NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Tolong, Jaga Suamiku

🌶Part Boncabe🌶

"Bohong kalau aku mengatakan tidak ada sama sekali. Saat awal kita sepakat menikah, Mas Dean sangat lembut kepadaku, bagaimana mungkin aku tidak tersentuh. Tapi itu tak bertahan lama. Entah Mas Dean sadar atau tidak, Seminggu sebelum kita menikah, Mas Dean menunjukkan sikap yang dingin padaku, meski di depan mama dan Adam Mas Dean tetap bersikap manis. Aku pikir itu karena Mas Dean teralu banyak pekerjaan. Aku terus mencoba memaklumi sikap Mad Dean. Tapi maaf, aku tidak bisa lagi melakukan itu. Aku sudah tidak sanggup, Mas!"

"Dan kamu berfikir aku tidak pernah mencintaimu?"

"Bukankah itu kenyataanya, Mas? Tak pernah sekalipun di hati dan pikiran Mas Dean menganggapku istri."

"Apa menurutmu begitu?"

"Ya, pada kenyataanya memang seperti itu. Bukankah di malam pertama pernikahan kita, Mas Dean sendiri yang menekankan bahwa pernikahan ini semata hanya untuk Adam. Tak hanya itu, Mas Dean juga mengingatkanku untuk tidak berharap lebih pada pernikahan ini. Aku selalu ingat itu, Mas. Bahkan Untuk menyentuhku, Mas Dean tidak memikirkan perasaanku seolah aku tempat pelampiasanmu saja."

Dean masih diam, ia terus memandang wanita dihadapannya yang kini menunjukkan sisi rapuhnya. Suaranya yang sengau karena menahan tangis dan pundaknya yang terus bergetar membuat Dean merasa sakit.

"Maaf, karena aku menyakitimu terlalu dalam." Ucap Dean lirih namun masih bisa didengar Rini.

"Kita Akhiri semua, Mas. Aku sudah tidak sanggup menanggungnya lagi. Kalau wanita tadi bisa melayani Mas Dean lebih dariku, nikahi dia. Jangan menambah dosa."

"Tidak, Rin. Bukan seperti itu, Wanita tadi bukan siapa-siapa."

"Siapapun wanita itu bagimu, aku sudah tidak memperdulikan itu, Mas."

"Rin..." Dean ingin marah namun tetap berusaha mengendalikan diri, bagaimana bisa Rini tak terganggu bila ada wanita lain, kalau itu sampai terjadi artinya Dean sudah tidak ada artinya lagi bagi RIni. Tidak, Dean tidak bisa menerima itu.

Dia sudah sangat mencintai istrinya, dia hanya tak bisa terima bila istrinya dekat dengan pria lain. Kegagalan dipernikahan sebelumnya adalah karena mantan istrinya itu yang lebih memilih masa lalu. Dean terlalu takut bila Rini melakukan hal yang sama. Tapi ia sulit mengungkapkan itu semua pada Rini.

"Tolong, Mas. Aku sudah tidak sanggup" Rini semakin tergugu. "Ceraikan Aku"

"Itu tidak akan terjadi, Rin" Dean mengangkat wajah istrinya dengan kedua tangannya. Ia sudah merindukan bibir manis istrinya. Ia tempelkan bibirnya pada bibir istrinya.

Tak hanya kecupan, ia melumat bibir itu agar tak ada lagi kata perpisahan yang terucap. Merasa mendapat akses untuk memperdalam, Dean memainkan lidahnya dan terus menjelajah rongga mulut istrinya.

Entah kenapa Rini justru merasa terbuai, ia tak bisa menolak sentuhan suaminya. Ciuman mereka sudah berganti lumatan yang semakin dalam. Dean juga semakin tak tahan untuk merasai kembali kenikmatan bersama istrinya.

Bersama dengan lumatan itu, tangan Dean menjelajah tubuh istrinya merasai setiap aset berharga mulai dari mengelus dua bukit kembar hingga turun ke area privat istrinya. Merasa kurang puas, ia membuka satu persatu kancing dress Rini dan membuatnya terlepas dari tubuhnya, hingga kini hanya tersisa pakaian dalamnya.

Saat Rini berusaha mengembalikan nafasnya yang tersengal, justru suaminya terus menjelajahi tubuhnya dengan ciuman dan lumatan, mulai dari leher hingga turun ke dadanya.

