Bela Tiandra Kusuma mengenal seorang Alan Adha secara tidak sengaja. Ia sangat tidak menyukai Alan sampai ia selalu mencari masalah dengan Alan. Alan menjadi penyebab kekesalannya karena ia merasa sial setelah bertemu dengan Alan. Lama kelamaan ras benci berubah menjadi cinta. Tapi ketika ia mulai menyukai Alan, ia mengetahui bahwa ada seorang cewek lain mencintai Alan. Feby Anggita wanita yang bersahabat dengan Alan semenjak pertama kuliah juga mencintai Alan. Namun ia baru berani mengakui ketika lulus kuliah. Siapakah yang dikejar oleh seorang Alan? Perempuan yang mempunyai masa lalu kelam ataukah sahabatnya yang selalu ada bersamanya ketika sedih dan senang?
Yuk baca cerita serunya di Mengejar Cintamu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Sikumbang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Hari berganti hari Namun Dion belum juga bisa menemui Feby. Dion sudah mengelilingi kota untuk mencari keberadaan Feby namun dia tidak mendapatkan hasil apa-apa. Bahkan Dion sudah meminta bosnya untuk mencari keberadaan Feby namun bosnya bilang tidak menemukannya.
Hati Dion semakin sakit tidak berdaya ketika Feby tidak disampingnya. Dion benar-benar merasa kehilangan Feby. Pada awalnya Dion ingin melepas Feby dan berusaha mengikhlaskan nya tetapi setelah kehilangan Feby membuat sadar tidak bisa tanpa Feby.
Semenjak kehilangan Feby hidup Dion bagaikan layangan tanpa arah. Dion selalu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kinerja nya tapi raganya kosong. Dion sering melamun ketika jam bekerja ataupun pulang kerja.
Pagi ini Dita mengunjungi suaminya untuk mengantarkan berkas yang tertinggal. Dita melihat Jiyeon yang sedang melamun di meja kerjanya. Dita merasa kasihan melihat keadaan Dion tapi dia belum bisa memberitahu Dion keberadaan Febby.
" Pagi Yon, apa kabar?" tanya Dita.
"Pagi, kabar alhamdulillah sehat,kamu apa kabar?" ucap Dion kepada Dita.
" Baik banget, mikirin apa lagi sih kok sampai kusut gitu?" tanya Dita. Dita tau sebenarnya Dion raganya saja disini tapi hatinya sudah ditempat lain.
" Mau gimana lagi sahabatmu benar-benar menyiksaku." ucap Dion berusaha untuk tersenyum.
"jika jodoh kalian pasti akan bertemu." ucap Dita sambil tersenyum kepada. Dita mencoba menghibur Dion agar laki-laki itu bisa hidup dengan baik.
"kemana ya aku harus mencari dia?" tanya Dion kepada Dita.
Dita menyerngitkan keningnya dan memikirkan sesuatu. Dia ragu untuk memberitahu Dion tentang keberadaan Feby. Ia merasa kasihan terhadap Dion yang sudah nampak semakin kurus dan tidak terawat. Tapi dia juga sudah berjanji kepada Febby untuk tidak memberitahu Dion sementara waktu.
"Minta petunjuk kepada Allah agar kamu bisa menemukannya." ucap Dita mencoba menghibur Dion. "Aku masuk dulu ya, nanti jika ada kabar aku kabari.
Dita masuk ke dalam ruangan suaminya yang sedang menunggu berkas. Sedangkan Dion hanya melihat punggung sahabatnya masuk ke dalam ruangan bosnya. Setelah itu pikirannya kembali melayang kepada gadis yang telah memporak-porandakan hatinya.
"Di mana kamu Febi? di mana aku harus mencarimu ? tanya Dion pada dirinya sendiri. Dia sudah stress memikirkan semua yang telah terjadi. Dia merasa sangat depresi setelah kehilangan Feby.
