NovelToon NovelToon
Cafe Memory

Cafe Memory

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Karir / Persahabatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

​Kematian, tentu saja tidak ada seorang pun yang suka menghadapi kematian, namun hal ini dengan jelas tentu tak dapat terhindari. Namun bagaimana kamu akan menghadapi kematian tersebut? Terlebih kematian seseorang yang sangat berharga bagimu? Bagaimana kamu akan menghadapi kematian seseorang yang kamu harapkan tetap bersamamu untuk seluruh sisa hidupmu? ​Ethan tak pernah membayangkan dirinya akan berdiri di hadapan kuburan teman masa kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya, bahkan setelah bertahun-tahun kematian itu berlalu, Ethan masih tak percaya gadis itu telah pergi meninggalkannya sendirian disini. Satu hal yang selalu Ethan sesali bahkan setelah belasan tahun, dia menyesal tak bisa mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, karena sikap pengecutnya, dia tak pernah bisa memberitahukan perasaannya yang sudah lama ia pendam pada gadis itu. ​“Papa!” Ethan tersadar dari lamunannya, dia berbalik dari batu nisan itu kearah asal suara. Gadis kecil berusia 7 tahun yang imut dalam balutan dres bunga-bunga pink nya berlari dengan susah payah mendekati pria itu. “Jangan lari, nanti kamu jatuh” pria dewasa itu mengangkat tubuh gadis kecil itu lalu mengendongnya dalam pelukannya. Dia pergi mendekati wanita yang berdiri tak jauh dari sana, mereka bertiga berjalan semakin jauh meninggalkan kuburan itu lagi, meninggalkan batu nisan dan penghuni di dalamnya lagi, mungkin Ethan akan kembali kesini atau mungkin ini akan menjadi kali terakhir dia berdiri di hadapan sahabatnya yang sudah tertidur bertahun-tahun itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

Ethan berdiri terpaku di depan pintu masuk rumah sakit, wajahnya masih sepucat sebelumnya, tangannya yang terus bergetar mulai berkeringat dingin. Ethan hanya terus menatap bangunan itu, menatap pintu dan orang-orang yang berlalu lalang. Kaki Ethan terasa berat untuk melangkah memasuki tempat itu, tempat yang menjadi akhir dari dua orang yang sangat dicintainya. Ethan menganggap rumah sakit yang telah mengambil kedua orang itu dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah kesini lagi selama dia hidup apapun yang terjadi. namun diluar perkiraannya, hari ini dia kembali di hadapkan pada kenyataan yang pahit, dia kembali harus berdiri berhadapan dengan gedung sialan itu, mendapati dirinya harus berada di sana dan menerima semua kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

​Ethan sedikit terhuyung saat dia membuat langkah kecil pertamanya, seorang wanita paruh baya mendekatinya dan bertanya apa dia baik-baik saja. Ethan dengan wajah pucat hanya mampu mengangguk, wanita itu dengan baik hati memapah Ethan masuk dan membantu dirinya bertanya tentang orang yang Ethan cari di resepsionis. Setelah mengetahui dimana kamar Emy, wanita itu menawarkan untuk mengantar Ethan kesana namun dengan sopan Ethan menolak dengan mengatakan kalau kini dia sudah lebih baik dan dia bisa pergi sendiri.

​Ethan mencoba mengatur napasnya yang mulai terasa sesak, terus mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak lupa bernapas. Ethan buru-buru masuk kedalam ruangan itu dan atensi nya langsung menangkap sosok Emy yang terbaring di atas bankar dengan selang infus di tangan kirinya, kedua mata gadis itu tertutup dengan rapat. Kepala Ethan terasa begitu berat seperti baru saja dihantam oleh balok kayu besar membuatnya merasa sangat pusing. Ethan hampir terjatuh saat berjalan mendekati Emy. Ethan langsung menjatuhkan kepalanya, menenggelamkan wajahnya di tubuh Emy yang terbungkus selimut rumah sakit. Emy tersadar dari tidurnya karena mendengar isakan dari atas tubuhnya dan dia mendapati Ethan yang masih menelungkupkan wajahnya di atas tubuhnya. Emy binggung, Ethan menangis? Kenapa pria itu menangis? Secara alamiah Emy mengangkat tangannya dan mengelus rambut Ethan dengan lembut membuat pria itu dengan cepat mengangkat wajahnya dan menatap Emy dengan mata yang basah dan air mata mengalir di pipinya.

