NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

"dam, elu baik-baik saja...?" tanya El yang melihat gerak tubuh Adam terlihat menahan sesuatu

Adam tidak menjawab namun ia hanya mengangguk sebagai bentuk jawabannya atas pertanyaan El. hantu itu masih saja terus menutup mulutnya dan membelakangi mereka.

"kalau nggak apa-apa, maka berbalik lah" ucap El

Adam tidak merespon, ia hanya menggeleng pertanda tidak mau. yang lain terlihat bingung, bertanya-tanya ada apa dengan hantu yang satu itu.

(kenapa responnya seperti itu) batin starla yang terus memandangi Adam

El berjalan mendekatinya dan duduk di samping Adam. ia pegang bahu hantu itu dan memutarnya untuk menghadap ke arahnya.

"lihat gue" ucap El menangkup wajah Adam

meskipun telah berhadapan, Adam tetap saja menutup mulutnya bahkan ia juga menutup matanya.

"Adam....lihat gue" kali ini El menekan ucapannya

perlahan Adam membuka matanya. El terkejut, mata hantu itu berubah menjadi merah entah apa penyebabnya.

sudah dua kali El melihat mata Adam berubah warna. pertama saat mereka menangkap pembunuh berantai, bahkan saat itu Adam sempat mengamuk kesakitan dan kedua adalah yang sekarang ini.

bahkan Vino, Leo dan starla pun sama terkejutnya melihat mata Adam.

"buka mulutmu" ucap El

Adam dengan cepat menggeleng, ia tidak mau melepaskan tangannya dari mulutnya.

"elu mau buka, atau gue buka secara paksa" ucap El yang masih menangkup wajah Adam

Adam menurunkan tangannya terpaksa dan lagi-lagi mereka semua terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Adam dengan kuat menggigit lidahnya sendiri, kemudian tatapannya beralih ke kantung infus Andri yang berisikan darah Vino. ia menelan ludahnya dengan susah, sorot matanya begitu menginginkan apa yang dilihatnya itu.

kini mereka semua tau, apa yang menyebabkan Adam sampai seperti itu.

Leo segera melepas jaketnya dan menutupi kantung infus itu agar Adam tidak dapat melihatnya.

"a-aku....m-mau" ucap Adam menatap El dengan menahan nafsunya

sungguh tersayat hati El melihat keadaan teman gaibnya itu. ia segera membawa Adam ke dalam pelukannya.

"jangan, jangan seperti ini. elu harus lawan" El menggeleng kepalanya cepat

"aku mau" lagi-lagi Adam terus meminta darah di kantung infus Andri

El menangkup lagi wajah Adam. sangat terlihat jelas hantu itu menekan sesuatu dalam dirinya namun ia juga menginginkannya.

"elu masih ingin terus bersama gue kan...?" tanya El

Adam diam tidak menjawab, ia hanya menatap El dengan tatapan sayu.

"jawab gue, elu masih ingin bersama gue"

Adam mengangguk dengan pelan. matanya yang merah telah kembali seperti semula.

"kalau elu masih tetap ingin bersama gue, maka jangan sekali-kali elu menyentuh yang elu inginkan tadi. mengerti"

"t-tapi"

"nggak ada tapi-tapi, elu harus menurut atau gue nggak akan pernah mau lagi berteman dengan elu" ancam El

"akan aku usahakan"

"harus, elu harus berusaha. ada gue yang akan selalu mengingatkan dan mengawasi elu

"ada kita juga" timpal Vino

"iya, kita akan terus mengawasimu sampai kamu terbiasa" ucap starla

"kami paham, sebenarnya makhluk seperti elu tentu saja darah adalah makananmu. elu hebat selama ini elu berusaha menahan keinginan itu, ya walaupun hari ini elu sepertinya sudah nggak bisa menahannya lagi" timpal Leo

"apakah selama ini elu terus menahan keinginan itu...?" tanya El, ia melepaskan tangannya dari wajah Adam

"aku berusaha sekuat yang aku bisa. saat tangan Vino terluka, saat Andri di tusuk dan mengeluarkan banyak darah, aku s-sebenarnya ingin darah mereka tapi aku...aku"

El kembali memeluk Adam, ia tau apa yang dirasakan hantu itu.

"mulai sekarang, elu harus lawan keinginan itu. demi gue" ucap El

"apakah dia sanggup, itu kan memang sudah kodratnya dia sebagai setan, makhluk seperti mereka memang darah adalah yang paling nikmat. apakah dia akan sanggup untuk menahan keinginannya...?" kali ini Vino terlihat ragu

"maka kita biasakan dia untuk menyanggupinya. sudah ada melati sebagai pengganti darah, kita sediakan melati sebanyak mungkin untuk Adam. kapanpun ia mau, kita harus memberikannya" jawab starla

"tapi bagaimana nanti kalau aku nggak bisa menahannya dan malah meminumnya. apa kalian nggak akan mau lagi berteman denganku...?" Adam menatap mereka semua satu persatu dan matanya berhenti di El

"elu nggak akan melakukannya" jawab El

"kenapa, kenapa kamu begitu yakin...?" tanya Adam

"karena gue percaya padamu. kami semua percaya padamu" jawab El

sekarang, makanlah melatimu. mulai sekarang, gue akan selalu menyediakan Melati untukmu.

