NovelToon NovelToon
Gadis Bar-Bar Mendadak Menikahi Ustadz

Gadis Bar-Bar Mendadak Menikahi Ustadz

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kontras Takdir / Suami ideal / Gadis nakal
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Arsyan Al Ghazali, seorang ustadz muda tampan, dikenal karena keteguhan imannya, kefasihannya dalam berdakwah, dan pesona yang membuat banyak wanita terpesona. Namun, ia tak pernah tergoda dengan pujian atau perhatian dari lawan jenis. Baginya, agama dan dakwah adalah prioritas utama.

Di sisi lain, Nayla Putri Adinata adalah gadis liar dari keluarga konglomerat yang gemar berpesta, bolos kuliah, dan menghabiskan malam di klub. Orang tuanya yang sudah lelah dengan tingkah Nayla akhirnya mengirimnya ke pesantren agar dia berubah. Namun, Nayla justru membuat onar di sana, bersikap kasar kepada para santri, dan berusaha melawan aturan.

Segalanya berubah ketika Nayla berhadapan dengan Al Ghazali, ustadz muda yang mengajarkan ilmu agama di pesantren tersebut. Awalnya, Nayla merasa jijik dengan semua aturan dan ceramahnya, tetapi pesona ketenangan serta ketegasan Al Ghazali justru membuatnya semakin penasaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Ustadz atau Pengusaha?

Usaha travel umrah dan haji yang dikelola Al makin berkembang pesat sejak ia turun tangan langsung. Klien dari berbagai daerah terus berdatangan, dan beberapa mitra internasional mulai tertarik bekerja sama. Karena itulah, Al memutuskan untuk tinggal di Jakarta untuk sementara waktu demi mengawasi jalannya operasional secara langsung.

Namun, idealismenya sebagai seorang pendidik tetap membara. Sekolah yang dulu ia bangun di desa bersama para guru dan santri tak pernah ia tinggalkan. Sewaktu-waktu, ia tetap kembali ke sana—mengajar, memberi tausiyah, bahkan hanya untuk memastikan para santri mendapat perhatian yang layak.

Nayla turut mendukung penuh keputusan itu. Ia pun mulai menata kehidupan mereka di Jakarta. Dari membantu mengurus administrasi usaha suaminya, hingga menyiapkan rumah baru yang nyaman tapi tetap sederhana sesuai kepribadian mereka.

“Mas tetap ustadz, ya?” tanya Nayla suatu malam saat mereka duduk di balkon rumah, menatap lampu-lampu kota.

Al tersenyum. “Itu identitas Mas, Sayang. Bisnis hanya alat untuk lebih banyak menebar manfaat. Tapi hati Mas… tetap di jalan dakwah.”

Nayla mengangguk pelan. Ia tahu, hidup mereka akan mulai bergeser ritmenya—dari sunyi desa ke hiruk-pikuk ibu kota. Tapi hatinya tenang, karena tempat pulangnya selalu sama: suami yang ia cintai.

Waktu berlalu Kehidupan di Jakarta ternyata tak seindah yang Nayla bayangkan. Awalnya semua terasa menyenangkan—acara sosial, arisan istri pengusaha, hingga undangan kajian eksklusif di rumah-rumah mewah. Tapi perlahan, ia mulai merasa asing.

Di tengah lingkungan para istri pengusaha yang gemerlap, gaya sederhana dan pakaian syar’i Nayla menjadi bahan omongan. Beberapa menyindir secara halus:

"Kamu istri CEO, kok bajunya kayak mau ngajar ngaji ya, Nay?”

“Katanya ustadz, tapi bisa juga dong tampil elegan, nggak harus kayak ibu pondok.”

"Maaf, tidak ada pengaruhnya bagi saya, menjadi istri pengusaha atau ustadz, karena menutup aurat sesuai syariat, itu sudah menjadi perintah Allah. Dan pakaian saya adalah jatu diri saya." Dengan suara tenang Nayla menjelaskan pada temannya di acara pesta tersebut. Dan Nayla terlihat lebih bersahaja, dibandingkan sebelumnya.

Nayla hanya tersenyum. Namun dalam hatinya ada rasa sesak.

Yang lebih menyakitkan, seorang wanita bernama Dira—istri dari mitra bisnis Al—terlihat terlalu nyaman saat berbincang dengan Al. Bahkan beberapa kali mengirim makanan ke kantor, menghubungi Al dengan dalih “butuh pencerahan rohani.”

Suatu hari, saat Nayla datang ke kantor untuk mengantar makan siang, ia melihat Dira sedang tertawa bersama Al di ruang kerja. Meski Al segera memperkenalkannya sebagai istri tercinta, ada tatapan meremehkan di mata Dira.

> “Oh, ini istri ustadz Al yang dari pesantren itu?” ucap Dira datar. “Saya pikir... ya, akan lebih… well, glamour.”

Malam harinya, Nayla duduk diam. Al menyadari perubahan sikap istrinya.

“Sayang, kamu nggak nyaman di sini?” tanya Al.

