Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Nia melangkahkan kakinya ke teras rumah. Dia pikir temannya yang datang itu Ica dan Tia ternyata oh ternyata si mantan gebetan waktu SMP lah yang bertamu.Siapa lagi kalau bukan Alex.
"ngapain nih orang jam segini ke sini" kata Nia dalam hati sambil melihat jam dinding yang berada di ruang tamu.
Masih pukul sembilan kurang lima belas menit. Menurut Nia sang mantan gebetan sangat kurang kerjaan bertamu jam segini,apalagi mereka tidak terlalu dekat.
Nia tidak tau saja kalau si mantan gebetan sedang memulai aksi pedekate.
"ngapain kak Alex pagi-pagi kesini? mau ganti shift sama satpam komplek?" kata Nia sambil menggulung rambutnya ke atas,memperlihatkan leher jenjang Nia yang putih.
Apalagi sekarang Nia hanya memakai baju tidur tanpa lengan dan celana tidur pendek sejengkal diatas lututnya. Memperlihatkan tangan dan kaki Nia yang mulus,apalagi kaki Nia juga cukup jenjang karena tinggi Nia 160cm.
"wooow benar-benar cuci mata pagi-pagi.." begitulah batin Alex memuji kemolekan tubuh Nia.
"ish malah bengong...!" kata Nia sambil menjentikkan jarinya menyadarkan lamunan Alex.
Alex yang tersadar dari pikiran yang hampir saja treveling ke arah mesum,menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"nih aku bawain sarapan." kata Alex menutupi kegugupannya.
"iiikh tau aja aku belum sarapan." Nia mengambil kantong plastik yang diberikan Alex.
"kok banyak banget?" Nia heran kenapa Alex membeli tiga bungkus lontong dan dua bungkus nasi uduk.
"aku gak tau kamu suka apa jadi aku beli aja itu. Lagian aku juga belum sarapan,sengaja biar makan bareng kamu." Alex mulai melancarkan aksinya.
"iya tapi gak sebanyak ini juga kak,tiga bungkus aja juga udah cukup." protes Nia lagi.
"udah akh gitu aja di debatin. Diajak masuk donk,udah laper nih." kata Alex dengan tidak tau malunya.
"ya udah ayo masuk.." ajak Nia melangkah didepan Alex.
"Bik Imah....ooo bik Imah.." teriak Nia saat sudah sampai di ruang makan.
"kok bik Imah? bukannya semalam kamu bilang namanya Surti???" Alex heran karena tadi malam Nia bilang nama asistennya Surti.
"duuuh inget aja nih orang..!" kata Nia dalam hati.
"biasanya emang si Surti yang nemenin aku disini,tapi kemaren dia ijin jadi mama aku nyuruh bik Imah buat jaga aku disini sampe Surti dateng." Untung otak cerdas Nia bisa langsung nemuin jawaban.
"Bik...Bik Imah oooo Bik Imah..." Nia kembali memanggil art nya itu.
Bik Imah yang mendengar panggilan dari majikannya itu langsung berlari dari halaman belakang. Karena bik Imah sedang menjemur pakaian.
"iya b..." Bik Imah tidak melanjutkan kata-katanya karena sudah mendapat pelototan dari Nia. Bik Imah yang sadar kalau dirinya hampir memanggil Nia dengan sebutan bu.
"eh iya neng...,"ralat Bik Imah setelah mendapat pelototan dari Nia.
"sarapan dulu sini bik,temen saya udah bawa sarapan banyak banget." ajak Nia lepada art nya untuk makan bersama di meja makan.
"saya udah sarapan tadi neng...masih kenyang." tolak bik Imah halus karena memang dirinya sudah sarapan sebelum melakukan aktivitasnya.
"ya udah bibik ambil aja dulu nanti kalau laper baru di makan."
Bi Imah pun mengambil satu bungkus lontong sayur dari meja dan segera berlalu dari ruang makan untuk melanjutkan menjemur.
Nia berjalan ke dapur mengambi dua mangkok dan dua piring beserta sendok dan gelas untuk dipakai dia dan Alex makan.
"kakak mau makan yang mana?"
"nasi uduk aja deh." pilih Alex.
Nia memindahkan nasi uduk yang ada dalam bungkusan ke dalam piring dan menyodorkannya ke Alex yang duduk berhadapan dengan Nia. Tak lupa dia menyiapkan segelas air minum untuk Alex.
"udah cocok banget jadi calon istri gue ini mah." kata Alex dalam hati memuji kecekatan Nia dalam melayaninya.
Nia menuangkan nasi uduk ke dalam piringnya. Dan menuangkan lontong ke dalam mangkuk.
