"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Penampakan Tejo
"Sekarang sawit harus di jaga, kalau tidak di paling orang." ujar Sukri saat siang hari.
"Waduh malah harus jaga sawit pula, mana sekarang lagi musim hantu." Tejo takut pula mau menjaga sawit nya.
"Hei hantu nya kan mencari wanita hamil, sampean laki laki ya pasti tidak akan di datangi." ujar Sukri lagi.
"Sayang sawit kalau sampai di maling orang, mereka pas maling nya pun tidak kira kira!" timpal Farji juga.
Mau tak mau malam ini Tejo harus keladang sawit nya untuk menjaga kebun agar jangan sampai di paling orang, memang saat ini dia juga merasa takut dengan hantu yang seliweran itu, tapi kata Sukri ada benar nya juga bahwa hantu tersebut hanya mau dengan wanita hamil saja.
Kalau laki laki pasti tidak akan di datangi atau pun di hantui, jadi malam ini juga Tejo mengajak anak nya untuk mengelilingi lahan sawit mereka yang tidak seberapa lebar sebenarnya. justru karena tidak lebar ini lah mereka menjaga nya sepenuh hati, sebab takut apa bila nanti sampai di paling orang dan mereka tidak dapat apa apa lagi.
Jadi walau di hati ada rasa takut juga tetap lah berangkat keliling lahan sawit, beda dengan anak nya yang justru takut mereka memergoki yang sedang maling dan mereka malah di bunuh nya. setidak nya itu lah yang mereka pikirkan sekarang, punya rasa takut masing masing di dalam hati.
"Keliling sekali lagi baru kita kepondok ya." ajak Tejo pada anak nya.
"Nanti saja keliling nya lagi, Yah! barusan kita dari sana, tunggu satu jam lagi lah baru kita keliling." jawab Jaka.
"Oh ya sudah kalau begitu, ayo kita pulang kepondok sekarang." ajak Tejo sambil berjalan dengan senter di tangan.
"Ayo lah, aku sudah merasa tidak enak di badan." angguk Jaka yang tiba tiba merinding.
"Demam to kamu?" Tejo menatap Jaka yang berjalan cepat seperti sudah tidak sabar mau sampai pondok.
Jaka tidak menjawab karena sesungguh nya dia tadi secara tidak sengaja melihat Nilam berjalan keliling untuk mencari siapa yang sudah membuat keributan dengan membunuh para wanita hamil, mana saat itu Nilam berjalan dengan api merubungi tubuh nya sehingga Jaka berpikir bahwa itu adalah hantu Banas pati sedang mencari mangsa.
"Heeehhh dasar anak anak, kalau di ajak jaga saja selalu tidak mood. tapi kalau sudah soal duit maka akan cepat!" keluh Tejo tetap jalan santai.
Padahal Jaka sudah duluan dan sangat jauh karena kalau di lihat lagi cara jalan nya sudah seperti berlari saja akibat sangking takut nya melihat Nilam tadi, sehingga sudah pasti Tejo ketinggalan di belakang nya.
"Eh apa itu?!" Tejo melihat sesuatu sedang berjalan dan mengira adalah para pemaling sawit.
"Pasti itu mereka, daun sawit ku saja goyang goyang kok." yakin Tejo karena batang sawit yang ini benar benar goyang bersama daun nya juga.
Maka dengan hati hati dia pun mendekati nya untuk melihat apa kah itu memang pemaling sawit seperti yang sudah di gosipkan oleh semua orang, tapi begitu dekat dia langsung membeku karena yang ada di depan nya bukan orang mau memaling sawit. daun daun bergoyang bukan karena mereka sedang mendodos buah nya, melainkan karena sosok itu sedang lewat sehingga menyibak kasar.
"Apa ini, Ya Allah?!" Tejo tidak percaya dengan apa yang sudah dia lihat.
Sosok yang amat sangat tinggi melengkung hingga menyamai dengan pohon pohon sawit milik nya, bergetar hebat tubuh Tejo karena ini lah mungkin mahluk yang sedang di bicarakan banyak orang, serta dia juga yang mungkin saja sudah membuat kehebohan sampai sepatah sekarang.
