NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24 Hisbi vs Lengkara

"LEPASKAN ZARA! LENGKARA ARYA MOHAN!" Teriak seseorang yang tak disangka sangka oleh keduanya. Baik Zara dan Lengkara langsung menolah ke sumber suara. Mata Zara menatap orang itu dengan penuh harapan.

Seperti terhipnotis, Lengkara melepaskan pelukannya dari tubuh Zara. Zara yang menyadari hal itu seperti mendapatkan alarm peringatan kalau ia harus cepat cepat pergi. Dengan sisa sisa tenaganya, Zara memaksakan kakinya yang sakit untuk berlari ke arah orang tersebut.

Zara berlari dan melompat ke arahnya. Refleks Zara memeluk tubuh orang tersebut erat. Seperti meminta perlindungan. Tangannya mencengkram seragam orang tersebut dengn keadaan gemetar.

"Cukup, Lengkara. Sadar! Elo udah bikin Zara ketakutan seperti ini! Cukup!" kata orang itu dengan nada tegas tak ingin dibantah.

Hisbi membalas pelukan Zara tak kalah erat. Ia bahkan mengelus punggung Zara beberapa kali, berniat menenangkan gadis itu. Tapi, dimata Lengkara itu seperti suara panggilan mengajak perang. "Jauhkan tangan elo dari pacar gue, Bi!" kata Lengkara dengan nada datarnya.

Hisbi menghiraukan ucapan sahabatnya itu. Ia lebih memilih menenangkan Zara dengan membisikkan kata kata penenang di telinga gadis itu. "Tenang Zara, tenang, ini gue Hisbi. Gue disini. Elo aman. Sekarang dengerin gue baik baik, Zara. Ini gue Hisbi, bukan Lengkara. Elo bakal aman sama gue. Gue jamin. Sekarang sopir gue ada di depan gerbang sekolah. Setelah gue selesai bicara, elo harus cepet cepet lari ke arah gerbang. Minta sopir gue buat anterin elo. Jangan tanya apa apa lagi. Cukup dengerin instruksi dari gue ya, cantik. Tinggalin gue disini, gue yang akan handel Lengkara"

"HISBI!!!" teriak Lengkara. Rahang cowok itu mengetat hingga urat lehernya terlihat. Matanya menatap tajam ke arah Hisbi. Tangannya mengepal erat hingga buku jari jarinya memutih.

Lengkara seperti orang yang kesetanan berlari dengan cepat menerjang ke arah Hisbi dan Zara. Tangannya terkepal bersiap melayangkan pukulannya. Menyadari serangan tersebut, Hisbi yang awalnya ingin melepaskan Zara dari pelukannya mengurungkan niatnya. Hisbi membalikkan badannya bersama Zara yang masih dalam pelukannya tersebut. Pukulan Lengkara yang kuat dan tajam mendarat tepat mengenai punggungnya.

Suara pukulan itu terdengar jelas di telinga Zara. Zara mendongakkan kepalanya menatap Hisbi yang terlihat meringis pelan. "Lepasin pacar gue bangs*t! Ga ada yang boleh pegang pegang dia, kecuali gue!" kata Lengkara dengan teriakan emosinya.

"Hi-Hisbi, Bii" cicit Zara pelan takut takut. Dia tercengang dengan kejadian tersebut. Belum sempat, Hisbi menenangkan kembali Zara yang terlihat ketakutan, Lengkara menarik kerah seragam sahabatnya dengan kasar.

Sontak saja, pelukan mereka berdua terlepas. "Lari! Zara!" seru Hisbi pada gadis itu. Namun, Zara menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak, gue ga mau ninggalin elo sendirian".

Lengkara tersenyum mengejek.ia tanpa ampun memukul rahang sahabatnya berkali kali. Hisbi juga mencoba melawan Lengkara dan membalas setiap pukulan yang dilayangkan padanya. Namun, Hisbi kalah tenaga dengan sahabatnya itu. Keadaannya malah lebih parah dari Lengkara. Sudut bibirnya sobek dan pelipisnya berdarah. Sedangkan Lengkara hanya mendapatkan luka lecet lecet kecil.

Zara makin takut dibuatnya. Badannya gemetar. Tangisannya serak. Mungkin karena lamanya gadis itu menumpahkan air matanya.

"Diam disitu, kelinci kecil. Jangan lari atau gue patahin kaki elo sekarang juga" ancam Lengkara pada Zara dengan senyum manisnya.

Lengkara sudah mirip orang psikopat di mata Zara. Alarm berbunyi nyaring di kepala Zara. Dia ingin sekali lari dari tempat itu. Namun, kakinya seperti dipaku di tempat.

Hisbi terjerembab di lantai. "Hisbiii" panggil Zara meminta tolong di sela sela tangisannya. Mata Zara terlihat memerah dan sedikit membengkak. Langkah melangkah perlahan mendekati Zara.

"Sialan! Harusnya gue dari awal cegah Zara dekat dekat sama Lengkara. Kalau saja___" batin Hisbi menyesal.

"Diam disitu cantik. Elo ga akan bisa kemana mana lagi" Senyuman licik terpatri di wajah Lengkara. Lengkara bersiul siul penuh kemenangan. Cowok itu senang menyaksikan kekasihnya dalam keadaan terpojok seperti kelinci kecil yang siap diterkam olehnya.