Nasi uduk dipiring Nia habis,sekarang Nia memakan semangkuk lontong sayur.
Alex melihat Nia yang begitu banyak makan membelalakan matanya.
"g*la nih cewek banyak banget makannya.! begitulah Alex membatin.
"apa liat-liat?" Nia mulai merasa risih karena bola mata Alex tak berkedip melihat Nia.
"kamu makan banyak banget,mau pergi perang?" ejek Alex.
"bodo amat,emang fungsinya mulut buat makan kan?" kata Nia santai.
"lagian aku makan banyak tuh biar tenaga juga banyak. Kan pura-pura bahagia butuh banyak tenaga." lanjut Nia yang terasa ambigu untuk Alex.
Alex hanya bisa mengangguk-anggukan kepala,ia menyerah pada perdebatan kali ini.
"hari ini gak kemana-mana kan?" tanya Alex setelah menghabiskan sarapannya.
Nia menggeleng.
"kenapa?"
"nonton yuk." ajak Alex memulai tahapan pedekate berikutnya.
"jam segini mah belum buka bioskopnya tau" sambil melihat jam dinding di ruang makan.
"nungguin kamu mandi,pilih baju,dandan,pilih tas sama pilih sepatu yang mau dipake aja ngabisin waktu dua jam. Belum lagi perjalanan ke sana hitung lah satu jam. Totalnya tiga jam,sekarang masih jam sepuluh berarti nyampe sana jam satu siang. Kalau jam satu kan bioskopnya udah buka" Alex mulai menghitung-hitung waktu yang diperlukan.
Nia hanya diam saja mendengar Alex sedang hitung-hitungan waktu.
"kok masih disini?" tanya Alex mlehat Nia yang masih diam ditempatnya.
"lah terus mau dimana?"
"yah gerak donk siap-siap." Alex mulai geram.
"emangnya aku setuju mau nonton?" tanya Nia heran dengan kepedean Alex.
"harus,aku lagi gak mau denger kata-kata penolakan. Jadi cepetan deh kamu siap-siap." tegas Alex.
"ish...ogah ah.." mulut menolak,tapi langkah kaki mulai beranjak dari ruang makan.
Baru beberapa langkah,Alex kembali memanggil Nia.
"Nia..."
"apa?" Nia menoleh ke arah Alex yang sudah ikut melangkahkan kakinya ke ruang tamu.
"aku tamu tamu disini Nia,sediain minum kek.." Alex mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu.
"Bik Imah ooo bik Imah.."
Bik Imah berlari kecil ke arah majikannya.
"iya neng.." dengan nafas terengah-engah.
"tolong buatin minum buat tamu tak diundang itu yah" sambil menunjuk Alex.
"kok tamu tak diundang sih.." protes Alex.
"terus apa coba?" Nia semakin nyolot.
"calon pacar kek atau calon ayah dari anak-anak kamu juga boleh." Alex mulai ke tahapan menggombal.
Nia memutar bola matanya malas. Melanjutkan langkah kakinya ke dalam kamar untuk bersiap-siap.
Tidak sesuai perhitungan Alex,Nia hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk bersiap-siap.
Nia keluar kamarnya berjalan ke ruang tamu,melihat Alex yang sedang rebahan sambil main game di hpnya.
"ish..dia pikir ini rumah kakek moyangnya apa,gak ada sopan-sopannya. Kenapa juga dulu gue suka sama yang model begini.." Nia ngedumel dalam hati.
"udah siap nih kak..cus berangkat." ajak Nia.
Alex menganga melihat penampilan Nia.
Memakai kaos kebesaran dan panjang se lutut kelihatan seperti dress,memakai celana pendek sejengkal di atas lutut dan sepatu sneakers serta sling bag. Rambut panjangnya dibiarkan terurai. Wajahnya hanya dipoles bedak tipis-tips dan memakai lipgloss.
"Cantiknya ciptaan Tuhan yang satu ini" begitu lah batin Alex mengagumi penampilan Nia.
"kok malah bengong kak..!!" Nia menepuk pundak Alex yang sedang menganga menatap dirinya.
"eeehhh...iya..ayo.." Alex yang tersadar langsung menarik tangan Nia.
"ikh jangan tarik-tarik kak." Nia melepaskan tangannya paksa dari tangan Alex.
"Bik..Nia keluar dulu,,titip rumah yah" pamit Nia ke Bik Imah yang ada di dapur.
Mereka pun membelah jalanan dengan mobil sport hitam milik Alex ke sebuah mall terbesar di kota itu yang pastinya ada bioskop didalamnya.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