NovelToon NovelToon
My Name Is Emilia

My Name Is Emilia

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:538k
Nilai: 4.8
Nama Author: Hary As Syifa

Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.

Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".

Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.

Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".

***

Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗

ig : @tulisan.jiwaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Membuat Kenangan yang Indah

"Perpisahan?"

Mendengar kata perpisahan membuat Adam terhenyak. Entah kenapa seperti ada trauma tersendiri saat mendengar kata itu. Kenapa Emilia mengatakan perpisahan? Mau kemana dia memangnya.

“Perpisahan apa maksudmu?” tanya Adam dengan cemas.

“Begini Adam, aku rasa aku sudah terlalu lama menginap disini, dan kondisi ku sekarang juga sudah sangat baik, jadi aku putuskan besok aku akan kembali ke kontrakan ku.” Jawab Emilia dengan gugup. Dia jadi gugup dipandang Adam dengan raut wajah yang sulit diartikan. Apa itu ekspresi marah Adam atau dia sedang cemas.

“Jadi karna itu kau memasak makan malam ini untuk ku?” tanya Adam lagi.

Emilia tidak menjawab. Dia hanya menganggukkan kepalanya saja.

“Apa kau tidak nyaman disini?”

“Aku sangat nyaman tinggal disini, Dam. Tapi ini bukan tempat tinggalku. Aku tidak bisa lama-lama disini. Aku harus kembali ke kontrakan ku, aku harus kembali bekerja lagi dan melanjutkan hidupku.” Emilia sudah bisa menduga Adam mulai menahannya untuk tinggal disana lebih lama.

“Kau belum benar-benar sembuh, Emilia. Kalau luka mu tambah parah bagaimana? Kau lupa apa kata dokter? Kah belum boleh kerja terlalu berat.” Adam masih berusaha menahan Emilia.

“Tapi aku merasa sudah benar-benar sembuh. Dan aku akan kembali ke kontrakan ku.”

“Kenapa kau selalu membantah ku?” Adam mulai emosi.

“Dan kenapa kau selalu mengaturku?” Emilia ikut terpancing emosi.

“Kau benar-benar keras kepala. Kau sangat berbeda dengan Emelda. Dia sangat penurut, karna dia tau apa yang aku lakukan itu demi kebaikan.”

Entah sudah berapa kali Adam membandingkan nya dengan Emelda. Kali ini Emilia sangat gerah dengan tingkah laku Adam yang terus-menerus seperti ini. Emilia berdiri dari duduknya dan menatap Adam dengan penuh kekesalan.

“Terus saja banding-banding kan aku dengan Emelda. Bahkan kau selalu memanggilku dengan nama Emelda. Kau tau, aku tidak suka hidup dalam bayang-bayang seseorang. Aku sudah menduga, kau baik padaku hanya karna wajahku yang mirip dengan Emelda, tidak lebih. Tapi sayangnya aku bukan lah Emelda,  aku Emilia.” Kata Emilia dengan menekankan namanya agar Adam sadar bahwa mereka adalah dua orang yang berbeda.

Setelah unek-unek nya tersampaikan Emilia segera angkat kaki dari dapur lalu masuk ke dalam kamarnya.

Adam yang ditinggal sendirian di meja makan hanya dapat mengusap wajahnya dengan kasar. Dia menyesal telah membentak Emilia. Sebenarnya dia tidak bermaksud menyakiti Emilia atau membandingkan nya dengan saudara kembarnya, dia hanya terlalu khawatir saat mendengar Emilia hendak pergi dari apartemen nya.

Sementara itu Emilia yang sedang kesal hanya duduk di atas tempat tidur sambil bersandar dan memeluk bantal guling. Wajahnya sangat kusut seperti baju yang tidak pernah disetrika.  Ia masih sangat kesal dengan Adam. Saking kesalnya ia baru teringat untuk membereskan piring dan gelas sisa makan tadi. Ah biar sajalah, besok saja dia akan membereskannya.