" Sayang sekali, kelinci kecil. Tidak akan ada yang bisa melindungi elo lagi, selain gue Zara. Cuma gue" sambungnya berusaha memanipulasi pikiran Zara. Zara menatap sekitarnya, berharap ada satpam atau orang lain yang lewat dapat membantu dirinya dan Hisbi lepas dari cengkraman Lengkara.

Tinggal beberapa lagi Zara akan masuk ke dekapan Lengkara, Hisbi dengan sisa tenaganya bangun dari posisi awalnya. Ia berlari ke arah Lengkara. Lalu, Hisbi memukul tengkuk Lengkara dengan keras sebisanya. Kontan,Lengkara jatuh pingsan. Akhirnya, Hisbi bisa bernapas lega sejenak.

Jujur saja, badan Hisbi terasa remuk semua. Amukan Lengkara kali ini lebih hebat dari biasanya. Kepala Hisbi terasa berat. Pandangan matanya hampir memburam. Namun, ia tetap menguatkan dirinya. Masih ada satu gadis yang ketakutan di depannya. Hisbi masih harus menenangkannya.

Hisbi mencoba menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan. Suara napasnya malah terdengar berat. Cowok itu akhirnya merasa lega sekali, ia bisa menyelamatkan Zara di detik detik terakhir. Hisbi mendekati Zara dan memeluknya. "Elo selamat Zara" bisiknya pelan.

Tak lama dari itu, Hisbi merasa pandangannya berubah memburam tiba tiba.Tubuhnya melemas dan pandangan matanya gelap total seketika. Yups, Hisbi pingsan bro!!!

Zara yang merasakan gelagat Hisbi yang aneh. Tanpa aba aba, tubuh Hisbi oleng. Beruntung, refleks tubuh Zara bekerja cepat. Buru buru ia menahan tubuh Hisbi dalam pelukannya. "Bi, Hisbii!!!" panggil Zara.

Zara mengatur tubuh Hisbi agar bersandar dibahunya. Hisbi sepertinya pingsan karena kelelahan atau mungkin rasa sakit dari pukulan Lengkara. Zara tak bisa berpikir jernih.

Dengan tangan gemetaran, Zara mengambil ponsel Hisbi di sakunya. Cepat cepat Zara menelpon nomer sopir Hisbi. "Halo, Pak. Tolong saya. Hisbi pingsan di depan ruang guru. Tolong cepat kesini"

Panggilan terputus. Zara tetap memeluk tubuh Hisbi dengan keadaan berdiri. "Bi, terima kasih. Maafin gue ya, udah ngerepotin elo. Udah bikin elo harus ngelawan Lengkara, sahabat elo sendiri. Maafin gue. Gue salah, Bu. Maafin gue" bisik Zara pelan. Seakan akan Hisbi bisa mendengar permintaan maafnya.

Selang beberapa menit, sopir dan satpam sekolah datang menghampiri mereka. " Ya Allah neng, ada apa ini? Kenapa tuan muda bisa pingsan. Lho tuan Lengkara juga pingsan disini?" ujar sopir yang terlihat panik dan khawatir.

Sopir dan satpam itu saling membantu menggotong tubuh Hisbi ke dalam mobil. Diikuti oleh Zara di belakangnya. Pak sopir hendak kembali ke lokasi tadi. Dia dan satpam akan menggotong Lengkara juga ke dalam mobil. Namun, Zara mencegahnya.

"Pak sopir tahu alamat rumah Lengkara kan? Tolong pesankan taksi online saja. Saya tidak bisa ikut mengantar dia ke rumahnya. Kita harus bawa Hisbi ke rumah sakit secepatnya, dia lebih butuh pertolongan" pinta Zara.

"Tapi, tuan Lengkara gimana. Siapa yang akan menemaninya pulang?" tanya sopir memastikan lagi permintaan Zara.

"Biar saya aja Pak" kata Lohan yang tiba tiba datang entah darimana. "Lohan?!" panggil Zara kaget.

"Kenapa elo bisa disini?" sambung Zara menatap heran Lohan. Ditatap seperti oleh cewek cantik, Lohan tentu salah tingkah. Dia tertawa cengengesan sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Gue disuruh Hisbi balik ke sekolah tadi. Sorry gue telat ya datengnya. Kata Hisbi, Lengkara lagi kambuh tantrumnya. Dia butuh gue buat nenangin nih bocah. Eh, dia pingsan ternyata. Ya udah biar gue aja Zara yang bawa ini bocah bandel ke rumahnya. Tolong ya bawa bestie gue yang satunya ke rumah sakit. Elo tenang aja, ini biasa terjadi. Emang suka berantem mereka berdua. Biasa bahasa cinta cowok" cerocos Lohan panjang lebar.

"Thanks ya Lohan" Setelah mengucapkan hal itu, Zara langsung ikut masuk ke dalam mobil Hisbi. Diikuti oleh sopirnya. Mobil-pun berjalan menjauh meninggalkan parkiran dan keluar dari area sekolah.

To Be Continue

1
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!