​“Jangan pergi, kumohon jangan tinggalkan aku” kata Ethan dengan cepat bahkan sebelum Emy sempat bertanya ada apa. Emy melihat dengan jelas sorot ketakutan di kedua manik mata Ethan, sorot mata polos seolah dia adalah anak 5 tahun yang tak ingin ditinggal sendirian dirumah.

“aku disini, aku tidak akan kemana-mana” kata Emy serius, mencoba meyakinkan Ethan dan memang benar dia tidak akan kemanapun. Ethan menarik Emy kedalam dekapannya dan memeluknya dengan teramat erat seolah jika pria itu melonggarkan pelukannya barang sedikit saja sosok Emy akan menghilang pergi dari dirinya.

​Setelah Ethan menjadi lebih tenang, Emy menjelaskan bahwa itu hanya kecelakaan kecil, dia tidak sengaja menabrak tiang yang berada di pinggir jalan karena menghindari seekor kucing yang tiba-tiba berada di depannya. Ethan sangat bersyukur bahwa Emy tidak mengalami luka yang serius, hanya ada beberapa luka ringan di beberapa bagian tubuhnya, hanya saja karena begitu shock dengan apa yang terjadi membuat Emy merasa lemas. Saat mereka berkendara pulang, Ethan menceritakan betapa dia sangat membenci rumah sakit dan tak ingin kembali ke sana lagi. Rumah sakit yang menjadi tempat orang-orang sembuh dan pertolongan bagi banyak nyawa dan kelahiran-kelahiran baru menjadi tempat yang begitu menakutkan seolah mimpi buruk terbesar bagi Ethan. Emy merasa bersalah karena membuat Ethan harus datang ketempat yang sangat tidak ia sukai.

​Ethan sering berkunjung ke rumah Emy dan kedua orang tua gadis itu sudah mengenal baik dirinya. Ethan yang walaupun sedikit dingin dan kaku merupakan orang baik dan dewasa, kedua orang tua Emy sudah menyukainya tanpa Ethan harus memutar otak untuk mengambil hati mereka. walaupun begitu tentu saja mereka memberi batasan yang jelas agar tidak ada hal buruk lagi yang terjadi pada putri mereka mengingat apa yang pernah dulu ia alami. Suatu hari saat Ethan berkunjung ke rumah Emy, ayah gadis itu mengajaknya mengobrol berdua saja di halaman rumah saat Emy dan ibunya tengah memasak untuk makan malam mereka.

​“Jadi sejauh mana hubungan kalian?” tanya ayah Emy setelah menyesap seteguk kopi panasnya, Ethan sudah bisa menebak percakapan ini pasti akan terjadi namun dia masih belum mampu mempersiapkan diri, binggung harus menjawabnya bagaimana. Walaupun begitu Ethan tidak pernah sekali pun berpikir untuk mempermainkan Emy.

“kami… serius satu sama lain, hanya ingin mencari waktu yang tepat” jawab Ethan setelah menunduk sebentar memperhatikan kakinya yang dilapisi kaos kaki abu-abu lalu kembali menatap ayah Emy.

“jangan terlalu lama, kamu tau apa yang udah Emy alami kan, aku harap itu tidak akan pernah terulang lagi”

​Makan malam berlangsung seperti biasa, beberapa percakapan ringan mengalir diantara mereka, walaupun begitu Ethan kini memiliki sesuatu yang serius untuk dipikirkan olehnya. Apa dai siap untuk melangkah lebih serius? Apa dia sudah mampu untuk membentuk keluarga? Sejujurnya dalam diri Ethan ada sedikit perasaan takut, dia takut akan menjadi seperti ayahnya, dia takut harus mengalami kembali masa-masa kanak-kanaknya atau membuat anaknya sendiri merasa seperti itu. namun dia tidak mungkin selamanya berada di sini, hanya berdiri di tempat dan tidak bergerak kemanapun, hidup terus maju setiap harinya dan Ethan tidak bisa hanya terjebak pada masa lalunya, masa yang sudah terlewatkan. Ada trauma besar yang tumbuh pada diri Ethan dan dia harus bisa berusaha untuk melawannya untuk hidupnya yang lebih baik.

