Sang Penakluk Bos Brengsek

Begitu banyak berjajar pedagang minuman yang ada di festival kuliner ini bahkan sangat beragam jenisnya. Tetapi Rainer menyeret Anna untuk mencari penjual minuman yang ada diujung jalan dan lumayan jauh jaraknya dari stand yang Anna miliki.

"Pak kenapa kita cari minumnya jauh sekali, padahal di dekat stand saya jualan ada yang enak enak lho pa," tanya Anna sambil tetap mengikuti langkah Rainer yang terus menggenggam tangannya dan memasukannya ke saku hoody yang ia kenakan.

"Aku ingin berdua saja denganmu Anna, aku tak ingin ada yang mengganggu."

"Iya?," jawab Anna sambil mengedipkan matanya dengan cepat.

Tiba tiba Rainer menoleh dan langsung menatap tepat di mata Anna, sontak Anna terjengkit dengan apa yang dilakukan oleh Rainer. Matanya tiba tiba berkedip dengan cepat kala Rainer terus menatap dalam matanya.

Di tempat Anna dan Rainer berada saat ini memang ramai dengan orang yang berjualan dan para pengunjung, tetapi tetap saja mereka ada di pinggir jalan dengan pencahayaan yang remang remang dan suasana yang sedikit sunyi karena memang hampir si ujung jalan.

Dengan posisi mereka saat ini, tangan yang masih di genggam oleh Rainer yang dimasukan kedalam saku hoody nya membuat jarak mereka begitu dekat dan nyaris rapat, dengan tinggi badan Anna yang hanya sampai dada Rainer membuat dia akan sangat nyaman di peluk oleh Rainer. Ini hanya tinggal masalah keberanian Rainer saja dan keyakinan Anna.

Sepersekian detik Anna sempat terlena dan terpana dengan wajah Rainer yang nampak serius mengatakan bahwa ia ingin berdua saja dengan Anna, jantung Anna mulai bereaksi menciptakan irama yang berbeda seperti biasanya, entahlah apa itu yang pasti Anna merasa sedikit tak nyaman. Apalagi dengan tatapan Rainer yang biasanya menatap sengit padanya, sekarang ia menatap Anna dengan teduh dan syahdu.

Bukankah Rainer sangat ahli membuat wanita lupa diri, bahkan hanya dengan tatapannya saja ia bisa membuat Anna merasakan getaran dihatinya.

"Mang, bajigur ya bikinin 2," ucap Rainer mengejutkan Anna.

"Siap den," ucap mang bajigur.

Tepat dibelakang Anna terdapat penjual bajigur yang sedang menonton adegan romantis yang mereka lakukan.

Dan kini, ia mengalihkan tatapannya yang tadi mengarah pada Anna menjadi kepada mang bajigur yang sigap meracik bajigur nya.

Rainer dengan iseng melepaskan tangan Anna dan membuat jarak perlahan setelah tadi membuat Anna melayang, dan meninggalkannya untuk mengambil pesanan bajigurnya.

"Barusan apa?."

Anna masih mematung diposisnya dia sedang mengumpulkan nyawanya yang barusan sempat berhamburan dibawa ke awan, dan saat sadar wajahnya tiba tiba memerah antara malu dan marah.

"Aku dikerjai oleh bos brengsek ini, sial," ucap Anna mengomel dalam hati.

Sedangkan Rainer, sedang asik menyeruput bajigur nya yang hangat dan manis sambil duduk di kursi yang disediakan oleh si emang bajigur, tak lupa senyum puas tersungging di wajah tampannya, sungguh luar biasa, sangat ahli sekali membuat Anna kesal.

"Sini An, minum dulu biar badannya anget," ucap Rainer seperti barusan tak terjadi apa apa.

Seketika mata Anna melotot dengan sikap Rainer yang bisa berubah dengan cepat seperti bunglon itu, sebelumnya dia tersenyum bahagia sebelum Damar dan Arman datang, setelah itu dia marah marah, barusan dia menciptakan suasana romantis yang membuat Anna lupa diri, dan sekarang berlaga tak pernah terjadi apa apa, oh ya ampun benar benar pria luar biasa.

Kemudian Anna menghampiri Rainer dengan santai, jelas terlihat Anna sedang menahan kekesalannya, tak ada senyum sedikitpun diwajahnya, bahkan kini dia malas berbicara dengan Rainer, rasa takut yang sebelumnya ada seketika menghilang entah kemana.

Ia raih gelas bajigur yang Rainer pesan sebanyak dua gelas tadi, kemudian ia seruput dengan nikmat.