"Maafkan aku, Rin. Aku janji tidak akan lagi kasar padamu."

Rini tidak menjawab, ia hanya diam sambil memejamkan matanya dan berusaha menetralkan perasaannya yang tak menentu.

Berbeda dengan suaminya yang justru melucuti semua pakaian mereka hingga tak tersisa. Dean benar-benar tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak menyentuh istrinya. Tangannya terus menjelajah di tubuh istrinya, meremas dan merasai dua bukitnya dengan tangan dan bibirnya.

"Eugh... Mas..." Rini kembali merasakan sensasi nikmat karena hisapan mulut suaminya, ditambah lidahnya yang seolah menggoda puncak bukit yang terlihat mempesona.

"Lepaskan suaramu sayang, Aku ingin memperbaiki yang dulu. Maaf kalau saat itu aku kasar padamu."

"Ah... Mas...." Dean semakin membuat Rini menggelinjang karena kini tangan kirinya sudah bernain di area hutan Rini. Diusapnya setiap bagian yang tertutup hutan dengan sangat lembut, dimainkannya benda kecil ditengahnya berulang ulang, hingga ia menemukan gua sempit untuk dimainkan dengan jarinya.

"Ah... Mas Dean..." Rini semakin menggeliat kala jari itu terus bermain dibenda kecilnya dan wajah suaminya ikut turun karena ingin kembali menyapa hutan kesayangannya.

Ciuman dan lidahnya terus menyapa bagian itu, hingga tanpa aba-aba, Rini melenguh semakin keras bersamaan dengan banjir yang keluar dari goa kenikmatan.

Dean semakin melebarkan paha Rini, dirasa goa yang disambanginya sudah basah, Dean memasukkan kebanggaannya yang telah membesar dan berdiri kokoh.

"Ouh... Mas... Pelan..." Rintih Rini. Ia masih ingat pesan dokter untuk berhati-hati saat berhubungan badan.

"Aku akan pelan, sayang. Ouh... apa seperti ini nyaman?"

Rini menganggukkan kepalanya sementara Dean terus menggerakkan kebanggaannya.

"Ouh sayang, ini nikmat. Kamu menjepit milikku. Sh..."

Dean terus bermain dibawah sana namun tangan dan bibirnya mulai tak mau diam. Diraihnya tengkuk sang istri untuk mendekatkan bibir mereka dan melakukan lumatan yang dalam, sementara tangannya bekerja memijat dua bukit secara bergantian.

"Ouh Mas Dean." Rini mengalungkan tangannya di pundak Dean dan mengelus belakang kepalanya seolah ingin agar kepala suaminya terus menjelajah tubuhnya,

"Boleh lebih cepat sayang? aku tidak tahan." Pinta Dean yang semakin tegang.

"Lakukanlah... tapi tolong keluarkan diluar"

"Kenapa diluar Rin?" Mendengar petanyaan Dean, Rini masih ragu untuk megatakan kalau alasannya karena dia sedang hamil.

"Lakukan saja, Mas"

"Baiklah, aku lakukan untukmu."

Hentakan Dean semakin keras dan Rini semakin merasa sesak di bagian intinya.

"Aku akan keluar...." Dean terus menghentakkan kebanggaannya.

"ouh..." mereka akhirnya menuntaskan satu ronde percintaan mereka.

"Terimakasih, sayang" Dean mencium kening istrinya yang basah akan peluh.

"Istirahatlah, aku akan membersihkan tubuhmu"

Rini memejamkan matanya karena merasakan tubuhnya yang lelah, sementara Dean membersihkan tubuh istrinya dengan handuk basah, setelah selesai kemudian ikut masuk kedalam selimut untuk tidur bersama istrinya.

...****************...

Matahari yang masuk melalui celah jendela menyadarkan Rini dari tidurnya. Dilihatnya wajah sang suami yang masih terlelap.

"Mas, aku benar-benar tidak bisa membaca isi hatimu."

Rini merapikan pakaiannya dan keluar dari ruangan Dean setelah benar-benar rapi. Sesampainya di luar pintu ruangan Dean ia melihat pria yang sempat dilihatnya tadi duduk di tempat sekretaris. Melihat Rini, ia berdiri untuk memberi hormat.

"Anda akan pulang nyonya?"

Rini mengangguk, sebelum pergi ia berucap "Aku titip suamiku saat bekerja bersamamu, tolong jaga dan bantu dia semampumu"

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!