Jasmin Renata Luis, wanita cantik, mandiri dan tangguh, di usia yang baru 22 tahun, dia sudah terbiasa hidup susah setelah kematian kedua orang tuanya. Membanting tulang setiap harinya demi menghidupi kebutuhannya dan ke tiga anak kembarnya, Rio Putra Luis, Reno Putra Luis, dan si cantik Riana Putri Luis.
Memiliki Triple bagi Jasmin adalah anugrah yang di kirim Tuhan untuknya, Triple sek olah-olah di kirim untuk menjadi pengganti kedua orang tuanya. Dia selalu menikmati semua moment berharga bersama ke tiga buah hatinya setiap hari.
Ya akibat perbuatan yang di lakukan oleh lelaki yang dia sendiri tidak tau itu membuahkan hasil tiga malaikat bayi-bayi kecil yang tak berdosa, yang tumbuh menjadi anak-anak cerdas, suka menolong dan genius. Di tengah-tengah hinaan, cacian yang selalu dia terima karena hamil tanpa seorang suami dan menganggap Jasmi seorang perempuan nakal.
Akan kah triple berhasil mencari keberadaan ayahnya? dan mampukah tripel menyatukan kembali mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Puspitasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Jujur Pada Tripel.
Jasmin dan Cantika, sudah di dalam mobilnya untuk pulang kerumah terlihat sedikit macet karena memang waktunya jam pulang kantor jadi di mana-mana macet. Tak lupa Jasmin singgah sebentar membelikan martabak manis kesukaan Tripel yang pastinya selalu Jasmin belikan saat pulang kantornya sebagai hadiah Tripel sudah jadi anak baik tidak nakal dan jadi anak baik seharian di tinggal Jasmin, bekerja, sampai lah mobil Cantika, di depan rumahnya terlihat Tripel dan kedua orang tuanya sengaja menunggu di depan untuk menyambut ke datangan mereka berdua.
"Asalamualikum ucap Jasmin dan Cantika bersama-sama."
" Wallaikumcalam jawab Tripel kompak."
Lalu Jasmin dan Cantika menciumi pipi Tripel bergantian dan tak lupa bersalaman dengan Papa Bram dan Mama Sekar, yang sedang berdiri di samping Tripel.
" Wah mommy, cama Mama bawa hadiyah banak banak na ..... Liana na cuka cekali ada bau na halum halum maltabak sepelti na " Ucap Riana yang berjalan di samping sang mommy yang membawa hadiah dari Bima dan martabat yang di beli tadi.
"Itu punya Mama Tika, anak kecil nggak boleh makan banyak-banyak nanti giginya cepet ompong " Canda Cantika yang dari tadi sudah gatal sekali ingin mengoda Riana.
" Pelit na ? Endak boyeh ya, lakus lakus halus belbagi Mama Tita, tata Oma na nanti pelut na jadi besal talau lakus tu " Ujar Riana dengan sedikit cemberutnya.
" Ya udah deh, nanti kita makan sama-sama dan harus di bagi rata nggak boleh berebut apa lagi bertengkar" Ucap Cantika sambil mencium pipi Riana.
" Wah banak na mainan Mama tita, Leno na cuka cekali " Ujar Reno yang berjalan di samping Cantika, yang sedang membawa mainan yang di berikan Bima.
"Iya itu punya Tripel semua sini duduk di sebelah Mama Tika, ..... Ada yang mau mommy Jasmin, bicarakan sama kalian" Pinta Cantika yang sudah duduk di sofa sebelahan dengan Jasmin.
Lalu semua segara duduk di sofa terlihat Jasmin sedang bingung harus membuka pembicaraan dari mana dulu dirinya sedikit takut dengan tanggapan Tripel soal Bima adalah Daddy kandung meraka.
"Sayangnya mommy mau bicara sesuatu kalian bertiga dengar baik-baik ya ? Maafin mommy nak, selama ini kalian selalu bertanya kemana Daddy kalian dan mommy, selalu menjawab sedang berkerja jauh sekali kan ....... Maaf, juga setiap kalian mau maen bersama Daddy, pasti mommy, selalu bilang iya nanti ....... Maafin mommy belum bisa memberikan keluarga yang utuh untuk kalian, tapi sekarang kalian sudah bisa bertemu, bermain, jalan-jalan, makan bersama, tidur bersama Daddy kalian nak ..... Yang kemarin bertemu dengan Riana dan Abang Rio di kantor itu Daddy kalian yang sebenarnya dan yang menjaga Abang Reno saat sakit itu juga Daddynya kalian, namanya Daddy Bima ..... Maaf mommy baru bisa bilang sekarang maaf selama ini mommy sudah bohong sama kalian ..... Tapi percayalah mommy sayang banyak-banyak sama Tripel kalian belahan jiwa dan hidup mommy Jasmin, " Jelas Jasmin sambil menangis di hadapan semua.
" Jadi yang temalin itu Daddy Liana na benelan mommy, ? Endak tipu tipu tan " Ucap Riana yang langsung berdiri setelah Jasmin, selesai bicara.
