Kisah seorang pemuda yang dikhianati tunangannya Lin Qionye yang lebih memilih pangeran mahkota Ming San , yang lebih tragisnya lagi, ia dipukul habis habisan oleh bawahan pangeran mahkota atas permintaan Lin Qionye
Xion Cen yang baru menginjak usia 15 tahun , tak kuasa menahan derita , berulang kali ia memohon ampun untuk di lepaskan namun tak satupun dari mereka yang mau mengampuninya, mereka baru berhenti menyiksanya, setelah melihat tubuh Xion Cen terluka hingga babak belur, tulang rusuknya banyak yang patah baik pergelangan tangannya bahkan tulang kakinya juga patah hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri.
Tanpa belas kasihan Lin Qionye memerintahkan mereka semua untuk menghancurkan Meridian serta dantiannya akibat perbuatan mereka, tubuh Xion Cen langsung lumpuh seketika,gadis itu tampak tersenyum puas.Ia menatap Xion Cen dengan jijik dan meludahinya.
"Sampah sepertimu tak sadar diri , kau sungguh tak pantas bersanding denganku...!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengakhiri Latihan .
"Adik.. sabarlah, kakak juga tak sabar ingin menghajarnya , kita tunggu saja ia keluar, mungkin orang tuanya sengaja tak memperbolehkannya keluar mereka takut akan terjadi apa apa kepada sampah itu kalau ia main keluar, makanya ia hanya main di rumah saja, aku juga sudah mengirim seseorang untuk mengawasinya, bocah itu memang tak pernah keluar lagi semenjak ia pulang .
Setelah sebulan berlatih akhirnya Xion Cen , menghapal semua apa yang terdapat di dalam kitab itu, ia hanya belum bisa mempraktekkan cara pembuatan obat , selain tak memiliki bahan herbal dan tungku untuk membuat obat ia juga tak memiliki api untuk melebur bahan obat .
"Cen'er akhirnya kau keluar juga , ibu beberapa pergi kekamarmu , tapi pintu mu selalu terkunci padahal ibu sudah buat makanan kesukaanmu sudah beberapa kali, terpaksa ayahmu yang memakannya .
"Maaf ibu, ibu pasti capek dan kesal melihat Cen'er tak keluar keluar." Ucap Xion Cen dengan wajah sedih.
"Tak apa apa nak, ibu juga tak ingin menganggumu yang sedang berlatih, ibu memaklumi nya.
"Ibu kemana Hai long dan long ma selama aku tak keluar dari kamarku .?"
" Mereka berdua juga tak pernah keluar dari kamarnya ."
"Sepertinya aku akan memanggang daging yang banyak untuk mereka .ibu aku akan kedapur untuk memanggang daging , kasian mereka pasti kelaparan.
Di dapur Xion Cen memanggang daging ular dalem jumlah yang banyak , hingga wangi yang di keluarkan selagi ia memanggang menyebar kemana mana , sampai sampai beberapa tetua yang melewati kediaman patriak Xion San berhenti , mereka dengan penasaran untuk bertamu .
Patriak Xion San yang juga dari tadi tampak meneguk liurnya mencium aroma daging panggang yang harum di kejutkan oleh beberapa tetua yang bertandang di kediamannya .
"Salam Patriak San .. " ucap ketiga patriak itu secara bersamaan , patriak San juga membalasnya .
"Apa gerangan apa kalian datang kemari .?" Ucap Patriak San menatap kewajah mereka bertiga secara bergantian , mereka semua sudah akrab jadi tak ada rasa segan dan malu malu ketika bicara .
"Aku tak sengaja lewat depan rumahmu terpaksa berhenti setelah mencium aroma yang menggugah seleraku, apakah gerangan bau harum itu.?" Tetua Xion Jun yang terkenal blak blakan langsung mengutarakan isi hatinya .
"Entahlah.. aku juga tak tau , tiba tiba mencium bau wangi yang lezat , sepertinya ini ulah Xion Cen di dapur telah membuat sesuatu,kalau ibunya tidak mungkin dari tadi aku liat di hilir mudik di taman , sebentar bentar menghirup sesuatu di udara, aku menyimpulkan itu pasti ulah Xion Cen.
"Ayah...aku membuat makanan yang banyak mari kita makan , teriak ya dari dalam . Ia juga menggedor pintu hai long dan long ma , kedua pemuda itu langsung membuka pintu , ia menatap Xion Cen dengan gembira , perut mereka dari tadi kriuk kriuk setelah mencium aroma masakan yang begitu nikmat .
Tak lama kemudian muncul kedua orang tuanya serta ketiga tetua menghampirinya .
"Eh ada paman paman .. maaf Cen'er tak tahu, mari sekalian kita makan , Cen'er sudah memanggang banyak daging. Mendengar itu semua tetua tampak tersenyum cerah .
