Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cuma Mimpi
Angga terbangun dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang tak beraturan, "sialan! Ternyata gue cuma mimpi?! Tapi,, mimpi tadi terasa begitu nyata. Ini pasti gara-gara gue ngelamun tentang dia tadi." Gerutu Angga sambil mengatur nafas nya yang masih memburu.
"Gue ingat, sepulang dari mall gue udah mencoba untuk tidur tapi sama sekali tak bisa. Kemudian gue bangun dan bersandar, tiba-tiba bayangan gadis itu yang terus menggoda gue di dalam mobil dan sewaktu belanja di mall melintas begitu saja. Dan setelah itu,,, rupanya gue ketiduran sambil bersandar," gumam nya sambil beranjak dari tempat tidur.
Angga merasakan tenggorokan nya kering, dan dia lupa belum menyiapkan air minum yang biasa dia letakkan di atas nakas. Akhir nya dengan langkah malas, Angga keluar dari kamar nya hendak mengambil air minum.
Begitu membuka pintu kamar, dia dapat melihat lampu di ruang keluarga belum dimatikan dan sayup-sayup dia mendengar suara televisi.
Angga terus melangkah menuju dapur, sekilas dia melirik ke ruang keluarga dan dia dapat melihat istri nya itu berada di sana sedang nonton televisi. "Kenapa ini bisa sama persis dengan mimpi gue tadi ya?" Gumam Angga dalam hati, sambil meneruskan langkah nya.
"Gue harus cepat-cepat kembali ke kamar," lirih nya sambil mengambil sebotol minuman dingin dari dalam almari pendingin.
Sedangkan Diandra yang sedang asyik nonton film, terkejut saat melihat suami nya melintas begitu saja menuju dapur. "Kak Angga terbangun? Apa dia juga lapar? Aku samperin enggak ya? Kalau aku diam saja, aku merasa bersalah sama mama karena sama saja dengan memberi mama harapan palsu.. Karena aku enggak sungguh-sungguh berusaha menaklukkan hati kak Angga. Tapi kalau aku samperin, dia jadi besar kepala gak ya?" Diandra bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Aku samperin aja deh,, tapi tetap dengan sikap yang cool seperti dia," gumam Diandra, sambil bergegas menuju dapur.
"Kakak lapar? Mau Didi buat kan sesuatu?" Tanya Diandra pelan, namun berhasil mengagetkan suami nya.
"Ngagetin aja," gerutu Angga yang baru saja mengambil minuman dari almari pendingin.
"Enggak perlu, aku cuma haus," balas Angga dan segera berlalu dari hadapan istri nya, untuk kembali ke kamar nya. "Gue harus cepat-cepat balik ke kamar, gue enggak mau apa yang ada dalam mimpi gue menjadi kenyataan," lirih nya sambil terus melangkah menuju kamar milik nya.
Diandra hanya mengedikkan bahu nya, menyaksikan sikap dingin sang suami. "Sebaik nya aku juga tidur," gumam nya sambil berjalan menuju ruang keluarga. Diandra segera mematikan televisi dengan remote kontrol dan kemudian mematikan lampu nya.
Dengan gontai, Diandra melangkah menuju kamar nya untuk mengistirahatkan diri nya.
°°°°°
Pagi menjelang, Diandra terbangun dalam keadaan tubuh yang fresh. Tidur nya semalam benar-benar lelap, ranjang yang empuk dan cukup besar dia tempati seorang diri. Tak seperti di panti, dimana hanya ada matras tipis dan ranjang kecil, berukuran 1 x 2 meter saja.
Diandra segera membersihkan diri nya, dan kemudian bergegas menuju dapur. Dia berencana membuat nasi goreng spesial ala Diandra untuk mengawali hari mengabdi seutuh nya pada sang suami, Diandra akan berusaha menaklukkan hati suami nya dengan menjadi istri yang baik dan lemah lembut. Bukan dengan cara menggoda, seperti yang diajarkan sang mama.
Sedikit banyak Diandra telah tahu kebiasaan suami nya, serta apa saja yang disukai dan tidak di sukai sang suami termasuk makanan. Dia belajar banyak dari sang mama mertua, yang membeberkan semua hal tentang putra nya.
Diandra yang memang sudah terbiasa memasak ataupun melakukan pekerjaan rumah yang lain, sama sekali tak mengalami kesulitan yang berarti jika harus menyiapkan segala nya untuk sang suami.
