NovelToon NovelToon
BERGELUT DENGAN NAFSU

BERGELUT DENGAN NAFSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!

Antara nafsu cinta, nafsu balas dendam, nafsu amarah, nafsu kebencian, nafsu kerinduan dan jenis nafsu lainnya akan bergelut di novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GUGUP DISENTUH ISTRI

Akhirnya Zeva menemani Anthon untuk berbicara hingga pria itu mengantuk dan tertidur lagi.

Mungkin selama 2 jam, banyak pertanyaan Anthon kepada sang istri seperti menggali kenangan dan ingatan.

Dan Zeva merasa berbicara dengan pria lain yang bukan Anthon suaminya.

"Apa kah benar amnesia juga merubah karakter orang?" batinnya.

Ia pun tertidur di sofa saat Anthon sudah dipastikan tidur di brankarnya.

Sebelum Zeva tidur, tadi dia sempat mandi dan membersihkan dirinya dari sisa sisa perpisahan dengan Theo di gudang rumah sakit.

Herjunot dan Bora sudah pulang ke rumah. Mereka berusaha mempercayai Zeva untuk menjaga putra mereka.

Keduanya pun tau jika Anthon mengalami hilang ingatan dan merasakan perbedaan sikap. Maka dari itu, mungkin ini kesempatan untuk memulai kembali kehidupan pernikahan putra mereka.

Pagi hari menjelang, dokter dan perawat datang untuk memeriksa Anthon.

"Pasien sudah dalam keadaan lebih baik. Mungkin lusa sudah bisa melakukan terapi untuk memulihkan kondisi kakinya" jelas dokter.

"Bagaimana dengan ingatannya, dok?" tanya Zeva.

"Untuk memulihkan ingatan dari pasien yang mendapatkan benturan keras di kepala hingga amnesia, kami tidak bisa memastikan kapan ingatan itu akan kembali. Kita bisa melakukan upaya pendekatan dengan kebiasaan pasien. Mungkin dengan bekerja, berkumpul dengan keluarga, melakukan hobinya, pasien yang lebih cepat pulih. Dari medis pun akan kita berikan rangsangan otak jika kondisi fisik pasien sudah kuat" jawab dokter.

"Terlihat istri saya ini tidak ingin melupakan kenangan indah bersama, dok. Mangkanya buru buru menyuruh ingatan saya kembali" celetuk Anthon.

Semuanya tertawa kecil kecuali Zeva yang hanya tersenyum tipis.

"Kami berusaha sebaik mungkin untuk memberikan perawatan kepada anda" sahut dokter.

Setelah pemeriksaan selesai, Anthon mulai memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh rumah sakit. Zeva menyuapinya.

"Kenapa kamu memandangku seperti takut begitu, Zev? Apakah aku bukan suami yang baik sebelumnya?" celetuk Anthon tiba tiba disela sela menerima suapan sang istri.

"Hmm, tidak. Aku tidak takut padamu tapi aku takut melihatmu seperti ini" sahut Zeva beralasan.

"Aku tidak apa apa. Aku merasa aku akan segera bisa kembali berjalan lagi setelah perawatan nantinya. Aku sangat senang mengetahui jika memiliki istri seperti mu. Tenagaku langsung naik pesat dan ingin segera sembuh" ujar Anthon seperti pria yang sedang kasmaran.

Zeva hanya memberikan senyuman tipisnya dan tetap melanjutkan menyuapi sang suami hingga makanan didalam piring yang ia pegang habis.

Tiba tiba saat Zeva akan keluar ruangan untuk memanggil perawat, ia mendengar berita dari televisi yang menyala menyebutkan nama "Theo Galio".

"Telah terjadi kecelakaan tadi dini hari sekitar pukul 3 pagi antara motor dengan truck pengangkut barang di jalanan menuju Locronan. Korban pengendara motor tewas ditempat dan ditemukan identitas atas nama Theo Galio" suara berita yang terdengar hingga Zeva membalikkan kembali tubuhnya dan berjalan gotai menuju depan televisi.

"The..Theo" lirihnya.

"Theo Galio? Kenapa marganya seperti nama keluargaku? Apakah dia keluargaku?" sahut Anthon yang kebingungan.

Air mata Zeva sudah luruh membasahi pipi hingga tidak mendengar pertanyaan Anthon.

Lalu Herjunot dan Bora datang dengan terburu buru. Keduanya datang dengan wajah sedih dan panik.

"Ayah..ibu" panggil Anthon.

"Iya sayang.. kami datang dan akan memberitaukan mu sesuatu" sahut Bora.

Zeva langsung menyeka air matanya dan menoleh kearah kedua mertuanya.

"Maaf, ayah ibu..aku izin keluar sebentar memanggil perawat untuk mengganti infus Anthon yg akan habis" pamit Zeva dengan suara sedikit bergetar.

Lalu tanpa menunggu sahutan dari mertuanya, Zeva langsung keluar kamar inap.