Nayla menatap suaminya, mata berkaca. “Aku nggak masalah hidup sederhana. Tapi aku takut… kamu pelan-pelan terseret arus dunia yang dulu kita jauhi bersama.”

Al menarik Nayla ke pelukannya, menenangkan. “Mas tetap Mas-mu. Dunia boleh gemerlap, tapi cahaya paling terang tetap dari hati yang lurus. Kamu penjaga itu, Nayla.”

Nayla hanya bisa mengangguk, tapi benih kecemasan mulai tumbuh.

Beberapa minggu setelahnya, ketegangan mulai terasa nyata.

Dira makin sering datang ke kantor Al, bahkan pernah sengaja menyodorkan tangannya ke Al untuk memperbaiki bros di kerudungnya—sebuah gerakan yang terlihat manja dan tidak sopan di mata Nayla yang datang tanpa memberitahu. Dari kejauhan, Nayla melihat semuanya. Hatinya panas.

Malam itu, Nayla memilih diam, tapi air matanya jatuh di sajadah. Al mengetahuinya setelah selesai sholat tahajud.

“Nayla…” Al duduk di sampingnya. “Kamu melihat sesuatu hari ini?”

Nayla mengangguk pelan, “Aku tidak akan menuduh, tapi aku tahu... ada hal yang melewati batas.”

Al menghela napas. “Aku akan bicara dengan Dira. Dengan sangat baik. Kamu tenang, Mas nggak akan biarkan siapapun merusak rumah tangga kita.”

\---

Esoknya, Al memanggil Dira secara pribadi di ruang meeting kantor. Ia bicara dengan tenang tapi tegas.

\> “Maaf, Bu Dira, saya sadar mungkin sikap saya terlalu terbuka karena menghargai rekan bisnis. Tapi saya suami dari satu istri, dan tidak akan membuka celah untuk wanita manapun.”

\> “Al…” Dira mencoba bersikap manja, “Kamu terlalu formal sekarang. Padahal dulu—”

\> “Saya tetap orang yang sama. Tapi sekarang saya punya istri. Dan saya tidak akan biarkan siapa pun melukai hatinya.”

Dira terlihat kaget, lalu tertawa sinis. “Oke. Tapi hati-hati, ya. Jakarta ini kecil. Dan kadang, terlalu bersih pun bikin orang muak.”

Al hanya tersenyum tipis. “Yang penting bersih di mata Allah.”

\---

Sementara itu, Nayla mulai menemukan teman baru—ibu-ibu yang lebih religius dan bersahaja dari komunitas kajian Qur'an. Di sana ia merasa lebih diterima dan dihormati, bukan dinilai dari baju atau status. Ia mulai aktif mengajar anak-anak ngaji di sebuah musholla kecil, membuat hatinya damai kembali.

Tapi di balik itu, Dira belum selesai…

Suatu pagi, Nayla yang hendak mengisi kajian kecil di musholla menerima sebuah amplop tanpa nama di kotak surat rumahnya. Saat dibuka, hatinya langsung mencelos.

Foto-foto lamanya, saat masih mengenakan pakaian glamor dan berpesta bersama teman-teman prianya, tersebar di antara beberapa kertas print out. Ada potongan status media sosial lama yang penuh kata-kata hedonis dan candaan dewasa. Bahkan ada screenshoot dari komentar-komentar netizen yang mulai ramai di grup WhatsApp ibu-ibu pengajian.

"Dulu katanya begini, sekarang sok alim?"

"Ustadz Al tahu nggak ya masa lalu istrinya begitu kelam?"

Nayla menggigil. Wajahnya pucat saat Al masuk ke ruang tamu dan melihat tangannya bergetar memegang kertas-kertas itu.

“Nayla? Ini dari mana?”

Nayla menggeleng, air matanya jatuh, “Aku gak tahu, Mas… Tapi masa laluku… semuanya disebar…”

Al duduk di hadapannya. Ia melihat satu per satu lembaran itu. Sekilas terlihat syok, tapi tak ada satu pun nada menyalahkan dari bibirnya.

“Dengarkan aku,” ucap Al dengan tegas, menatap mata istrinya. “Masa lalu tidak akan pernah lebih kuat dari tobat dan perubahan seseorang. Aku mencintai Nayla yang hari ini. Yang baik. Yang hijrah karena Allah. Dan aku akan hadapi siapa pun yang berani menjatuhkanmu.”

\*\*

Namun masalah tak berhenti di situ. Malamnya, akun Instagram yayasan tempat Al menjadi pembina diserang. Komentar-komentar bermunculan:

“Istrinya ustadz ternyata bekas cewek party.”

“Gak layak jadi panutan, kemunafikan berkedok hijrah.”

Orang misterius itu benar-benar ingin menghancurkan reputasi Nayla. Tapi siapa? Reinaldi? Dira? Atau orang lain yang menyimpan dendam?

Al memutuskan menyewa seorang temannya di bidang IT untuk melacak IP pengirim email dan penyebar data di grup-grup WhatsApp serta media sosial.

Sementara itu, Nayla harus memilih: mundur dan bersembunyi dalam ketakutan… atau maju dan hadapi semuanya dengan keimanan yang kuat.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!