Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Masakan Yang Menakjubkan
Saat mereka sampai di paviliun Lan Hua, para pelayan meletakkan makanan di atas meja di dalam ruangan dan berdiri di sisi untuk menunggu perintah. Lu Jing Yu tidak suka makan sendirian. Tetapi jika saat ia makan ada yang memperhatikannya, dia akan merasa tidak nyaman. Jadi dia memerintahkan semua pelayan pergi kecuali Xiao Bei untuk tinggal menemaninya.
Menerima perintah, para pelayan bergegas keluar dari ruangan. Mereka menunggu di luar dan menunggu perintah sewaktu-waktu.
Sedangkan Xiao Bei yang dibiarkan tinggal di sana segera melakukan tugasnya. Berdiri di samping Lu Jing Yu dan melayanani Lu Jing Yu dengan hati-hati.
"Sudah cukup. Sekarang duduklah di sana dan temani aku makan." Lu Jing Yu menghentikan Xiao Bei yang hendak mengisi mangkuk nasinya dengan lauk.
"Yang...Yang Mulia Permaisuri mohon maafkan saya. Ini benar-benar tidak pantas." Xiao Bei dengan gugup meremas ujung hanfunya.
"Tidak ada alasan. Duduklah dan temani aku makan." Lu Jing Yu melambaikan tangannya. Xiao Bei diam tak bergeming. Menatap Lu Jing Yu dengan khawatir.
"Ayolah. Tidak menyenangkan makan sendirian. Jika kamu tidak ingin menemaniku makan, lebih baik aku juga tidak makan." Lu Jing Yu mendorong mangkuk nasinya.
"Permaisuri mana boleh seperti ini. Bagaimanapun permaisuri harus makan. Jangan sampai permaisuri sakit." Xiao Bei segera panik.
"Jika aku sakit itu semua salahmu." Lu Jing Yu menatap Xiao Bei dengan kesal. Apa salahnya menemaninya makan?
"Yang Mulia Permaisuri... anda memberi saya sesuatu yang sulit." Wajah Xiao Bei terkulai.
"Apa seburuk itu menemaniku makan? Aatu apakah masakanku tidak enak?" Mata Lu Jing Yu menurun. Mengedipkan matanya dengan polos saat ia melirik Xiao Bei. Ia pandai mengambil hati orang. Dan tahu bagaimana mendapatkan simpati. Jadi mudah baginya untuk membuat orang lain yang polos dan naif seperti Xiao Bei mengikuti keinginannya.
Xiao Bei tidak mendapatkan celah untuk menolak. Apalagi nona yang sejak muda ia ikuti saat ini sedang bersikap manja padanya yang belum pernah ia dapadapati sebelumnya membuatnya tidak berdaya.
"Baiklah Yang Mulia. Hamba akan menemami Yang Mulia Permaisuri makan." Ucap Xiao Bei. Dia duduk dengan ragu di seberang Lu Jing Yu.
"Bagus sekali. Ayo makan. Sudah lama aku tidak memasak untuk orang lain. Rasanya mungkin kurang memuaskan. Tapi lumayan daripada makanan yang hambar di sini. Ayo cobalah." Mata Lu Jing Yu bersinar cerah. Ia mengambil daging dengan sumpitnya dan meletakkannya di dalam mangkok Xiao Bei.
"Yang Mulia, mohon jangan lakukan itu. Tidak pantas bagi hamba untuk menerima perlakuan ini." Xiao Bei sangat takut. Status mereka sangat berbeda. Bagaikan bintang dan lumpur. Sudah sangat sulit baginya untuk duduk bersama di meja makan yang sama dengan Tuannya. Dia tidak akan berani menerima perlakukan dilayani oelh tuannya yang berstatus sangat tinggi.
"Xiao Bei, jangan merendahkan diri seperti itu. Kita semua Sama-sama manusia. Tidak ada yang berbeda. Kamu sudah merawat dan membantuku selama ini. Apakah aku tidak boleh melakukan yang sederhana ini untuk membalasnya?"
