Berkisah tentang seorang wanita bangsawan bernama Maybell Ainsley yang menikah dengan Raja Richard Gustarte dan menjadi ratu kerajaan Ironvale.
Semua orang berfikir bahwa Ratu Maybell, adalah wanita yang sempurna, akan tetapi, tidak ada yang tahu bahwa di balik semua kesempurnaan itu. Dirinya sangat menderita atas pernikahannya yang tidak bahagia. Ratu Maybell di benci tanpa alasan yang jelas oleh suaminya sendiri. Tak hanya itu, raja yang membenci ratu, selalu saja merendahkan semua kerja keras yang dia lakukan.
Suatu hari, Ratu Maybell yang berhenti mencintai Raja Richard kini menyaksikan sang Raja jatuh cinta pada seorang wanita biasa.
Ratu Maybell kehilangan segalanya, termasuk kedudukannya sebagai Ratu. Tak sampai disitu, Raja Richard yang memiliki dendam kesumat terhadapnya membuat Mantan Ratu berakhir di penjara bawah tanah.
Akan tetapi, ketika Maybell membuka matanya setelah tertidur sejenak, Maybell mendapati dirinya kembali ke masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15. Kembali Kemasa Lalu.
'Yang Mulia.'
Itu adalah mimpi yang asing.
'Yang Mulia.'
Rasanya sudah lama sekali sejak aku mendengar suara Andras.
"Maybell."
DUB.
Membuka Mata.
DUBRAK.
"HAHH... Ha-Ah... Hahh... Apa aku gila? Apa itu tadi? Mengapa suaranya begitu je- ...!!!."
BADUMBADUMBADUM ....
Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Entah bagaimana, saat ini aku melihat sesuatu yang sudah lama tidak kulihat. Berdetak Cepat. Irama jantungku yang cepat membuatku kewalahan dalam mengola informasi di kepalaku.
Apa Aku Masih Berada Di Dalam Mimpi Setelah Tertidur Sejenak?, Apa Ini?, Bagaimana Bisa Begini?. Mengapa Aku Berada Di Kamar Lama Ku Saat Menjadi Ratu.?.
"HUHF... HUHF..."
Tatapan mataku langsung beralih kearah pintu kayu familiar. "Ha-." Entah bagaimana, kakiku yang semula terasa lemas, menjadi begitu bertenaga untuk berjalan menuju pintu familiar.
GEDUBRAK.
Suara pintu yang kuat membuat beberapa penjaga pintu tersentak melihat kearahku. Mereka sangat mirip. Sesaat aku terdiam di tempat sampai salah satu dari penjaga mulai bertanya dengan ekspresi khawatir.
"Yang Mulia Apa Yang Terjadi."
"Yang Mulia Ratu."
" ... Huhhf... Huhhf... Ha-," menelan ludah, "Pa- Panggilkan sir Andras sekarang juga."
Kalimat itu, langsung keluar dari mulutku, membuat wajah kedua penjaga menjadi lebih serius, bahkan salah satu dari mereka sudah berlari menuju pintu keluar.
BADUMBADUMBADUM........
Jantungku berdetak sangat cepat, nafasku terasa sangat berat, keringat mulai mengalir jatuh dari sisi kening. Pengawal pintu yang berada di sebelahku membantuku untuk berdiri tegap dan membawaku masuk kedalam kamarku. Seorang pelayan wanita yang bangun, membawakan ku secangkir air putih.
Gemetar.
Rasanya Aku Ingin Segera Bangun.
Aku ingin menampar diri untuk bangun dari mimpi yang menyiksa ini. Aku Berharap Ini Hanya Mimpi. Suatu waktu, ada dimana saat, ketika aku ingin sebuah kenyataan menjadi mimpi, dan mimpi menjadi sebuah kenyataan. Jangan Membuatku Berharap.
"Huhhhf ... Hhhf...."
"Yang Mulia, bernafas lah perlahan."
"Yang mulia, perlukah aku memanggilkan tabib kerajaan?."
Aku langsung menolak. "Tidak! Tidak Perlu... Panggilkan saja Sir Andras sekarang juga," ucapku tegas sembari mencengkram tangan pelayan wanita itu.
"Maafkan saya karna lancang Yang Mulia."
Pelayan wanita itu, memegang wajahku dan menyeka seluruh keringat dari keningku. Tatapanku langsung terfokus pada wajah wanita itu. Itu adalah wajah yang sangat kukenal. Wajah dari wanita yang selalu datang setiap hari untuk menanyakan kabar ketika aku berada di dalam penjara bawah tanah.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka lebar. "Yang Mulia, Sir Andras telah tiba," kata penjaga itu.
"Hump-."
BADUMBADUM....
Jantungku semakin berdekatan kencang.
Ini hanya mimpi....
Ketika sosoknya perlahan mulai muncul dari lorong pintu yang terbuka lebar, rasanya tubuhku seperti disiram dengan seember air dingin.
"Yang Mulia."
Aku bisa melihat wajah itu dengan jelas.
Ini hanya mimpi.
Tubuhku bergetar.
"Apa anda baik-baik saja."
Setiap kalimat yang terucap dari mulutnya, berhasil membuat jiwaku berguncang hebat.
Ini hanya mimpi.
"HA-."
" ... Maybell."
BADUM.
"HAH-."
Air mata yang ku tahan, segera jatuh dari mataku.
Melangkah. Kakiku melangkah dengan sendirinya tanpa bantuan siapapun. Aku berjalan kearahnya, kearah pria yang masih mengenakan seragam putihnya yang bersih.
"Ratuku."
Setibanya di hadapannya, aku langsung memeluk pria itu.
"Apa-???."
Memeluk Erat.
Ini Bukan Mimpi.
Tubuh yang kupeluk ini adalah tubuh dari seseorang yang hidup. Telingaku berbunyi nyaring, sekali lagi butiran-butiran air mata jatuh, kali ini, air mataku membasahi baju seragamnya.
"Andras."
Tangan yang memeluk tubuh itu sangat bertenaga. Aku memeluknya sangat erat dan tidak membiarkannya bergerak sedikitpun. Aku bahkan sudah tidak perduli lagi dengan pandangan para pelayan yang melihat adegan ini.
Yang aku inginkan saat ini hanyalah memeluk dan tidak melepaskannya, karena jika aku melepaskan tanganku saat ini, aku takut Andras akan menghilang.
"...."
Mungkin karena dia tahu suasana hatiku, Andras berbicara mengantikan ku.
"Kalian keluarlah, aku akan menemani Ratu sampai dia tenang."
Ahhh... Ini benar-benar Andras. Aku semakin membenamkan wajahku ke tubuhnya, lebih tepatnya di atas dada yang di balut pakaian putih tebal itu. Aroma ini juga milik Andras.
Pintu tertutup.
Sekarang, dikamar yang sunyi ini, hanya ada aku dan Andras yang berpelukan. Lebih tepatnya, aku yang tidak ingin melepaskan pelukan ku darinya.