"Mang tolong ciunya satu aja," ucap Anna pada emang bajigur.

Rainer hanya tersenyum dengan sikap Anna yang seperti sedang marah marah itu, tanpa disadari Anna, ia telah dengan bebas berekspresi di hadapan Rainer, kini dia sedang mengekspresikan kemarahannya dengan cara mengacuhkan Rainer.

Setelah menerima ciu dari emang bajigur, kemudian Anna mulai membuka daun pisang yang menjadi Bungkus ciu itu dan mulai menggigitnya dengan gigitan yang cukup besar.

Melihat tingkah Anna, Rainer begitu gemas rasanya, timbul kejahilan kembali diotak Rainer, dia menarik tangan Anna yang sedang memegang ciu itu dan mengigit nya tepat di bagian dimana Anna mengigit nya juga sebelumnya.

"Mmmm, enak," ucapnya sambil menyunggingkan senyum puasnya.

Sedangkan Anna begitu kaget dengan tindakan Rainer, tanpa merasa jijik sedikitpun Rainer mengigit makanan bekas gigitan Anna.

"Ya ampun, si brengsek ini membuatku jantungan, itu sama artinya dia mencium ku, dasar playboy brengsek," gerutu Anna dalam hati.

Makin terkekeh saja Rainer melihat reaksi Anna, sungguh sangat manis dan menggemaskan.

"Kenapa bapak enggak pesen aja sendiri sih pa, ini kan bekas gigitan saya," ucap Anna dengan kesal.

"Habiskan aja sama bapa, jangan dibuang sayang," lanjut Anna kembali.

Rainer hanya terkekeh saja dan mengambil ciu yang disodorkan oleh Anna dan mulai menyantapnya. Benar benar Rainer hari ini menjadi raja jahil.

"Bungkusin mang 20, sekalian bajigur nya juga 10," ucap Rainer pada emangnya.

"Siap den, hatur nuhun," ucap emangnya dengan bahagia.

Setelah selesai menghabiskan minumnya dan membayar, kemudian ia beranjak dari duduknya, dan kembali meraih tangan Anna, tapi kali ini Anna tidak pasrah, ia tarik tangannya dan mulai berjalan di depan meninggalkan Rainer. Ia masih kesal dengan sikap Rainer yang tadi.

Bukannya marah Rainer malah berlari mengejar Anna sambil tertawa tertahan dia menyusul Anna dan mengacak rambut Anna, kemudian berlari meninggalkan Anna.

Malam ini bos brengseknya itu tak banyak bicara, lebih banyak tersenyum dan lebih banyak aksi menjahilinya tanpa ada ancaman yang biasa dilakukannya di kantor.

Tak lama mereka sampai di stand jualan milik Anna dan kawan kawan. Karna malam sudah begitu larut dan jualan Anna pun nyaris habis, jadi saat ini terlihat dua temannya sedang membereskan peralatan jualan mereka.

"Yang lain pada kemana Rat," tanya Anna pada Ratih.

"Oh mba Tania, Pak Damar, sama Pak Arman tadi mau keliling katanya," ucap Ratih.

Lalu Rainer memberikan bungkusan yang tadi dia beli kepada Ratih.

"Ini"

"Oh iya pa, makasih," ucap Ratih.

Luar biasa seorang Rainer yang adalah CEO perusahaan mau nentengin belanjaan tanpa nyuruh cleaning servicenya yang jelas jelas ada di depannya.

"Kayanya besok kamu bakalan di kerjain habis habisan deh An sama bos ganteng ini," ucap Ratih tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Anna bingung.

"Ini kamu nyuruh si bos bawa barang."

Seketika Anna membulatkan matanya, dia lupa tidak menawarkan diri untuk membawakan belanjaan pak Rainer karena tadi sedang kesal, jangan jangan ini bisa jadi salah satu kesalahan Anna yang tak di sadari lagi.

"Oh ya ampun, mati aku."

..."*Saat ini cintaku padamu tak akan aku ungkapkan, tapi akan aku buat kau merasakannya, biarlah aku tak mengatakan apa-apa tentang rasaku, tapi akan aku buat kau mengingatku dengan caraku."...

...Rainer Nalendra putra*...

makasih yang udah setia mampir di karyaku yang masih receh ini.

Peluk hangat ku tetap untuk kalian yang mau singgah dan menampakkan jejaknya 🤗🤗

Aku bikin karya baru, di ikutin kontes, boleh banget lho ngintip dikit, jangan lupa kalo udah ngintip tinggalin jejak juga, insyaallah bisa rutin up nya ya.

Happy reading 😉