"Ayah dan ibu mau memberitahu kan apa? Oh iya, ini ada berita kecelakaan dan menewaskan Theo Galio. Nama marganya sama dengan kita" ujar Anthon.

Herjunot dan Bora pun duduk disamping brankar.

"Theo Galio adalah anak angkat kami dan saudara angkatmu, Anthon. Ayah dan Ibu mengambilnya dari panti asuhan sekitar 23 tahun" jelas Herjunot.

"Dia..dia benar saudaraku? Bagaimana bisa dia mengalami hal menyakitkan seperti itu? Apakah ayah dan ibu tidak mengurusnya sekarang? Aku ingi bertemu dengannya sebelum dimakamkan" sahut Anthon.

"Tenang sayang. Kita akan melakukan pemakaman yang pantas untuknya. Ayah dan Ibu sekarang mau pamit kepadamu karena akan menuju Locronan mengurus jenazah Theo. Kita akan membawanya kembali ke Paris" ujar Herjunot.

Anthon pun diam dan kembali melihat televisi yang masih memberitakan kecelakaan itu.

Zeva yang sudah menemui perawat untuk menyampaikan pergantian infus langsung masuk ke tangga darurat dan menangis terisak disana.

"Aaaakhh!!! THEOOOO!!! Kenapa kamu meninggalkan ku seperti ini!" seru Zeva mengerang menangis dan merasa sangat kehilangan.

Hingga 5 menit kemudian, ia sudah mulai tenang karena harus segera kembali ke kamar sang suami.

"Theo, kamu jahat!" batin Zeva sambil melangkahkan kakinya keluar dari tangga darurat.

Saat kembali ke kamar VVIP milik sang suami, ia hanya melihat Anthon saja. Kedua mertuanya sudah tidak ada.

"Apakah kamu tau Theo Galio adalah saudaraku, Zev?" tanya Anthon langsung.

"Hmm, iya tau. Tapi dia tinggal di Locronan. Aku tidak tau jika dia bisa mengalami hal seperti ini" jawab Zeva.

"Aku mau mandi dulu ya. Perawat akan segera datang untuk mengganti infus dan bajumu" lanjut Zeva lalu masuk ke kamar mandi.

Anthon kembali sendiri.

"Theo" lirihnya.

Entah kenapa nama itu sungguh menganggu pikirannya.

"Dia saudaraku, sepertinya apa yang kurasakan saat ini adalah perasaan kehilangan saudara dan cukup menyakititkan meskipun aku tidak mengingatnya" gumamnya.

Tak lama kemudian, perawat datang dan menjalankan tugasnya.

Tapi Anthon menolak bantuan perawat saat akan mengganti bajunya.

"Tidak usah, sus. Nanti istriku yang akan membantu ganti. Terima kasih sudah mengganti infusnya" ujar Anthon.

"Baik, Tuan" sahut perawat.

Lalu Anthon kembali sendiri lagi dan menunggu Zeva keluar dari kamar mandi.

Setelah 15 menit kemudian, Zeva keluar dengan penampilan yang lebih segar.

"Loh, kenapa kok bajumu belum diganti perawat?" tanya Zeva yang langsung melihat pakaian Anthon yang masih sama padahal infusnya sudah diganti.

"Hmmm, aku malu kalau perawat yang ganti pakaian ku. Mungkin jika dibantu oleh istri sendiri aku tidak terlalu merasa malu" sahut Anthon dengan senyum tipisnya.

Zeva terdiam sesaat lalu berjalan menghampiri sang suami.

"Baiklah, aku bantu" ucapnya.

Anthon langsung tersenyum lebar, senyum kemenangan.

Zeva benar benar membantu Anthon berganti baju. Hal ini sudah biasa ia lakukan saat memandikan Anthon saat mabuk ataupun ketika pria itu dulu memaksanya untuk mandi bersama.

Jadi bagi Zeva hal ini bukan hal yang sulit karena tidak ada gairah sama sekali saat melihat suaminya tidak berbusana.

Berbeda dengan Anthon, tiba tiba ia merasakan tubuhnya memanas saat menjadi polos dihadapan istrinya. Setiap sentuhan Zeva mengenai kulitnya, ada sengatan listrik yang membuat bulu kuduknya naik.

"Aah..sentuhan ini membuatku.." batin Anthon.

Pria ini benar benar tergoda oleh istri sendiri yang tidak ia ingat.

Zeva dapat melihat kegugupan Anthon. Namun ia abaikan hal itu termasuk mengabaikan sesuatu yang mulai mengeras di celana yang baru saja ia baru bantu pasangkan.

Anthon memilih memalingkan wajah kesamping dan mengatur nafas agar bisa mengurangi kegugupanya.

"Aku seperti pria mesum" batinnya pada diri sendiri.

"Sudah" ucap Zeva lalu membawa baju kotor Anthon ke tempatnya.

Anthon bisa bernafas lega.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!