Tak butuh waktu lama, kurang dari satu jam Diandra sudah berhasil membuat nasi goreng spesial. Bukan cuma itu, seluruh ruangan pun sudah bersih dia sapu. Hanya nyuci baju yang memang belum dia lakukan, karena menunggu pakaian kotor milik Angga yang masih berada di dalam kamar suami nya itu.
Waktu hampir menunjukkan pukul tujuh, namun suami dingin nya belum juga menunjukkan batang hidung nya. Diandra teringat perkataan sang mama, jika Angga terkadang susah bangun di pagi hari.. jadi harus ada yang membangunkan nya.
Akhirnya, Diandra pun berinisiatif membangunkan suami nya. Dia mengetuk pintu kamar sang suami sambil manggil-manggil nama sang suami. "Kak,, kak Angga, bangun kaka," panggil nya dengan suara yang sedikit dikeraskan.
Cukup lama Diandra mengetuk pintu kamar suami nya itu, hingga terdengar suara pintu dibuka dari dalam. "Ada apa?" Tanya Angga ketus, dengan muka bantal nya.
"Sudah jam tujuh, kakak kerja enggak? Didi sudah buatkan sarapan nasi goreng, kita sarapan yuk kak?" Ajak Diandra dengan lembut, seraya tersenyum manis.
"Aku mandi dulu," balas Angga sambil berlalu dan menghilang di dalam kamar.
"Jika saja kak Angga tidak melarang aku masuk ke kamar nya, aku pasti akan menyiapkan pakaian ganti untuk suamiku itu," gumam Diandra dan segera berlalu menuju meja makan.
Setelah beberapa menit menunggu, nampak suami nya tengah berjalan kearah nya. Angga mengenakan celana jeans dengan t-shirt yang nampak pas ditubuh atletis nya, membuat pria dewasa itu nampak lebih muda dari usia yang sebenar nya.
Diandra sempat dibuat terpesona melihat kegantengan sang suami, namun sedetik kemudian dia segera tersadar, "sabar Di,, yakinlah, tak butuh waktu lama bagimu untuk bisa menaklukkan hati nya," Diandra menyemangati diri nya sendiri.
Diandra kemudian mengambilkan makanan untuk sang suami, dan juga menyediakan minuman lemon tea hangat untuk suami nya itu.
Sepanjang acara sarapan, kedua nya sama-sama diam. Jangan ditanya, kemana Diandra yang cerewet? yang manja? yang suka cari perhatian Angga? Karena Diandra sudah bertekad, untuk bisa menjadi istri yang lebih dewasa dan bukan gadis ingusan seperti yang dikatakan oleh sang suami.
Sedangkan Angga, mulai merasa asing dengan keberadaan istri nya yang sekarang. Dia mulai merasa kehilangan sesuatu, kehilangan seseorang yang membuat nya bisa tertawa meski hanya dalam hati saja.
Sesekali Angga makan sambil melirik sang istri, namun Diandra seolah tidak mengetahui nya. Istri belia Angga itu makan dengan gaya yang anggun, dan dengan pembawaan yang kalem.
Selesai makan, Diandra merapikan kembali meja makan dan membawa piring dan gelas yang kotor ke wastafel untuk di cuci.
Dan Angga terlihat berjalan kearah ruang keluarga sambil memainkan ponsel nya, Angga duduk di sana sambil berkirim pesan pada seseorang.
Tak berapa lama, Diandra pun turut duduk di sofa di ruang keluarga. "Kak Angga mau berangkat jam berapa ke showroom?" Tanya Diandra dengan hati-hati.
"Bentar lagi," jawab Angga singkat dan fokus nya tanpa beralih dari layar ponsel nya.
"Didi boleh ikut enggak?" Tanya Diandra penuh harap, dia merasa bosan jika harus di rumah susun itu sendirian.
Angga hanya diam,, Diandra pun ikut diam dan suasana hening itu berlangsung hingga beberapa saat lama nya.
"Kalau kakak keberatan, enggak apa-apa kok.. Didi akan di sini saja," ucap Didi kemudian, setelah beberapa saat menunggu namun tak ada jawaban. Diandra sebenar nya kecewa, namun sekuat hati dia berusaha menyembunyikan nya.
semangaaat ye ye ye🥳
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..