NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10 Membuka hati

Setelah satu minggu penuh terperangkap dalam keputusasaan memuncak, Raka akhirnya memberanikan diri untuk membuka hati kepada sang ibu. Peristiwa menggemparkan pengungkapan rahasia bahwa Kirana adalah saudara kandungnya telah mengguncang jiwanya hingga ke akar-akar terdalamnya.

"Ibu...aku tidak tahu harus bagaimana lagi..." Raka memulai dengan suara parau setelah seharian menangis sejadi-jadinya. Kedua matanya bengkak memerah dengan kantung hitam menghitam seperti dialiri ribuan jarum.

Sang ibu menatapnya dengan sorot memelas. Perempuan paruh baya itu merengkuh tangan Raka dengan gemetar. "Ibu mohon kau jangan seperti ini terus, Nak. Semua adalah takdir Tuhan. Kitalah yang telah salah dengan menyembunyikan kebenaran darimu dan Kirana."

Raka menggeleng lemah dengan tatapan kosong. "Aku tidak tahu harus mulai dari mana lagi, Bu. Semua sudah hancur berantakan seperti ini. Hidupku seakan tak berarti. Aku sungguh monster paling hina yang tak pantas hidup di dunia..."

Kalimat itu kembali menyayat ulu hati sang ibu. Dia menangis sesenggukan memeluk putra semata wayangnya yang kini berada di ambang keputusasaan total.

"Justru sekaranglah kau harus bangkit, Nak," ujar sang ibu parau di tengah isak tangisnya. "Akui kesalahanmu, akui juga kesalahan kami, lalu berjuanglah mencari kebenaran dengan ikhlas. Hanya dengan begitu kau bisa memperoleh pengampunan."

Raka terdiam sejenak mencoba mencerna kata-kata bijak ibunya. Ada kebenaran dalam kalimat singkat itu. Sudah cukup dia berlarut dalam rasa bersalah yang seakan tiada berujung. Kini waktunya dia mengambil sikap untuk bertanggung jawab.

"Tolong katakan padaku ibu, apa yang harus aku lakukan? Langkah apa yang harus aku ambil untuk mulai memperbaiki segalanya?" tanya Raka dengan nada merendah.

Sang ibu menatap putranya dengan sorot memohon. "Pertama, tenanglah anakku. Berdamai Lah dengan dirimu sendiri. Lalu cobalah kembali menengok kondisimu sebagai seorang manusia. Hadapi segalanya dengan kepala dingin."

"Kedua, berjuanglah untuk mencari tahu keberadaan Kirana. Apapun yang terjadi, dia tetaplah bagian dari hidupmu. Saudara kandungmu satu-satunya di dunia ini. Terakhir, mohon lah petunjuk, berdoalah kepada Tuhan untuk memberimu kekuatan dan keikhlasan dalam mencari pengampunan."

Raka mengangguk lamat-lamat mencoba mencerna nasihat bijak ibunya. Dia tahu ini memang bukan akhir dari segalanya. Justru ini adalah awal dari langkah panjang mencari penebusan dosa bagi dirinya sendiri.

"Terima kasih, Ibu. Akan aku lakukan semua itu. Bagaimanapun juga, aku membutuhkan kekuatan untuk bertahan hidup demi menebus semua kesalahanku. Dan yang terpenting, menemukan Kirana di manapun dia berada," ujar Raka mengukuhkan tekadnya.

Sang ibu tersenyum menatap putra tercintanya dengan sorot bangga bercampur haru. Dia berharap putranya itu kelak bisa menemukan kebenaran sejati dalam hidupnya. Menemukan jalan kebahagiaan tak berujung yang mungkin memang sudah dinaungi kembali.

Meski cobaan begitu berat menghantam keluarga mereka, sang ibu yakin Raka akan bisa bangkit. Dia akan berjuang menemukan kedamaian abadi dengan cara menemukan sang adik, memulihkan hubungan mereka, serta memohon ampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan.

Kali ini Raka harus benar-benar membuka hati, membuka mata, dan membuka seluruh nuraninya untuk menapaki jalan suci menuju penebusan dosa sejati...

...

Setelah perbincangan mencerahkan dengan ibunya, Raka merasa ada setitik cahaya harapan yang mulai menerangi kegelapan jiwanya. Dia memutuskan untuk mengikuti nasihat sang ibu, mencoba membuka hati dan pikirannya untuk menemukan kebenaran sejati.

Pertama, Raka mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Dia merenungkan segala kekhilafan dan dosa yang telah diperbuatnya. Meski tetap terasa menyakitkan, dia berusaha menerimanya sebagai bagian dari proses penebusan dosa.

"Ya Tuhan...berilah aku kekuatan untuk bertahan menghadapi cobaan ini. Aku tahu aku berdosa, tapi izinkanlah aku untuk menebus semuanya," doa Raka dengan khusyuk di kamarnya yang sunyi.

