Di suatu masa dimana keberadaan seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kekuasaan,siapa yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk menindas yang lain.
seseorang yang mampu melakukan lebih hebat dari yang lain.
disitulah hawa nafsu dan keserakahan mampu menguasai yang berkuasa.tanpa memandang harga nyawa orang lain.
para penguasa kekuatan ,kekuasaan ,keserakahan dan keangkamurkaan saling berpesta pora diatas penderitaan yang lain.
Datanglah sang pengacau,yang mengacaukan para penguasa kekuatan,kekuasaan yang sudah mengakar darah.
Dialah "Sang Pengacau"dengan kehebatan ,kemampuan,dan segala keunggulannya mampu mengacaukan semua yang sudah berjalan mengakar darah segala keserakahan , kesewenangan,keangkamurkaan .
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Kesedihan Seorang Ibu
Di ruangan itu Teja masih mempelajari isi dari kitab Dewa Naga tersebut.
Dan anehnya apabila Teja merasa ada yang masih sedikit bingung kitab tersebut dengan sendirinya akan membalik sendiri , seakan mengulang agar Teja bisa membacanya tanpa menyentuh nya.
"Saat ini tenaga dalamku sudah tersedot setengah bagian , dan aku juga sudah mempelajari sepuluh lembar dari isi kitab ini.Aku harus memulihkan diri dulu sebelum mempelajari isi kitab selanjutnya."
Teja kemudian duduk bersila mengambil posisi meditasi untuk mengatur pernafasan agar tenaga dalamnya kembali.
Suasana yang mendukung di ruang ajaib tersebut , seakan bagai pusat sumber energi.
Energi alam seakan berlomba-lomba masuk kedalam tubuh Teja sehingga dalam sesaat saja Teja sudah merasa pulih tenaga nya.
Bahkan ledakan tenaga itu seakan meluap ingin keluar.
Ledakan tenaga seakan melingkupi tubuh Teja hingga tampak seperti diselimuti cahaya keperakan.
Tubuhnya sedikit melayang di udara dengan masih dalam posisi bersila dan mata terpejam.
Setelah di rasa cukup segar bahkan lebih, Teja membuka mata dan berniat mempelajari atau tepatnya membuka kitab Dewa Naga lagi.
********
Sementara itu didalam gua setelah Teja terperosok ke dalam luweng Padma dan Tangan Seribu mencoba menolong.
Mereka bergerak cepat mencoba meraih tangan Teja ,tapi seakan ada tenaga yang menyedot Teja masuk kedalam tanah.
Dengan sekuat tenaga Padma sari dan Tangan Seribu mengais - ngais tanah disekitar luweng berniat membuat lubang untuk menolong Teja.
Bersamaan dengan lenyapnya Teja masuk ke lubang , hujan angin dan petir seakan lenyap , berhenti tanpa ada yang menyadarinya.
Entah ini suatu pertanda apa , hujan yang tadi sangat deras disertai angin kencang yang sanggup melempar kan apa saja disertai petir menyambar - nyambar , berhenti seketika.
Langit kembali cerah hingga menampakkan sang rembulan , tampak sedikit bintang - bintang besar yang jauh dari sinar bulan.
Kemana perginya mendung dan awan tebal tadi , yang membuat langit kelam.
Yang tersisa hanya tanah yang becek dan daun berserakan terbawa angin yang tadi tiba - tiba menggila.
Segala cara dan Upaya sudah di lakukan dua orang tersebut , untuk mencoba menolong Teja.
Bahkan tanah di sekitar luweng di gali menggunakan pedang yang ada.
Tapi tidak ada tanda - tanda yang berarti.
Seakan Teja di telan bumi tanpa ada sisa.
Wajah Padma terlihat sangat sedih , dengan berurai air mata dia masih mencoba mengais tanah.
Waktu terus berlalu.
Sudah satu pekan Padma dan Tangan Seribu
berada di gua tersebut , tanpa melihat dan merasakan tanda - tanda akan kehadiran Teja Kusuma.
Padma sari semakin bersedih , selama sisa hidupnya semenjak peristiwa pemberontakan itu , dirinya tidak pernah berpisah dengan anaknya.
Masih lekat di ingatannya bagaimana semasa Teja bayi ,anak - anak bahkan menjadi remaja.
Bagaimana anaknya belajar jalan , saat ia gendong sambil di suapi bahkan saat tidur dengan dipeluknya.
Air mata Padma semakin deras menetes.
Tangan Seribu yang melihat itu semakin trenyuh hatinya.
Semenjak dia berjanji bertaubat dari semua kegilaan yang dulu di lakukan , hatinya sekarang merasa damai , ternyata harta benda bukan segalanya bagi hidup ini.
Tangan seribu tetap setia menemani Padma sari sampai sejauh ini ,baginya Padma dan Teja adalah tuan yang harus di patuhi dengan penuh kesetiaan.
Setelah hampir dua pekan akhirnya Tangan Seribu memberanikan diri bertanya.
"Nyonya tampaknya tuan muda tidak mungkin kita ketemu kan, selanjutnya apa rencana yang akan nyonya lakukan..?"
Padmapun bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Selama ini hidupnya hanya memikirkan tentang masa depan anaknya.
Dia tidak pernah berfikir tentang kepentingan pribadi nya.
Cita - citanya hanya mengembalikan apa yang menjadi hak dari Teja , yaitu tahta kerajaan Bumi Kamulyan.
Sekarang anaknya raib entah dimana sehingga dirinya kebingungan dengan apa yang akan di lakukan.
"Aku akan kembali ke perguruan Bukit Merah dan kalau paman berniat pergi , akan aku bebaskan dari janji mu karena anakku sudah tak ada ", akhirnya Padma berkata kepada Tangan Seribu.
Tangan seribu menunduk menatap tanah gua.
"Bagiku nyonya dan tuan muda adalah majikanku , aku budak kalian , nyawaku sudah milik kalian sejak kalian mengampuni ku. Sudah kewajiban bagiku mengikuti kemanapun nyonya dan tuan muda pergi."
Akhirnya Padma dan Tangan Seribu meninggalkan gua naga menuju perguruan Bukit Merah.
___________
Jangan lupa like ,vote dan koment-nya.
Selamat membaca jangan lupa protokol kesehatan bila terpaksa keluar rumah.
knp ga makai kata semburan...