Tejo juga tidak tau secara pasti karena dia langsung lari tunggang langgang karena ketakutan melihat setan tersebut, sungguh ia tidak berani lagi mau berbuat banyak, mending saat ini juga berlari masuk kedalam pondok mereka agar bisa selamat.
"Ayah kenapa?" Jaka dari balik selimut menegur Tejo.
"A...anu..anu, ahhh!" Tejo gemetar dengan keringat yang sangat banyak.
"Apa.Ayah juga melihat nya, Ayah melihat setan api itu?!" Jaka kaget juga mendengar ucapan Ayah nya.
"Setan api?!" Tejo tambah kaget karena yang di sebut Jaka malah setan lain nya lagi.
"Tadi aku melihat ada seseorang terbang dengan api sekujur tubuh, maka nya aku tidak mau berputar sekali lagi." jelas Jaka.
"Kenapa kau tidak bilang dari awal, tampak nya malam ini banyak setan di kebun kita!" Tejo panik sendiri jadi nya.
"Lain kali tidak usah lah di jaga, Ayah! setan apa yang barusan Ayah lihat?" tanya Jaka menatap dinding pondok kanan kiri.
"Entah lah, Jaka. Ayah sendiri pun tidak tau itu hantu apa!" Tejo menggelengkan kepala karena dia sungguh tidak tau.
"Ya Allah semoga malam ini kami selamat, tolong lah lindungi kami." Jaka begitu takut dengan malam yang pasti nya terasa amat sangat panjang sekali.
Tejo terdiam duduk karena mau rebahan tidak berani juga, dalam pikiran nya adalah nanti para setan itu akan menerobos masuk kedalam rumah ini dan merobohkan rumah nya, sungguh tidak bisa Tejo membayangkan bila mahluk tadi datang untuk mencelakai dia dan juga Jaka yang ada di dalam pondok.
Grosaaak.
Grosaaaak.
"Apa itu, Ayah?!" Jaka langsung bangun karena ketakutan.
"Diam lah, jangan bersuara karena nanti dia bisa mendengar kita." Tejo menempelkan jari di bibir.
"Itu suara daun sawit, pasti dia lewat ya." Jaka mepet dengan tubuh Tejo.
"Memang ukuran dia sangat tinggi, takut nya pondok ini malah kena tabrak juga." cemas Tejo mendekati dinding untuk mengintip apa yang sedang bergerak di luar itu.
Sama hal nya dengan tadi dan kali ini Tejo bersama dengan Jaka tidak bisa bergerak bebas, hanya bisa menutup mulut dan hidung agar tidak bisa bernafas, sebab bila bernafas maka akan ketahuan oleh mahluk yang sangat mengerikan itu.
Hoooorghh.
"Lindungi lah kami, Ya Allah!" Tejo berdoa dalam hati nya.
Hooorrggghh.
Hooorgghhh.
"Ayah!" Jaka memegang erat tangan Ayah nya karena dia sudah mau mengompol.
"Diam." Tejo melotot agar Jaka tidak berisik lagi.
"Aku takut sekali, Ya Allah aku sangat takut sekarang melihat dia." Jaka bergumam dalam hati nya dengan perasaan yang amat gundah.
Sampai pada akhir nya mahluk itu menghilang dari pandangan mata, tidak bisa lagi mau di lihat oleh Tejo dan juga Jaka, namun rasa takut nya tetal masih ada karena tidak bisa mau hilang begitu saja, sudah pasti akan meninggalkan bekas yang lama baru bisa hilang.
Selamat siang besty, jangan lupa like dan comen nya ya.
kopi meluncur thor🤭🤭🤭poin'y kismin kudu ngumpulin dulu
ini arya aja smpe kalah loh..
dr awl sudh ku tebak ini pasti kya arya dan mb pur krn dia bilng pnya ibu kan ps mau makan di than itu