"Yang Mulia, apa yang hamba lakukan adalah tugas anda. Hamba sangat senang bisa melayani majikan seperti Yang Mulia Permaisuri. Jangan bicara seperti itu hingga membuat Hamba merasa Yang Mulia Permaisuri tidak puas dengan hamba."
"Ah sudahlah-sudahlah. Terserah kamu saja. Sekarang jangan buang waktu lagi. Makanlah. Kalau dingin tidak akan enak." Lu Jing Yu memutar matanya. Menyerah. Percuma berbicara mengenai persamaan status di zaman kerajaan seperti ini yang sangat memandang status berdasarkan garis keturunan. Dia juga tidak bisa seenaknya saja mengubah pandangan masyarakat terhadap hal ini. Karena dia tidak bisa merubahnya, ia hanya bisa menyesuaikan diri agar tidak terlalu mencolok. Atau, nasib tragis yang ingin dia hindari akan terjadi lebih cepat karena dakwaan telah mencela ajaran leluhur. Hi! Lu Jing Yu bergidik.
"Wah Yang Mulia! Makanan ini benar-benar enak." Seru Xiao Bei saat merasakan lembutnya daging kambing muda yang langsung hancur dengan sekali gigitan. Rasanya meresap ke dalam dan penuh dengan cita rasa.
Xiao Bei jarang memakan daging. Tapi daging yang dirasakannya kali ini jelas adalah daging yang paling lezat yang pernah ia rasakan sebelumnya. Ia menatap Lu Jing Yu dengan takjub. Jejak ketidakepercayaan ada di dalam matanya yang membola. Ia sudah mengikuti Lu Jing Yu sejak muda. Dan tidak pernah melihat tuannya memasuki dapur. Jadi dari mana keterampilan yang hebat ini berasal? Mengingat ini, xiao Bei jadi mengingat perkataan Lu Jing Yu sebelumnya yang mengatakan bahwa ia sudah lama tidak memuaskan untuk orang lain? Kapan lu Jing Yu pernah memasak sebelumnya?
Tentu saja Xiao Bei tidak mengetahui jika yang dimaksud Lu Jing Yu adalah saat dia masih ada di dunia aslinya. Lu Jing Yu memang diberi keterampilan masak. Tetapi dia tidak memiliki waktu luang untuk memasak setiap waktu. Dengan kesibukannya, ia bahkan hampir tidak pernah memasuki dapur hingga berbulan-bulan kecuali untuk mengambil air minumnya sendiri.
"Yang Mulia, masakan yang Mulia ini benar-benar enak. Tapi hamba tidak pernah mengetahui kalau Yang Mulia bahkan bisa memasak."
Sumpit di tangan Lu Jing Yu membeku di udara saat ia mendengar pertanyaan Xiao Bei. "Aku bisa masak. Tapi aku malas. Sudahlah. Lanjutkan makan lagi. Ini tidak penting." Lu Jing Yu buru-buru mengalihkan pembicaraan.
Di dapur utama, para koki dan pelayan mengerumuni meja tempat sisa makanan yang dibuat Lu Jing Yu diletakkan. Ada semangkuk besar tumis sayur dengan potongan daging ikan. Penampilan tumis yang dimasak Lu Jing Yu berbeda dengan yang biasa mereka buat. Milik Lu Jing Yu terlihat lebih mengkilat dengan minyak dan kecap. Penampilannya bahkan lebih penuh warna dengan irisan cabai merah dan hijau. Serta irisan tomat dan bawang-bawangan.
Melihat tampilannya yang mengkilat mereka pun menjadi ragu. Mereka membayangkan minyak akan melumuri tenggorokan mereka saat mereka memakannya. Tetapi setelah mencium aromanya, mereka tidak bisa tidak menggerakkan tangan mereka untuk menyodok sumpit dan mengambil sayuran dan meletakkannya di ujung lidah.
Kepala koki adalah yang pertama mencoba. Saat ia memasukkan sayuran ke dalam mulutnya, ia menutup matanya. Bersiap untuk rasa yang mengerikan. Tetapi begitu sayuran yang pedas, manis dan lembut itu menyentuh lidahnya dengan halus, mata yang menutup terbuka lebar karena terkejut dengan sensasi rasanya.