​Setelah makan malam, sebelum Ethan kembali ke rumahnya dia mengajak Emy untuk berjalan-jalan keluar sebentar mencari udara segar. Mereka berjalan berdampingan bersama, angin malam bertiup membuat Emy merapatkan kardigannya karena merasa kedinginan, di langit bulan tampak besar malam ini dan hanya ada sedikit bintang yang menemaninya.

“bagaimana perasaanmu padaku?” setelah lumayan lama berdiam diri akhirnya Ethan membuka percakapan membuat Emy berpaling sekilas menatapnya lalu kembali menatap lurus kedepan.

“maksudmu?” Emy tidak yakin dalam konteks apa Ethan bertanya karena ini terlalu tiba-tiba.

“apa kamu menyukaiku? Apa kamu mau bersamaku?!”

“heum…” Emy terlihat berpikir sebentar.

“kupikir kamu tau jawabannya, kalau aku tidak menyukaimu apa aku akan melakukan semua hal yang biasa kita lakukan?! Mungkin aku akan menyebutkan cinta” kata Emy dengan santai namun dia menampilkan senyuman paling manis yang ia miliki dan tak ada satu hal pun yang Emy buat-buat hanya untuk terlihat baik dimata Ethan, dia suka menjadi dirinya sendiri dan bersikap jujur.

​Dengan begitu Ethan mendapatkan jawaban dari apa yang dia pikirkan sedari tadi, Ethan menarik Emy dengan lembut lebih dekat dengannya lalu memeluk gadis itu dengan hangat, mencium pucuk kepalanya dan mengatakan dia juga mencintai gadis itu dan maaf jika selama ini dia tidak pernah mengatakannya. Sesampainya Ethan di rumahnya sendiri, dia langsung berbaring di atas ranjangnya sambil menatap foto Jihan.

“jadi setelah sekian lama kupikir aku menemukan orang yang tepat, bagaimana menurutmu?” tanya Ethan pada foto itu.

“apa kamu juga merasa senang untuk ku Jihan!? Aku merindukanmu, mau kah kamu berada disana Jihan saat aku menikah?! Bersama ibuku juga” mata Ethan terasa memanas dan berair, mungkin dia tidak sepenuhnya bisa melepaskan sosok Jihan, dia sudah berusaha sejauh ini dan hanya ini yang bisa ia lakukan. Dia akan menjalani hidupnya dengan baik dengan orang-orang yang masih tinggal disisi nya namun selamanya mungkin Ethan tidak akan menghapus sosok Jihan dan ibunya. Kedua orang itu semua hal yang berarti dan berharga bagi hidup Ethan.

1
Bening Hijau
marathon loh aku bacanya..
kamu orangnya konstisten...
saya senang gayamu..
nanti akan ku baca cerita mu yang lain marathon juga dan komen di bagian akhir..
semangat terus..
Bening Hijau: tak langsung kamu buat q motivasi untuk menyelesaikan imajinasi ku sampai selesai
Nurul Fhadillah: Terima kasih banyak, senang sekali kalau kamu suka sama ceritanya😁
total 2 replies
mary dice
biasanya ada koma sebelum tanda petik
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, terima kasih untuk koreksi nya😁🙏🏻
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak...
S. M yanie: InsyaAllah, hhheee
Nurul Fhadillah: Iya kak, kakak juga semangat ngejalani hari2🦾
total 2 replies
cytoid
kakak bisa lihat novelku lewat profilku(^^
cytoid
kasian ethan🥺. Btw aku juga lagi buat novel baru nih kak, tolong disupport ya?🙏
todoroki shoto: semangat,kak/Smile/
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, semangat terus berkarya nya ya, terima kasih juga udah baca novel ini😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!