NovelToon NovelToon
Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: MAHLEILI YUYI

Di atas bukit di tengah hutan, lebih kurang lima kilo meter jarak nya dari kampung.Terdengar sayup-sayup untaian suara yang berbunyi melantun kan seperti mantra jika di lihat dari dekat, ternyata dua orang pemuda berumur tujuh belas tahun paling tinggi, dihadapan orang itu tergeletak sebuah foto dan lengkap dengan nasi kuning serta lilin dan kemenyan.

Sesekali mengepul asap kemenyan yang dia bakar dari korek api, untuk mengasapi sebuah benda yang dia genggam di tangan kanan.

Jika di perhatikan dari dekat sebuah benda dari jeruk purut yang telah di keringkan, di lubang dua buah untuk memasukan benang tujuh warna.

Menurut perkataan cerita para orang-orang tua terdahulu, ini yang di namakan Gasing Jeruk Purut, keganasan nya hampir sama dengan gasing tengkorak tapi gasing jeruk purut hanya satu kegunaan nya saja, tidak sama dengan gasing tengkorak,

Gasing tengkorak bisa di gunakan menurut kehendak pemakai nya dan memiliki berbagai mantra pesuruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Dari Pada Gila

       Menyerang kian kemari, tidak ada ubah nya seperti hewan, begitu juga kekuatan nya tidak ada kelelahan bergaris di wajah nya.

Hampir dua ratus orang yang dia hadapi, tapi tidak membuat Tuganggo terluka, dan orang-orang kampung pun telah kelihatan lelah, berlari menghindar kesana kemari, seluruh senjata mereka tidak ada lagi yang utuh, tombak pun telah banyak yang patah, oleh pelintir Tuganggo, dan parang serta keris tidak ada lagi yang bisa di gunakan telah bengkok.

Lalu Tuganggo berdiri di tengah kepungan masarakat itu, dengan tenang dan diam, seakan dia berdiri di tengah persembahan, mata nya menatap langit, dengan tertawa keras sambil mengucap kan.

"Ha ha ha ha ha, Aku Tambun Jati, Pemiliki alam ini". Ucap nya, sambil merentangkan tangan nya ke arah langit, lalu dia memutar badan sambil tertawa.

Hingga langit gelap, awan hujan langsung berkumpul, dan perlahan turun angin. Tuganggo tidak berhenti, tertawa, sambil merentangkan tangan nya ke arah langit, dalam perasaan nya, Dia yang memiliki kekuasaan.

Sehingga seluruh orang-orang yang ada di sana ketakutan mereka bertambah, sebab kekuatan yang di keluar kan Tuganggo tidak biasa, seperti kekuatan Iblis atau sejenis nya.

Hampir kejadian itu selama setengah jam, semua orang yang berada di sana, tidak ada lagi yang berani menyerang Tuganggo, nyali mereka telah pindah ke tumit, keberanian mereka telah pindah ke ujung ibu jari kaki, seakan tubuh mereka tidak mau lagi di gerakan, seperti di tekan oleh beban ratusan kilo.

Tidak lama setelah itu, dalam ketakutan sangat, dari jauh mereka mendengar ribuan suara orang yang datang, ternyata semua kelompok yang terbagi tadi, telah bersatu, semangat orang-orang yang ketakutan disini kembali perlahan. Ternyata ada yang telah kencing di celana, dan juga ada yang mencret, karena ketakutan.

" Iblis bukan di sini tempat nya". Tiba-tiba sebuah suara, yang berasal dari seseorang yang gagah dan karismatik, mengandung wibawa tinggi, kewaskitaan nya terlihat jelas, bahwa dia bukan orang sembarangan, dia tidak jauh berdiri nya dari Tuganggo.

Dia adalah salah satu guru utama silat, dari suku Tanduak Kuniang yang bergelar Sianggo Gaga sambil menggenggam keris Emas yang terhunus di tangan nya, keris pusaka tanah Kalimuntiang, memiliki pendak selut dari emas, bersarung perak, hulunya dari gading gajah dengan ukiran Dagang Sakit Di Rantau, memiliki Luk tiga belas.

" Ha ha ha Aku Tambun Jati, bintang gilang gemilang, pemilik keabadian, penakluk alam maut, pemilik mutlak kerajaan bawah". Ucap Tuganggo, Dia tidak berhenti, merentang kan tangan nya ke langit.

" Pemilik keabadian, kekuasaan dunia dalam genggaman pendahulu ku " Ucap nya lagi, tiba-tiba mata nya merah menyala, langsung menyerang Sianggo Gaga.

" Ternyata benar, dia telah di kuasai iblis yang berasal dari kerajaan bawah ". Ucap salah satu pemangku adat.