Adam mengangguk patuh. ia mulai memakan kembali bunga melatinya.

El kembali ke tempatnya semula, mereka semua kembali memakan makanan yang dari tadi di anggurin.

"siapa yang mau sambal. gue nggak makan, soalnya ada kacangnya" ucap El

"buat gue aja, sambalnya enak" jawab Vino

El memberikan sambal kacang itu kepada Vino. El memang alergi dengan kacang, maka dari itu ia selalu menghindari makanan yang bercampur kacang.

itulah kenapa starla membuatkan kue untuk El tanpa ada campuran kacangnya. namun starla merasa heran dengan itu. ia makan dengan pelan dan terus menatap El

(padahal dulu dia suka kacang, kenapa sekarang dia malah alergi kacang. aku harus memastikan sesuatu) batin starla

"El, dulu waktu kecil elu pernah pergi ke kota Y nggak...?" tanya starla

"kota Y...?"

"iya, elu pernah ke kota itu nggak...?"

"pernah, bahkan tinggal di sana" jawab El

"jadi sebelum ke kota ini, elu tinggal di kota Y...?" tanya starla

"iya. ada apa sih...?" El menatap starla

(nggak salah lagi, pasti El orangnya) batin starla tersenyum

"gue juga pernah tinggal di kota Y" timpal Vino

"oh ya, sejak kapan...?" tanya starla

"saat gue masih kecil. yaa masih SD kayaknya. malah gue temenan sama El, kami satu kelas. sampai akhirnya papa gue memilih pindah di kota ini" jawab Vino

"hummm...belum lama Vino pindah akhirnya gue sama ayah ikut pindah juga" timpal El

"dan bertemu lah mereka dengan gue di kota ini" ucap Leo

"jadi begitu" starla manggut-manggut

"emang kenapa elu nanya gitu...?" tanya El

"ah nggak apa-apa. gue cuman tanya aja. kotanya bagus ya" jawab syarat

"banget, apalagi gue tiap hari main sama gadis cantik" ucap Vino

"ck...elu emang nggak bisa melewatkan melihat gadis cantik. kalian tau nggak, dari kecil dia ini udah kecentilan" cibir El

"elu ikut siapa sih Vin. perasaan om Wira dan kak Rain nggak kecentilan kayak elu" ucap Leo

"siapa juga yang kecentilan. emang gue kecentilan ya La kalau sama elu...?" Vino melihat starla yang menikmati makanannya

"kecantikan, kepedean, kejengkelan, semuanya ada padamu" jawab starla

"ck...biarin, yang penting gue tetap tampan" ucap Vino

"nah kan, baru juga gue bilang sekarang kepedeanmu kumat lagi" cibir starla

Vino hanya mengedip-ngedipkan matanya ke arah starla, membuat gadis itu memutar bola matanya

"kalau elu El, elu pernah berteman dengan gadis kecil yang cantik nggak. ya maksud gue teman masa kecil lu gitu di kota Y" lanjut starla

"lupa gue, soalnya di tempat tinggal gue dulu banyak gadis kecil yang jadi teman gue." jawab El

"maksud gue, ya teman yang spesial gitu dari teman lu yang lain" ucap starla

"ummm, entahlah. ada mungkin tapi gue lupa. gue udah nggak terlalu ingat dengan itu" jawab El

(pantas saja dia nggak ingat gue, ternyata ingatannya memang tidak sejauh itu) batin starla

"dia noh yang punya teman masa kecil spesial" tunjuk El ke arah Vino

"betul Vin...?" tanya Leo

"hah...ummm iya" jawab Vino meneguk minumannya

"di kota Y...?" tanya starla

"iya" jawab Vino

"namanya siapa...?" tanya starla penasaran

"umm....seingat gue sih namanya itu...."

"yah habis" belum juga menjawab ucapan Vino terpotong oleh Adam. hantu itu menatap El dimana El juga sedang menatapnya

"besok kita beli lagi. mau beli sekarang tapi pasti tokonya sudah tutup" El tersenyum ke arah hantu itu

"banyak-banyak ya" ucap Adam

"tentu" jawab El

"sekarung boleh...?"

"buseeet daaah, elu beli melati sekarung mau ngapain, mau berkebun...?" ucap Leo

"suka-suka aku lah"

"ya ya ya, terserah padamu Adam Hawa" jawab Leo

Adam melayang mendekati Andri yang terbaring tidak sadarkan diri.