Tiba-tiba ada Yana mendekati Dion memberikan berkas yang diminta Dion tadi pagi. Gadis itu merasa heran ketika melihat Dion melamun di pagi harinya. Dia paham semenjak bertemu dengan gadis itu, sikap Dion telah berubah. Dion menjadi orang yang sering melamun .
Dia meletakkan dokumen yang diminta lalu pamit permisi. Yana sudah tau tempatnya di hati Dion. Dia tidak ingin lagi mengejar Dion dengan memaksakan nya.
Setelah Yana pergi Dion juga memperhatikannya Yana dari jauh. Wanita yang pernah mengisi hatinya saat berseragam putih sama abu - abu. Tapi kini wanita itu sudah tidak bisa menggantikan posisi Feby di hatinya.
Tidak lama kemudian Dita keluar dari ruangan suaminya. Dion melihat Abian mengantarkannya turun.
Setelah mengantar Dita, Abian kembali ke ruangannya. Dia sedang banyak pekerjaan yang akan ia kerjakan. Abian sudah mendapat kabar bahwa Arkarna Kontruksi sedang berduka. Direktur Arkarna Kontruksi meninggal dunia karena kecelakaan tadi pagi.
Abian tampak bergegas bersama Deni asisten pribadinya. Dion merasa heran apa yang terjadi pagi ini.
"Kenapa pak Abian nampak sibuk banget?" tanya Dion pada dirinya sendiri.
Abian tiba - tiba berbalik ke arah Dion
"Dion aku pergi melayat direktur Arkarna Group, kamu tolong batalin jadwal saya hari ini." ucap Abian dengan tegas.
"Baik pak." jawab Dion lansung membungkukkan kepalanya.
"Innalilahi wa innailaihi Raji'un, umur nggak ada yang tau." ucap Dion sambil duduk di mejanya.
...****************...
Sore harinya Feby baru saja pulang dari kantornya. Dia kembali ke kantor setelah pulang melayat bersama beberapa karyawan lainnya. Dia merasa agak capek hari ini karena harus mengatur ulang semua pekerjaan bosnya.
Feby berjalan dengan lunglai menuju rumah kontrakannya. Namun saat Feby menendang sebuah kaleng, kaleng itu tidak sengaja mengenai sebuah mobil. Feby makin terkejut karena mobil yang kena lemparan kaleng berhenti.
"Mati gue." ucap Feby ingin mencari cara agar bisa kabur dari situ.
Seorang pemilik mobil nampak turun dari mobilnya. Feby makin terkejut ketika melihat cowok yang berjalan mendekat pada arahnya. Laki - laki yang awalnya kesal karena sebuah lemparan mengenai mobilnya. Namun ia tidak kalah terkejut melihat gadis yang telah memporak-porandakan h atinya belakangan ini.
Dion mendekati Feby dengan langkah yang cepat. Ia tidak ingin kehilangan Feby lagi. Feby hanya terdiam tidak percaya bahwa ia akan bertemu dengan cewek yang ia cari belakang ini.
"Feby." sapa Dion lansung memeluk Feby dengan erat.
"Bisa nggak usah peluk?" tanya Feby mencoba melepaskannya karena ia masih sadar bahwa mereka sedang berada dijalan.
Tapi Dion seakan tidak menghiraukan ucapan Feby. Ia malah memeluk Feby dengan erat.
"lepasin, malu tau." ucap Feby
"Biarkan aja." ucap Dion lansung menarik tangan Feby kedalam mobilnya.
Feby setengah kaget ketika Dion menarik tangannya masuk kedalam mobil. Ia mencoba melepaskan tangannya dari Dion namun lelaki itu memegangnya dengan kuat seakan takut kehilangan gadis itu lagi.
"Mau kemana?" tanya Feby saat Dion menjalankan mobilnya.
Dion hanya diam menjalankan mobilnya menuju sebuah kafe. Ia ingin bicara empat mata dengan gadis itu.