" Hanya Ucapan Iblis yang takabur " Ucap Sianggo Gaga sambil menangkis segala serangan Tuganggo.

Setiap keris Sianggo Gaga tidak ada yang melukai kulit Tuganggo sedikit pun, lalu Sianggo Gaga memasukan keris nya kembali dalam warangka nya, dan menyelip kan ke pinggang.

Sudah lebih dari satu jam mereka berkelahi, tanda-tanda Tuganggo lelah tidak ada sedikit pun, keberuntungan di pihak masarakat belum juga ada tanda-tanda nya, beruntung Tuganggo tidak bisa seni bela diri, atau memakai senjata, jika seandai nya dia pandai seni bela diri, kemungkinan masarakat Negeri Kalimuntiang habis semuanya.

 Hari makin sore saja, tidak lama lagi, mungkin malam. Tiba-tiba seseorang menawar kan bantuan dengan hormat.

" Datuk, yang Datuk hadapi bukan manusia, tapi Iblis, apa Datuk memerlukan bantuan kami? "  Tanya seseorang yang pernah di cekik tuganggo.

Lalu Sianggo Gaga menatap mereka dengan tenang, kelihatan nya sambil berpikir.

" Sekarang bukan kehormatan, atau gelar dan nama yang di cari, tapi masalah keamanan negeri, serta keselamatan nyawa manusia lainnya ". Ucap Sianggo Gaga dalam hati. Lalu dia mengangguk pada teman-teman nya yang lain.

Dengan berjumlah tiga orang melawan satu, Sianggo Gaga, Klewang Pandore, dan yang pernah di cekik Tuganggo dia bergelar Sangkok Dunia. Mereka bertiga saling menyerang Tuganggo, sehingga Tuganggo menjadi bulan-bulanan dan tak ubah nya seperti bola, karena yang mereka lawan bukan murni manusia, kekuatan nya tidak melemah sedikit pun.

Hanya pukulan dan tendangan Klewang Pandore yang dia rasakan, kemungkinan pukulan nya mengandung ayat suci, apa lagi sekarang Tuganggo kelihatan nya, lebih kuat dari beberapa bulan yang lalu, setiap Pukulan Klewang Pandore mendarat, Tuganggo berteriak, dengan meninggal kan bekas lebam dan merah.

" Assalamualaikum ". Tiba-tiba ucapan salam membuat kakek Gura menghentikan cerita nya.

" Alaikumsallam ". Jawab mereka hampir bersamaan.

Tiba-tiba muncul sepasang orang dari pintu, ternyata Mama nya Yana dan Papa nya telah pulang dari rumah Tante Lia.

" Yan!, Kamu di suruh Tante Lia main kerumah nya?". Ucap mama nya pada Yana.

"Malas Mam!, Tante Lia nggak asik, sering ngehina ku, kata nya aku nggak seganteng Papa, pokok nya Tante Lia nggak asik ". Jawab Yana dengan malas.

"Ya!!, Itu tanda nya Tante Lia memuji mu, bukan ngehina". Jawab mama nya dengan senyuman.

" Mama sama saja dengan Tante Lia, suka ngatain aku jelek nggak asik ". Jawab Yana.

" Yo!, tu waang nan salah nyo tu, kecek an ka Etek Lia waang tu, buruak ambo ko dari Etek, kecek an Baitu a!". ( Kamu yang salah, katakan pada Tante mu, jelek ku ini dari Tante, ucapin seperti itu). Tiba-tiba ibu nya Gura ngajarin Yana berbicara, tapi Yana mengangguk apa yang di Ucap kan Ibu Gura, Yana mengerti.

" Ko antok se waang, tu tambah manjadi Etek waang tu mampagarahan waang". (kamu diam saja, karena itu Tante mu makin menjadi-jadi candain kamu). Ucap Ibu Gura pada Yana.

" Tapi benar, apa yang di Ucap kan Tante Lia itu, aku tidak seganteng Papa, Aku sering ngaca". Jawab Yana sambil menatap Papa nya di kursi sambil ngerokok.

" Untuak a guno dek waang ganteng, nyo nan di cari padusi kiniko isi saku e taba ". (Untuk apa gunanya ganteng itu bagi mu, yang di cari wanita sekarang ini, isi saku nya tebal). Ucap Mama Gura tertawa pada Yana.

"Jadi! Tante mau nikah sama Ayah, karena uang nya banyak ya?, kulihat dari wajah Tante dan Ayah nggak sebanding ". Ucap Yana sambil menatap Ayah Gura dengan menyipit kan mata.

"Dari pado gilo Ayah waang tu lai, babagai caro dek inyo mandapek an Etek, ntah pakasiah a nan nyo mintak ka Mamak nyo". (Dari pada gila ayah

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!