" Iya itu Daddynya Riana, Abang Rio dan Abang Reno ...... Mommy nggak bohong sama kalian" Jawab Jasmin sambil melihat ketiga anaknya yang duduk berhadapan dengannya.
" Acik punya Daddy juga akhil na tita ya ? Leno na mau tidul cama mau maen cepuas na cama Daddy cenang na " Ujar Reno dengan wajah bahagia.
" Ini semua hadiah dari Daddy Bima, tadi mommy bertemu saat kerja ...... Daddy belum bisa ke sini karena masih ada kerjaan di Bandung" Ungkap Jasmin sambil menunjuk beberapa kotak mainan yang di belikan oleh Bima tadi.
" Ini punya na Liana walna pink pasti na ..... Talau punya na Abang tan mobil cemua cama lobot na" Ujar Riana saat membuka mainan bersama Reno.
" Iya Liana ? Toba lihat banak cekali mobil na cama lobot na badus na ...... Punya Liana duga banak plinces na " Ujar Reno menunjuk mainan Riana dengan dirinya dengan hebohnya.
" Abang Rio, marah ya sama mommy ? Kok dari tadi diam saja ..... Apa nggak suka sama mainannya nak " Tanya Jasmin yang sudah duduk di sebelah Rio yang terlihat dingin dan diam sedari tadi.
"Tidak mommy, Abang tidak kenapa-kenapa ? Abang ke kamar dulu mau ada yang belum selesai kerjaan gambar Abang" Ucap Abang Rio sebelum berjalan ke arah kamarnya dengan dingin.
Jasmin, yang melihat Rio, pergi hanya bisa menangis di pelukan Cantika dan Mama Sekar. Jasmin betul-betul bingung harus gimana caranya untuk menjelaskan pada Rio, yang mempunyai sifat seperti sang Daddy Bima.
" Gimana ini Tika, Abang Rio marah sama aku? Harus bagaimana aku menjalankannya tidak mungkin aku menceritakan tentang kejadian yang memalukan itu .... Tidak baik untuk usianya tau karena belum cukup umurnya, dia masih terlalu kecil untuk tau semua" Ucap Jasmin sambil berkaca-kaca.
" Biar Papa yang berbicara padanya sebentar siapa tau dia mau menerima semua ini Jas, " Ujar Papa Bram, sebelum berdiri dari kursinya lalu berjalan ke arah kamar Abang Rio, berada.
Meraka bertiga hanya bisa mengangguk kepalanya dan berharap semoga Rio, mau berbicara dan mendengarkan ucapan Papa Bram.
" Abang boleh Opa masuk " Tanya Opa saat di luar pintu kamar Abang Rio.
"Boleh Opa, masuk saja tidak di kunci " Jawab Abang Rio yang duduk di sofa sambil melihat hpnya.
" Apa Abang, marah sama mommy ? Kok malah masuk ke kamar bukanya membuka hadiah dari Daddy Bima, " Tanya Papa Bram setelah duduk di sofa samping Abang.
" Abang tidak marah Opa, cuma Abang perlu waktu untuk menerima semua ini ..... Kenapa baru sekarang Daddy datangnya ? Kemana saja selama ini saat kamu butuh Daddy ? Saat mommy di hina sama tetangga dan menangis setiap mau tidur ..... Abang sedih, marah, benci, sama semua yang sudah jahat sama mommy !!!!!Tapi Abang, tidak bisa melakukan apa-apa Opa .....!!! Saat ada yang menghina kami anak haram tidak punya Daddy dan orang itu juga jahat sama mommy bikin menangis kenama dia ? Abang perlu waktu untuk memikirkan dan menerima dia yang tiba-tiba datang Opa" Jawab Rio panjang lebar pada sang Opa sambil berkaca-kaca, dan emosi di wajahnya dia mengeluarkan semua unek-unek yang dia pendam seorang diri selama ini.
" Opa mengerti apa yang Abang, rasakan? Sedih, kecewa, marah, benci ......!!! Tapi yang harus Abang tau ada beberapa hal yang belum boleh Abang tau karena Abang itu masih kecil dan tidak sepantasnya Abang tau untuk saat ini ..... Percayalah mommy Jasmin, juga sama kayak Abang perasaannya dan pastinya saat ini mommy, sedih lihat Abang yang seperti ini tiba-tiba pergi tadi ...... Nanti akan saatnya Abang kalau sudah besar pasti mommy sama Daddy kasih tau Abang semuanya ..... Coba nanti Abang tanya sama mommy, apa saja yang ingin Abang, tau ? Tapi kalau mommy nya nggak mau menjawab itu berarti Abang belum boleh tau karena umurnya Abang masih kecil ? Ya sudah Abang istirahat dulu nanti saat mau makan malam biar Oma, yang panggil ke sini panggil Abang, " Jelas Opa pada Abang Rio panjang lebarnya.
" Opa keluar dulu ya? Atau Abang mau ikut keluar " Tanya Opa sebelum berdiri dari duduknya Lalau berjalan keluar setalah Abang Rio, menjawabnya.
"Tidak Opa jawab Abang Rio."
*****
Semoga tidak terjadi apa" sama Jasmin
Lanjut thor ttp semsngat 💪
semangat kak author