NovelToon NovelToon
OBSIDIAN BLOOM

OBSIDIAN BLOOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Antagonis / Romansa / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:798
Nilai: 5
Nama Author: Dgweny

Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.

dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.

Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.

Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.

Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Hadiah Observer

Bab 13: Hadiah Observer

(Lady Elena Von Helberg, Duke Lucien De Martel, Lady Clarissa, & Serafina Lowe)

Teriakan Lady Clarissa menusuk keheningan tegang yang menyelimuti koridor Sarang Gagak. Elena dan Lucien berdiri kaku, bayangan mereka memanjang di bawah obor yang berkedip.

“Tentara badai salju dan es,” ulang Lucien, Pedang Vengeance segera muncul di tangannya. “Mereka telah mengepung benteng?”

“Ya, Tuanku,” jawab Clarissa, suaranya tercekat. “Mereka tidak menyerang. Mereka hanya mengelilingi perimeter. Mereka… mereka menunggu.”

Elena—Obsidian Vessel—merasakan badai yang mengamuk di luar, bukan dengan indra manusia, tetapi dengan sihir Obsidiannya. Kekuatan itu sangat dingin, sangat kuno, dan sangat asing. Itu bukan sihir Elemental, melainkan sihir dimensional.

“Mereka membawa hadiah,” kata Clarissa, matanya masih dipenuhi teror. “Mereka membawa seseorang. Mereka membawa Serafina Lowe.”

Lucien memandang Elena, obsesinya berjuang melawan kewaspadaan. Serafina, cinta terlarangnya, kini ada di gerbangnya, dibawa oleh musuh kosmik.

“Mereka mencoba memancing kita, Elena,” geram Lucien. “Mereka tahu kelemahan terbesarku.”

“Tidak,” potong Elena, suaranya tenang. “Mereka tahu cara menghancurkan Segel. Serafina bukan hanya cahaya yang menggodamu, Lucien. Dia adalah pengalihan. Jika obsesimu beralih padanya, Segel dalam diriku akan melemah karena kurangnya energi yang difokuskan, dan Observer akan masuk.”

Elena berjalan melewati Clarissa menuju gerbang. Lucien mengikutinya, tetapi Elena menghentikannya dengan sentuhan dingin di lengannya.

“Kamu tetap di sini,” perintah Elena. “Jika obsesimu terlalu dekat dengannya, kamu akan menjadi rentan. Aku akan menghadapi hadiah itu. Aku akan menunjukkan kepada Observer bahwa tidak ada kelemahan yang tersisa di dalam Vessel ini.”

Elena menuruni tangga utama Sarang Gagak. Benteng itu sunyi, semua pelayan dan pengawal dikunci dalam ketakutan. Saat Elena tiba di gerbang besi raksasa, ia bisa merasakan kedinginan menusuk menembus batu.

Lucien mengawasinya dari atas, ekspresi posesifnya disiksa oleh hasratnya untuk melihat Serafina dan keharusannya untuk melindungi Elena.

Elena memerintahkan penjaga gerbang untuk membuka celah kecil.

Di luar, badai salju hitam berputar-putar, bukan salju biasa, tetapi es berdimensi yang memancarkan aura kegelapan. Di tengah pusaran, berdiri dua sosok tinggi, terbuat dari es dan bayangan. Mereka adalah antek-antek Observer, makhluk yang nyaris tak berbentuk.

Dan di antara mereka, diikat dan dipaksa untuk berdiri tegak, adalah Serafina Lowe.

Serafina tampak rapuh tetapi tidak patah. Gaun perjalanannya robek, wajahnya kotor, tetapi matanya yang cokelat hangat masih memancarkan kejernihan. Dia menatap Elena, rasa takut dan kebingungan tercampur di dalamnya.

Salah satu antek es berbicara, suaranya adalah desisan angin yang menusuk.

“Kami membawa pemutusan ikatan, Vessel. Kami tahu kelemahanmu. Cahaya yang ditolak oleh wadah sebelumnya. Jika penguasa kegelapanmu melihatnya, ikatanmu akan melemah. Jika kamu membunuhnya, kamu akan mengikatnya pada kegelapan tanpa batas, dan segel akan menjadi sempurna.”

Ini adalah ujian yang cermat. Elena harus memilih:

Bunuh Serafina: Elena akan menjadi Vessel yang kejam dan sempurna. Segel akan diperkuat oleh pengorbanan kebaikan dan akan menjadi stabil.

Biarkan Serafina Hidup: Obsesi Lucien pada Serafina akan memecah perhatiannya, melemahkan Segel Elena, dan Observer akan masuk.