Perlahan tapi pasti, Raka mulai bisa menerima kenyataan bahwa dia memang telah berbuat keji terhadap Kirana, saudari kandungnya sendiri. Namun dia juga sadar, berlarut dalam rasa bersalah saja tidak akan mengubah apapun. Dia harus bangkit dan bertanggung jawab.

Langkah selanjutnya, Raka mulai berusaha mencari informasi tentang keberadaan Kirana. Dia mengumpulkan semua barang-barang milik adiknya, mencoba mencari petunjuk di mana sang adik menghilang selama ini.

Tidak banyak petunjuk berarti yang bisa ditemukan Raka. Hanya sebuah buku harian Kirana yang menjadi satu-satunya kunci untuk membongkar keberadaannya. Dengan hati-hati, Raka membuka buku harian itu dan mulai membacanya perlahan.

Ternyata, di balik lembar demi lembaran catatan pribadi itu, terungkap fakta bahwa Kirana memang sengaja menghilang setelah insiden mengerikan perkosaan itu terjadi. Dia kabur dari rumah dengan membawa luka fisik dan psikis yang amat dalam.

Membaca coretan kata-kata miris adiknya itu membuat hati Raka kembali tercabik-cabik. Air matanya menetes membasahi lembaran demi lembaran harapan Kirana yang kini tinggal kenangan kelam.

"Kenapa kau lakukan ini padaku, Kak? Apa salahku sehingga kau memperlakukanku seperti binatang?" Salah satu baris tulisan Kirana begitu menohok kalbu Raka. "Aku sangat takut dan merasa jijik padamu sekarang. Kumohon jangan mencariku lagi..."

Raka terisak pilu membaca untaian kata-kata pedih itu. Ternyata adiknya sudah sedemikian terluka, baik raga maupun jiwanya. Semua akibat perbuatannya yang keji dan tak termaafkan.

Namun di balik semua itu, Raka masih bisa mencengkeram setitik harapan. Bagaimanapun caranya dia harus tetap menemukan Kirana, memohon pengampunan darinya secara langsung, lalu memulai jalan penebusan dosa.

"Aku berjanji, Kirana. Aku pasti akan menemukanmu, di manapun kau berada," tekad Raka menguat. "Aku akan memohon pengampunanmu sekuat tenaga. Apapun resikonya, aku harus mendapatkan pengampunanmu untuk menemukan kedamaian abadi..."

Dengan membuka hati untuk menerima kenyataan, Raka telah membuka jalan menuju penebusan dosa sejatinya. Meski jalan itu berliku dan terjal, dia bertekad untuk menghadapinya dengan keyakinan membaja.

...

Raka memulai perjalanan panjang pencariannya. Dengan bermodalkan buku harian Kirana dan beberapa petunjuk kecil lainnya, dia menelusuri jejak-jejak keberadaan sang adik.

Pencarian itu membawanya ke berbagai sudut kota, menemui orang-orang yang mungkin pernah bertemu atau mengenal Kirana. Namun seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, usahanya seringkali mengalami jalan buntu.

Raka hampir putus asa beberapa kali. Namun dia mencoba untuk tetap membuka hatinya, mengusir segala keputusasaan yang datang menggelayutinya. Dia harus terus berjuang demi menebus kesalahannya di masa lalu.

"Tuhan...berilah aku petunjuk di mana adikku Kirana berada. Aku mohon untuk diberi kesempatan menemuinya sekali lagi," doa Raka setiap kali keputusasaan melanda.

Pencarian itu terus berlanjut hingga berbulan-bulan lamanya. Raka seperti mengikuti jalur keberadaan Kirana yang terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Seolah sang adik enggan untuk membiarkan jejak kakinya diendus.

Hingga pada suatu ketika, dari informan kecil yang ditemuinya, Raka mendapat petunjuk bahwa Kirana sepertinya terakhir tinggal di sebuah desa terpencil di pedalaman. Seorang gadis yang dikiranya Kirana, terlihat mencari pekerjaan di sana.

Tanpa berpikir panjang, Raka segera melesat menuju desa yang dimaksud dengan harapan membuncah di dada. Setelah sekian lama mencari, akhirnya dia mendapat titik terang untuk bisa menemukan sang adik kembali.

"Kirana...aku mohon tunggu aku di sana. Aku akan segera menemui mu dan memohon pengampunan darimu," gumam Raka dalam perjalanan.

Keyakinan untuk membuka hati dan menerima kesalahannya di masa lalu, kini telah menuntun Raka pada upaya penebusan dosa sejatinya. Dengan berjuang gigih menemukan Kirana, dia berharap akan diberi pengampunan yang selama ini dinantikannya.

Tekadnya sudah terlalu bulat untuk menyerah sebelum bertemu Kirana kembali. Entah apa yang akan terjadi nanti, yang pasti dia harus menghadapi sang adik demi menjalani proses penebusan dosa dengan sepenuh hati.

Jika dia berhasil mendapat pengampunan Kirana, sudah pasti kebahagiaannya akan tiada terkira. Namun jika tidak, dia bertekad akan tetap mencari cara untuk menebus segala kekhilafannya di masa lalu, apapun tantangannya nanti...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!