Feby hanya mengikuti langkah kaki Dion dengan setengah hati. Ia melihat ada yang berbeda dengan lelaki ini. Lelaki itu tampak kusut, semakin kurus dan rambutnya agak panjang tidak terurus.
Feby duduk di hadapan Dion dan mereka lansung memesan makanan karena lansung disamperin oleh seorang pelayan. Setelah pelayan pergi Dion menatap Feby dengan tajam sehingga nyali Feby ciut.
"Kemana saja?" tanya Dion kepada gadis yang duduk didepannya.
"Ceritanya panjang." jawab Feby menundukkan pandangannya.
"Kenapa kamu meninggalkan aku?" tanya Dion masih menatap Feby dengan tajam.
"Kamu yang meninggalkan aku malam itu, jangan membalikkan fakta." ucap Feby menatap Dion tidak kalah tajam.
"Aku meninggalkan kamu hanya menghindari pertengkaran, kamu malah pergi selamanya." ucap Dion menjelaskan apa yang terjadi malam itu.
"Tapi apakah kamu tau apa yang terjadi padaku malam itu?" tanya Feby dengan sarkastik.
"Mana aku tau, toh kamu siangnya lansung menghilang." jawab Dion. Dion tidak habis pikir kenapa gadis ini semakin keras kepala.
"Jika kamu tidak pergi maka mobilku tidak akan menabrak pohon malam itu." ucap Feby kembali sedang ketika mengingat kejadian malam itu.
Dion terkejut mendengar bahwa wanita di hadapannya mengalami kecelakaan mobil tepat setelah dia tinggalkan. Dalam hatinya ia sangat mengutuk dirinya sendiri karena meninggalkan gadis itu dalam keadaan menangis.
"Trus apa yang terjadi?" tanya Dion melihat ke arah tubuh Feby mulai dari kepala lalu sampai badan yang masih ia bisa lihat kerja pinggang kebawah terhalang oleh meja.
Feby menceritakan apa yang terjadi pada malam itu tanpa ada yang ketinggalan satupun. Dion agak terkejut mengetahui bahwa Feby sangat menderita setelah dipaksa pergi dari rumahnya. Dion juga sudah tau bahwa perusahaan Feby mengalami kebangkrutan.
"Kamu tidak apa - apa?" tanya Dion menyentuh tangan Feby yang ada di atas meja dengan lembut.
"Seperti yang kamu liat." ucap Feby masih datar.
"Jangan pernah pergi tanpa kabar lagi, aku tidak bisa tanpa kabar dari kamu." ucap Dion mencium kedua punggung tangan Feby.
Hati Feby merasa meleleh ketika diperlakukan lembut oleh Dion. Ia merasa Dion-nya telah kembali sama seperti saat Dion mengejarnya. Tiba-tiba ingatannya mengingat wanita yang bersamanya malam itu.
"Kamu masih mencintai wanita itu?" tanya Feby menatap langsung kearah mata Dion.
"Aku tidak bisa berpaling dari kamu, jadi biarkan aku mencintaimu tanpa curiga yang berlebihan lagi." ucap Dion tersenyum hangat kepada wanitanya.
Feby hanya diam karena bingung mau memberikan jawaban apa kepada Dion. Ia masih mencintai laki-laki ini, tapi apakah laki - laki ini masih bisa menerimanya saat ini.
"Tapi aku sudah tidak punya apa-apa lagi, aku sekarang hanya orang miskin." ucap Feby ingin menguji cinta Dion
"Hey, aku mencintai kamu dulu bukan karena kamu anak orang kaya, cintaku sama kamu dari dulu masih sama." ucap Dion meyakinkan Feby.
"Bohong." jawab seseorang yang ikut bergabung dengan Feby dan Dion.
Dion dan Feby merasa kesal melihat kedatangan orang ketiga yang tidak di undangnya. Sedangkan orang yang datang hanya duduk tersenyum mengejek.
otw kisah mira