Bawa Serafina Masuk: Ini adalah risiko terbesar. Membawa 'racun' ke dalam benteng, tetapi memungkinkan Elena untuk mengendalikan variabel.

Elena menatap Serafina, Obsidian di matanya tenang. Ia mencoba merasakan rasa cemburu, amarah, atau rasa bersalah. Tidak ada. Hanya logika.

Jika aku membunuhnya di sini, itu adalah tindakan kelemahan, tindakan keputusasaan, bukan kekuatan yang dingin. Observer ingin aku bereaksi.

Elena membalas tatapan antek es itu.

“Hadiah yang bodoh,” kata Elena, suaranya dingin dan menusuk. “Kelemahan Lucien tidak lagi menjadi kelemahan saya. Saya adalah Vessel. Saya adalah penguasa kegelapan ini. Aku tidak takut pada cahaya.”

Elena mengulurkan tangan. “Aku menerima hadiah ini. Aku akan menjaganya, di bawah pengawasanku sendiri. Pergi.”

Antek-antek Observer bergidik. Mereka tidak mengantisipasi penerimaan yang dingin ini. Dengan desisan kekecewaan, mereka melepaskan Serafina dan menghilang kembali ke dalam badai salju hitam.

Serafina Lowe roboh di salju.

Elena memerintahkan pengawal yang kini muncul (atas instruksi Lucien dari atas) untuk membawa Serafina masuk.

Serafina ditempatkan di sebuah ruangan sel penjara mewah di menara utama, yang memungkinkan Elena untuk mengawasinya. Elena berdiri di seberang jeruji, sementara Lucien berdiri di belakang Elena, tatapan obsesifnya kini terbagi antara Serafina dan Elena.

“Elena,” bisik Serafina, matanya dipenuhi air mata. “Kamu… kamu selamat. Aku pikir kamu sudah mati.”

“Aku telah berevolusi,” jawab Elena. “Aku adalah Obsidian Vessel.”

“Kenapa kamu menyelamatkanku?” tanya Serafina. “Aku tahu Lucien ingin membunuhku. Kenapa kamu tidak melakukannya?”

“Pembunuhanmu akan terlalu mudah,” jawab Elena, tanpa emosi. “Observer ingin aku mengambil pilihan emosional. Aku menolaknya. Aku membutuhkanmu untuk tujuan lain.”

Lucien maju, tangannya mencengkeram jeruji. “Tujuan apa, Cintaku? Dia adalah pengkhianat. Dia adalah racun yang mencoba menjauhkanmu dariku!”

“Dia adalah kunci untuk memahami segel itu,” potong Elena. “Dia adalah satu-satunya orang yang pernah ditarik oleh Kutukan itu, tetapi tidak dikonsumsi oleh Obsesi. Dia adalah manifestasi dari kehidupan yang murni. Aku harus memecahkan teka-teki itu untuk memperkuat Segel.”

Elena berbalik menghadap Lucien, matanya menusuk. "Jika kamu menyentuhnya, jika obsesimu mengalihkan perhatianmu sedikit saja, aku akan mengikatmu ke dinding es dan meninggalkanmu di sana selamanya. Kamu adalah Tangan Besi, bukan pemilikku. Posisikan dirimu dengan benar, Duke."

Lucien gemetar. Dia ingin membantah, tetapi ketakutan akan kekuatan baru Elena terlalu besar. Dia mundur, frustrasinya hanya menambah energinya untuk obsesi baru: melindungi Elena dari Serafina.

Elena menghabiskan sisa hari itu dengan menanyai Serafina.

“Serafina,” tanya Elena, duduk di kursi di luar jeruji. “Ketika kamu berada di Sarang Gagak, mengapa Kutukan itu tidak menguasaimu? Mengapa Lucien tidak terobsesi padamu seperti dia terobsesi pada ibumu, atau Elena?”

Serafina menggigil. “Aku tidak tahu. Ketika aku berada di sini… aku hanya merasa kedinginan. Aku melihat bayangan di mata Lucien, kegilaan. Aku hanya ingin lari.”

“Obsesi Lucien harusnya melahapmu,” kata Elena, matanya mencari logika. “Kamu harusnya menjadi yang terikat, dan Lucien menjadi yang mengendalikan. Kenapa kamu bebas?”

“Mungkin karena aku tidak memiliki sihir,” jawab Serafina. “Aku hanyalah seorang wanita biasa, Elena. Aku tidak punya energi apa pun untuk ditarik atau dikuasai.”

Tidak memiliki sihir. Itu adalah jawaban yang logis. Obsidian Vessel hanya mencari energi untuk dikuasai. Tubuh tanpa sihir tidak memiliki daya tarik.

