tara,” goda Robert lagi, yang kemudian disambut cubitan Anne di pipi Robert.
Lalu, Robert segera menangkap tangan Anne dan menarik kepalanya dan mencium lembut bibir istrinya. Ciuman lembut itu segera berubah menjadi ganas, lidah mereka bertautan dan bertukar saliva satu sama lain. Tangan Robert pun mulai menjalar ke balik baju Anne, dengan cepat membuka pengait bra, *******-***** dua bukit besar di depannya dengan lihai, membuat Anne yang tadinya masih mengantuk menjadi tersadar kembali.
Anne masih terbawa suasana intim, tapi segera sadar dan menghentikan adegan panas itu dan melenguh pelan, “Rob, hmm aku harus pergi kerja, antar aku ya.”
“Oke, nanti malam kita lanjutkan lagi, pulang cepat hari ini ya. Aku benar ‘kan, kamu sudah mulai ketagihan? Nih lihat sosisku juga sudah membesar, padahal kita baru ciuman saja,” jawab Robert sambil menggigit kecil telinga Anne.
Mata Anne membulat saat melihat celana boxer suaminya, dan betul saja, sosis jumbo kenyal itu sudah menegang dan menonjol di sana. Rasa penasaran Anne memuncak, dan tangannya turun ke dalam celana boxer, dia memegang lembut sosis itu dan meremasnya pelan, sambil mendesah di telinga Robert, “Iya sayang, aku suka, dan aku jadi ketagihan sama sosis kamu ini hihihi.”
“Kamu mulai pintar memainkan dia, sayang,” ucap Robert sambil mengecup singkat istrinya lagi dan membantu merapikan baju Anne. Dia segera bangun dan berganti baju. Kalau dia terus di sebelah Anne, dia takut kebablasan dan malah akan menelanjangi istrinya lagi.
Memang hasrat yang tertunda selama 3 tahun ini ternyata harus segera dipuaskan. Sepertinya Robert butuh waktu berhari-hari di atas ranjang untuk memuaskan gairah mereka berdua, dan karena itulah dia akan memanggil Matt siang ini untuk membahas rencana bulan madunya yang tertunda lama. Ya, mereka belum pernah berbulan madu apalagi liburan kemana pun.
Anne memeluk erat pinggang Robert di boncengan motor, seakan takut jatuh saja, padahal mereka sudah sering naik motor bersama. Dua bukit kembar Anne menempel erat di punggung Robert, dan sesekali mereka bergoyang sehingga membuat darah Robert berdesir dan tak sabar untuk menyesapnya nanti malam.
Mungkin kali ini karena mereka sudah menyatu sebagai suami istri yang sesungguhnya di atas ranjang, jadi bawaannya seperti pengantin baru saja yang ingin terus menempel selalu. Sentuhan fisik sekecil apa pun malah segera membangkitkan gairah mereka. Robert memiliki gairah yang tinggi, walaupun Anne bilang capek dan pegal, tapi dia tak bisa menolak kenikmatan sentuhan suaminya.
Sesampainya di kantor, Anne berpamitan pada Robert dan segera naik lift menuju ruangannya. Dia bersenandung pelan sambil mengecek emailnya dan minum air hangat.
“Hai Anne, kok tumben pagi ini terlihat ceria sekali? Semalam habis berapa ronde dengan si Rob?” tanya Rey Ho usil.
Anne langsung tersedak air minum dan cemas jangan-jangan si Rey Ho ini cenayang. “Uhuk, uhuk. Ah, Rey kamu ini sok tahu sekali, aku senang ya karena habis gajian,” sahut Anne cepat-cepat.
“Anne, apa rasanya bercinta dengan suami? Sakit tidak?” tanya Lisa penasaran.
“Ah, nanti kamu juga tahu kalau sudah menikah nanti, jangan tanya aku ah,” jawab Anne malu, lalu cepat-cepat memutar nomor telepon interkom ke pabrik agar tidak ditanya pertanyaan plus-plus pagi-pagi.