***

Suasana di apartemen yang tadi ramai kini sangat hening. Tak terdengar seperti ada penghuni di dalam nya. Emilia yang tadi duduk kini sudah berbaring di atas tempat tidurnya, tapi matanya masih sulit terpejam.

Ia mencoba menajamkan pendengaran nya mencari tau apakah Adam masih disana atau tidak, tapi tak terdengar apapun. Mungkin Adam sudah pulang pikirnya. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, pasti Adam sudah pulang. Ia pun mulai memejamkan matanya.

Tok tok tok.

Pintu kamarnya diketuk. Emilia membuka matanya dan kembali melihat jam. Benar, ini sudah jam 9. Apa Adam belum pulang? Lalu kenapa dia mengetuk pintu kamarnya?

Dengan malas Emilia bangun dan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Adam sudah berdiri di depan pintu dengan baju kaos putih dan celana rumahannya. Adam terlihat lebih segar dari sebelumnya, sepertinya dia sudah mandi.

“Apa aku mengganggu tidurmu?” tanya Adam dengan lembut.

“Menurutmu?” bukannya menjawab emilja malah kembali melempar pertanyaan dengan ketus.

“Kurasa tidak. Sepertinya kau belum tidur.” Jawab Adam.

“Hampir tidur. Jadi, kenapa tiba-tiba kau kemari? Mau menyuruhku mencuci piring bekas makan tadi? Akan aku cuci besok. Aku sudah malas dan mengantuk.”

“Aku sudah mencucinya.”

“Benarkah? Kenapa kau mencucinya? Seharusnya aku yang membereskannya.”

“Sudahlah, itu bukan masalah besar. Aku kesini mau menunjukkan tempat yang paling menarik di apartemen ini padamu.”

“Tapi aku sudah mengantuk.”

“Jangan bohong, wajahmu masih segar begitu. Ayo ikut!”

Adam langsung menarik tangan Emilia. Emilia tidak protes saat tangan nya ditarik oleh Adam. Tapi saat Adam berhenti di depan kamarnya dan membuka pintu, sontak Emilia menarik tangannya dengan cepat.

“Ke-kenapa kita ke kamarmu?” tanya Emilia dengan panik.

“Aku mau menunjukkan sesuatu padamu. Kau akan tau nanti. Ayo!”

Adam hendak menarik tangan Emilia lagi, tapi Emilia dengan cepat menghindar.

“Kau kenapa?” tanya Adam keheranan.

“Kau yang kenapa. Kenapa kau mengajakku ke kamarmu?”

“Aku akan menunjukkan sesuatu yang indah padamu. Kau bilang ini malam perpisahan kita bukan? Aku ingin membuat kenangan yang indah denganmu.”

Emilia mendadak panik. Ia bingung dengan apa yang akan dilakukan Adam di kamarnya bersama dirinya. Apa katanya? Membuat kenangan yang indah? Apa dia akan....tidaaaakkkk! Ini tidak boleh terjadi. Aku harus kabur darinya sekarang.

***

Hayo...kira-kira apa yang akan Adam lakukan terhadap Emilia?

Penasaran? Baca terus kisah mereka ya.

Jangan lupa like, vote dan jadikan favorit ya 🤗

Thank you 😊

1
Euiskomalawati
Luar biasa
Suyudana Arta
kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga
nana naannananaa
Suyudana Arta
nyahok loe
Yulia Hariyono
Luar biasa
Cen Li
sehat selalu thorrr
Cen Li
wkwk
Cen Li
jinak2 merpati
Cen Li
kayaknya sepupinya
Cen Li
ada aroma cinta
Cen Li
tdk baik Mlm rt ...ada 2 wanita dewasa
Cen Li
bibit2 gk Bener nich
Cen Li
ok banget
Cen Li
dasar adam
Cen Li
adam kayak anak bocah
Cen Li
drama mulai nich
Cen Li
mulaiii nich adam
Cen Li
emilia..emilia
Cen Li
cerita yg bagus
Ipunk142 Cink
mantap jiwa KK thor ceritanya bagus semangat
Indah Irianti Zahrotusita
ceritanya bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!