Elena menyadari bahwa Serafina adalah kunci untuk memahami Sacrifice of the Vessel’s Heart.

Ia kembali ke Darius, yang masih membeku. Ia memberinya gulungan baru tentang Vessel asli yang terperangkap di Sumber Segel.

“Darius, Vessel asli itu. Dia menjadi segel. Bagaimana dia mati secara emosional?”

Darius, dengan susah payah, berhasil berbicara. “Vessel asli mencintai pendahulu De Martel, Lord Kaelen. Kaelen mengkhianatinya, memilih kekuasaan. Wanita itu, yang kini adalah bayangan di batu, harus secara sukarela memutus ikatan cinta itu, mengubahnya menjadi keputusan dingin untuk menyelamatkan dunia. Pengorbanan itu harus memiliki nilai emosional tertinggi.”

Elena mengangguk, matanya tajam. “Aku mengerti. Aku harus menemukan nilai emosionalku. Dan menghancurkannya.”

Elena kembali ke kamarnya. Ia menatap cermin. Di dalam mata hitam pekat itu, ia mencoba mencari jejak Risa, jejak kelemahan.

Jika aku tidak bisa mencintai, apa yang bisa aku korbankan?

Ia mencoba memanggil kembali rasa takut akan kematian, rasa sakit karena pengkhianatan Lucien. Semuanya kosong.

Lalu, sebuah pikiran dingin muncul. Ada satu hal yang Risa pegang lebih dari segalanya.

Memori tentang dirinya, Risa, dan kehidupannya yang dulu.

Jika ia bisa secara sukarela menghapus memori itu, menghapus identitas aslinya demi menjadi Segel Abadi—itu mungkin adalah pengorbanan emosional terakhir.

Ia memanggil Lucien. “Lucien, aku akan menjadi Segel Abadi. Aku harus melakukan Sacrifice of the Vessel’s Heart. Aku harus melepaskan hal terakhir yang mengikatku pada kelemahan. Aku akan kembali ke Sumber Segel. Kamu harus melindungiku.”

Lucien mengangguk, posesifnya memuncak. “Aku akan melindungimu dari dunia, Cintaku.”

Saat malam tiba, Elena kembali ke Ruang Sumber Segel. Ia berdiri di atas lingkaran batu. Lucien berdiri sebagai penjaga, pedangnya di tangan.

Elena menutup matanya. Ia memfokuskan energi Obsidian, energi yang kini adalah jiwanya. Ia mencoba memanggil memori Risa—memori tentang dunia lain, keluarganya, mimpinya.

Aku adalah Risa. Aku adalah seorang mahasiswa. Aku…

Saat memori itu muncul, Vessel itu melawan, memaksanya pergi. Ini adalah perjuangan yang kejam antara logika dingin dan sisa-sisa kemanusiaannya.

Demi dunia, aku harus melepaskan Risa.

Ia mengambil keputusan. Ia akan menghapus dirinya sendiri.

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang aneh. Bukan dari Lucien, atau dari Observer. Tetapi dari Sumber Segel itu sendiri.

Bayangan Vessel asli yang terperangkap di batu, bayangan wanita yang dikhianati, kini berbicara, tidak dengan suara, tetapi dengan energi murni, langsung ke Vessel.

“Jangan, Vessel. Jangan bunuh dirimu. Aku tidak mengorbankan cinta. Aku mengorbankan harapan,” bisik Bayangan itu.

“Kaelen tidak mengkhianatiku. Dia dibunuh oleh saudaranya sendiri, yang juga jatuh di bawah obsesi. Aku menyegel diriku bukan karena cinta yang hilang, tetapi karena aku tahu… Kutukan itu bisa disembuhkan.”

Elena tersentak, mata Obsidiannya terbuka. The Obsidian Vessel tidak lagi merasakan kehampaan. Ia merasakan getaran—getaran yang sangat tua—yaitu harapan.

“Disembuhkan?” bisik Elena.

Dan saat itu, retakan di langit di atas The Whispering Peaks membesar, dan hawa dingin kosmik yang mematikan turun ke Sarang Gagak, mengirimkan gelombang kejut yang kuat. Observer tidak lagi menunggu. Ia akan masuk.

Bersambung...

1
shookiebu👽
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
Dgweny: makasihhh banyak
total 1 replies
Bell_Fernandez
Plot yang rumit, namun brilian.
Dgweny: makasih banyak
total 1 replies
Tae Kook
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Dgweny: siapp , di tunggu update selanjutnya yaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!