Koki yang lainnya memperhatikan perubahan ekspresinya dan segera bertanya. "Bagaimana koki Lim? Bagaimana rasanya?"
"Ini... ini... ini sangat enak." Koki kepala yang dipanggil koki Lim itu mengunyahnya dengan cepat dan mengisi mangkuknya dengan tumpukan sayur. Lalu tanpa basa-basi memakannya dengan cepat.
Mata koki Lim menatap masakan daging yang penuh dengan bumbu. Karena ia sudah merasakan tumis sayur yang enak, ia tidak lagi meragukan tampilannya yang tidak sama dan segera mengambil sepotong daging dan memasukkannya ke dalam mulut.
Lumer. Itulah yang pertama kali dirasakan Koki Lim saat ia menggigit daging kambing. Lalu rasa gurih yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya pecah di dalam mulut. Paduan rempah yang kaya membuat lidahnya berdecak. Matanya terbuka dan menutup merasakan sensasi rasa yang belum pernah ia rasakan. Sekali lagi ia mengisi penuh mangkuknya.
"Enak. Enak sekali. Ini adalah makanan yang paling lezat yang pernah aku rasakan di dalam hidupku. Kalau aku mati sekarang karena kekenyangan pun aku akan bahagia dan tidak akan pernah menyesal." Koki Lim terus mengumbah dan mengambil lagi dan lagi.
Melihat koki Lim yang begitu menikmati makanannya, koki yang lain dan juga para pelayan tidak bisa tidak menelan ludah mereka. Dengan segera, puluhan sumpit menyerbu ke dalam mangkok dan piring. Mereka tidak ragu lagi dan memasukkannya ke dalam mulut mereka.
Reaksi mereka tidak lebih buruk dari koki Lim yang membingungkan. Mereka bahkan lebih terkejut ada rasa yang begitu enak di dunia ini. Saat mengetahui rasanya yang enak, mereka ingin mengambil lagi tetapi yang mereka dapati hanyalah piring dan mangkok yang kosong. Kini mereka menyesal karena tidak mengambilnya sejak awal dan melihat mangkuk koki Lim yang penuh dengan iri.
"Apa?" Koki Lim menyajari tatapan semua orang kepadanya. Ia segera menyembunyikan mangkuknya di belakang tubuhnya yang besar. Takut mereka akan mencuri makanan lezat di atas mangkuknya.
Para koki saling berpandangan dengan heran. Koki Lim adalah koki terbaik di restoran Han Yuan sebelumnya. Dan dia bisa dimasukkan ke dalam daftar sepuluh koki terbaik di kekaisaran ini. Dan dia jarang memuji masakan orang lain. Dia selalu sombong karena kemampuannya. Tetapi melihat reaksinya saat ini, koki Lim benar-benar jauh dari karakternya yang sombong.
"Bukankah Yang Mulia Permaisuri berkata bahwa masih ada bumbu untuk membakar ikan? Ayo kita buat itu. Rasanya pasti juga sangat lezat kan?" Salah satu koki mengingat poin penting ini. Ia segera mengambil mangkuk dan berjalan mengambil ikan segar.
Para pelayan mengambil ikan lain dan membersihkan mereka. Mereka berkumpul dan bersama-sama membakar ikan. Bahkan kepala pelayan ikut bergabung dalam kesenangan. Mereka melirik tidak senang padanya. Tapi tidak ada yang berani mengusirnya.
Arang segera dinyalakan. Itu secara alami dibuat lebih panjang dengan banyaknya ikan yang dipanggang di atasnya. Dalam sekejap, bau ikan bakar yang sedap memenuhi seluruh udara di kediaman.
Aroma inilah yang didapatkan Pei Zhang Xi saat ia baru pulang memasuki kediaman Raja Rui. Hidungnya, dan hidung beberapa orang di belakangnya tidak bisa tidak berubah menjadi hidung anj5Ng dalam sekejap.
...~○○○~...
...♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_11♡...
*
*
*
Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. ..