"untung saja kita bisa menyelamatkannya" ucap Adam

"semua berkat elu. karena elu yang meminta untuk mengambil jalur kanan. tapi ya, darimana elu tau kalau ditempat itu ada yang membutuhkan pertolongan. elu seakan tau kalau ada seseorang yang dalam bahaya" ucap El

"entahlah, setelah mati aku dapat merasakan hal seperti itu. sama saat pak Rian dalam bahaya karena istrinya akan menyerangnya, aku juga merasakan hal yang sama saat Andri dalam bahaya" jawab Adam

"bukan hanya itu. elu juga merasakan aura kesedihan saat kita berada di toko bunga"

"iya, aku seakan merasakan kesedihan yang dia rasakan. wanita itu, dia...."

"dia kenapa...?" tanya Leo

"sama seperti yang lainnya, dia pasti ingin meminta bantuan" jawab Adam

"kalian melihat arwah lagi...?" tanya Vino

"iya, seorang wanita" jawab El

"sepertinya memang kehidupan kita sekarang diliputi dengan hal-hal mistis" timpal starla

"dan kalian harus terbiasa dengan itu" ucap Adam

"emmm dam, gue mau bertanya sesuatu" ucap Leo hati-hati

"apa...?" Adam duduk di samping Andri

"apa yang sebenarnya terjadi padamu saat kita menangkap pembunuh itu. gue lihat elu seakan kesakitan" tanya Leo

"ternyata ada hal yang kita lewatkan La" ucap Vino

"humm iya, gue penasaran. emangnya tadi kenapa, terjadi sesuatu apa...?" tanya starla

"biar Adam yang menjawab" ucap El

"entahlah. saat mendengar suara tembakan senjata dari polisi, tiba-tiba saja siluet kejadian tergambar di kepalaku. suara tembakan, tangisan, tertawa, semuanya melintas di kepalaku begitu saja" ucap Adam

"elu nggak ingat kejadian apa itu...?" tanya El

"nggak, aku ketakutan saat mencoba mengingat itu" jawab Adam

"mungkinkah itu adalah gambaran saat elu meninggal...?" tanya Leo

"bisa saja. saat mendengar suara tembakan siluet itu muncul di kepalamu. bisa jadi elu mati karena ditembak" kali ini starla angkat bicara

"ditembak...?" gumam Adam

"kalau benar elu mati karena ditembak, ngeri juga cara lu mati dam" ucap Vino

"emangnya sampai sekarang elu nggak ingat bagaimana elu mati...?" tanya El

"nggak. aku benar-benar nggak ingat. entahlah, saat membuka mata aku sudah berada di tempat gelap dan sepi. aku nggak suka tempat itu" jawab Adam

"tapi waktu itu aku bisa melihat cahaya ditempatku itu. namun nggak lama, kemudian tiba-tiba saja aku langsung tertarik sendiri datang di rumah El" lanjut Adam

"elu hantu yang amnesia. sini gue hantam kepala lu di dinding, biar elu ingat kembali" ucap Vino

plaaaaak... pukulan melayang lagi di lengan Vino

"sakit La. elu suka banget sih mukul gue" ringis Vino mengelus lengannya

"orang lagi serius, elu malah bercanda aja" kesal starla

"yaaa siapa tau manjur gitu" timpal Vino

"ide lu nggak masuk akal tau nggak" ucap starla

mencebik

"kalian berdua kalau dekatan suka grusuk. kenapa nggak pacaran aja kalian" ucap Leo

"ogah, hati gue tetap melekat pada El" tolak starla mentah-mentah

"idiiih...siapa juga yang mau sama elu. PD banget" ucap Vino

"diam deh. lebih baik kita tidur. ini sudah larut malam. besok kita sekolah" El menengahi

"tugas kita gimana...?" tanya Leo

"gue nggak punya tugas" ucap starla

"jelaslah, elu bukan teman kelasnya kita. pulang sana" usir Vino

karena jengkel, starla melemparkan bungkusan nasinya tadi ke arah Vino. namun Vino dapat menghindarinya.

"nggak kena bleeeeeee" Vino mengeluarkan lidahnya mengejek starla

buuukkk...

"aw" Vino memegang kepalanya yang terkena lemparan botol air minum oleh starla

"kejam banget sih jadi cewek. gue sumpahin elu suka sama gue nanti" kesal Vino mengelus kepalanya

"nggak akan" jawab ketus starla

perdebatan kecil pun terjadi lagi. itulah bumbu-bumbu persahabatan mereka. ada-ada saja hal-hal kecil yang membuat mereka saling berselisih namun tidak sampai merenggangkan hubungan mereka.

karena besok mereka harus sekolah dan mengumpulkan tugas. El, Leo dan Vino segera menyelesaikan tugas mereka agar bisa beristirahat dengan cepat.

seharian, tenaga mereka terkuras untuk menolong yang membutuhkan pertolongan. namun begitu mereka tetap tidak mengeluh.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!