***
Matt mengetuk pintu rumah, dan Robert segera menyuruhnya masuk.
Robert sedang mengecek emailnya dan berkata, “Matt, segera atur tiket pesawat, hotel dan akomodasi untuk liburan ke Pulau Bali minggu depan. Aku mau ajak istriku jalan-jalan ke sana. Selama aku pergi, suruh pelayan mansion Anderson untuk tetap membersihkan rumah ini.” Robert tampak senang ketika membicarakan rencana jalan-jalannya ini.
“Baik, Tuan,” jawab Maat seraya mencatat di iPad-nya.
“Lalu, bagaimana dengan Perusahaan Matrial Halinger? Tolong tempatkan orang-orang kita untuk mengamati jalannya perusahaan itu, aku ingin tahu operasionalnya secara detail. Lalu, coba cari tahu seperti apa masa lalu Tuan Ridhan dan Nyonya Sandra dan apakah ada rahasia yang mereka sembunyikan lagi kah?” ujar Robert lagi.
“Oke Tuan,” sahut Matt.
“Hmm, Tuan Robert, sepertinya Anda sedang berbahagia sekali. Anda tampak lebih enerjik hari ini,” goda Matt. Wajar saja, biasanya wajah Robert datar dan dingin, tapi hari ini cara bicaranya lebih santai dan beberapa kali tersenyum.
“Ah, sok tahu sekali kamu ini. Makanya kalau kamu mau tahu, sana cepat cari pacar dan menikah,” balas Robert telak.
“Bagaimana akum au punya pacar, jika pekerjaanku saja segunung begini,” gerutu Matt dalam hatinya.
Matt hanya bisa terkekeh saja mendengar balasan Robert.
***
Sore itu, Robert menjemput Anne pulang on time. Sebelum pukul 17.00 saja Robert sudah beberapa miscall ke Whatsapp Anne dan mengirim beberapa chat:
[ Aku jalan dulu ya, cepat selesaikan pekerjaanmu. ]
[ Aku sudah di depan lobby, ayo cepat absen pulang. ]
[ Cepatlah, tugas kita banyak malam ini. ]
“Teman-teman, aku pulang dulu ya. Sampai besok!” ujar Anne kepada teman-teman semejanya.
“Bye Anne,” ujar Rey Ho, Deasy, Lisa, dan Amy serempak.
Anne segera berjalan tergesa-gesa menuju lift. Whatsapp call dari Robert masuk, dan baru saja mau dijawab, tapi sinyal lemah di dalam lift.
“Ya sudahlah, sedikit lagi tiba di lobby ini,” batin Anne.
Setelah pintu lift terbuka, Anne segera berlari menuju motor Robert. “Rob, sorry, kau tunggu lama ya?”
“Ya, lama sekali,” cibir Robert sebal sambil menyerahkan helm buat Anne.
Perjalanan sore terasa cepat. Angin sepoi-sepoi bertiup. Burung-burung beterbangan ramai. Awan berarak menuju senja.
Sesampainya di rumah, sudah bisa ditebak kegiatan berikutnya adalah mandi Bersama sepasang suami istri yang tengah mereguk indahnya surga dunia.
Setelah mereka kelar berpakaian, Robert berkata, “Ambillah cuti di minggu ke depan, aku mau ajak kamu bulan madu, kita akan jalan-jalan ke Bali. Aku sudah beli tiket, hotel sudah dibooking juga, jadi tidak ada alasan kamu tidak mau ikut. Tinggalkan pekerjaanmu dulu, bersenang-senanglah sebentar saja.”
“Waw, Bali. Kamu lagi banyak uang ya Rob? Okelah kalau begitu, aku juga sedang jenuh sekali,” ujar Anne gembira.
Setelah itu, mereka makan malam dan menghabiskan malam penuh cinta bersama.
***
Yuk dukung karya pertama author dengan klik like, vote, favorit dan bagi koin jika kamu berkenan ya, Terima kasih.
IG @cindy.winarto