"Wah kebetulan sekali paman sedang lapar." Ucap tetua lan tanpa malu malu .
"Ayo .. kita pergi makan . " Mereka semua pergi ke meja makan, semua orang terkejut melihat banyak daging bakar berada di atas meja .
"Cen'er ini kenapa banyak sekali ," ucap ibunya heran begitu juga dengan yang lain , selain membuat daging bakar , ia juga membuat sup daging yang mengeluarkan aroma yang wangi.
Mereka semua mencicipi makanan itu tanpa mengeluarkan suara. Xion Cen yang menyadari itu tampak bingung .
"Ada apa..?"
"Em... Apa kau yang memasaknya .?" Ucap tetua itu dengan mulut masih berisi makanan .
Xion Cen mengangguk dengan penasaran .
"Ini enak sekali , aku baru merasakan ada makanan seenak ini . Siapa yang mengajarimu.. ?"tetua Xion Ming yang sedari tadi diam tiba tiba berbicara setelah memakan masakan Xion Cen .
"Ibu yang mengajarkannya . " Jawabnya asal bunyi." Ibunya langsung menoleh kearahnya dengan bingung , seingatnya ia tak pernah mengajari anaknya , apa lagi masakannya masih kalah dengan masakan yang di buat Xion Cen sekarang.
Mendapat tatapan ibunya , Xion Cen terlihat hanya tersenyum .
"Makanlah mumpung masih hangat," ucap Xion Cen kepada mereka berdua. mereka semua makan dengan lahap .
"Cen 'er daging apa ini.?" Seorang tetua menatapnya penasaran, mereka merasakan kalau daging yang ia makan banyak mengandung Qi ,terus yang lain juga menatap ke arahnya , bahkan kedua orang tuanya ikut ikutan menatap dirinya .
"Daging hewan monster .. " tatap Xion Cen ke arah mereka semua ." Hewan monster tingkat delapan .. "ucap Xion Cen dengan pelan .
"Apa.....!!!" Ucap mereka semua serempak dengan kaget .
"Apa kau tak bercanda Cen'er...?" Ucap ayahnya yang juga kaget , ia baru sekali ini memakan hewan monster tingkat Lapan kalau itu benar yang di katakan putranya .
"Benar ayah, itu binatang monster tingkat delapan . "
"Bagai mana kau bisa mendapatkannya , binatang itu sangat berbahaya . ?"
"Itu mereka yang menangkapnya ." Tunjuknya ke arah Hsi long dan Long ma, yang sibuk makan mereka tampak menyemburkan makanannya ketika mendengar Xion Cen menyebut mereka yang membunuh hewan monster itu, terlihat dengan cepat ia memberi kode.
Mereka hanya tersenyum tak enak dan mengangguk, Mendengar itu tetua itu baru paham , tiba tiba matanya terbelalak menatap Xion Cen , melihat itu Xion Cen tampak bingung begitu juga orang tuanya , melihat tetua Lan berprilaku seperti itu.
"Bukannya kau tak bisa berkultivasi kenapa kau menahan daging monster yang tingkatan tinggi seperti ini.?" Ucapnya kaget , semua tetua akhirnya juga sadar .
Mendengar itu Xion Cen tampak garuk garuk kepala. Ia tak sadar kalau melupakan itu .
"He he. anu.. aku.. aku bisa berkultivasi paman , ucap Xion Cen terpaksa jujur.
"Tapi paman tak melihat kultivasimu ."
Xion Cen terpaksa memperlihatkan ranahnya , ia hanya memperlihatkan diranah pendekar tingkat akhir, tak ingin memperlihatkan ranahnya yang sebenarnya .
"Oh baguslah, paman gembira akhirnya kamu bisa kembali lagi seperti dulu. " Ucap tetua Ming tampak terharu. Ia juga sangat menyayangi Xion Cen seperti anaknya sendiri, tetua lain juga mendengar itu tampak gembira .
Kemudian Xion Cen menyembunyikannya lagi. Mereka semua tampak heran , melihat Ia menyembunyikan ranahnya , sebenarnya mereka ingin bertanya bagai mana cara menyembunyikan ranah , mungkin itu rahasia Xion Cen mereka tak jadi menanyakannya .
Setelah selesai makan mereka semua bubar , ketiga tetua itu pulang dengan perut kekenyangan, mereka juga merasakan kalau ingin naik tingkat akibat dari daging yang mereka santap.
Kedua orang tuanya juga merasakan hal yang sama, mereka berdua naik satu tingkat, terlukis senyuman di paras wajah mereka berdua
Sedangkan Xion Cen mengalami kenaikan sebanyak satu tingkat, sekarang ia berada diranah raja tingkat akhir ,sedangkan Hai long dan Long ma kembali kekamarnya.