Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.
happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia vs Jin
Ditengah kekhawatiran akan keadaan Faisal. Badai pun tak segan untuk langsung bertanya kepada Faisal.
"Bagaimana keadaanmu? Baik-baik saja? Dan... Bagaimana kau bisa datang kesini sendirian?" pertanyaan yang seketika membuat pikiran Faisal melayang ke kejadian sebelum semua itu terjadi.
...****************...
(flash back)
Badai tengah bersiap mengemasi barang-barangnya yang hendak dia bawa menuju tempat penelitian yang dimaksudkan oleh Ali. Dimana Ali sebenarnya hanya membutuhkan ilmu pengetahuan dari kiyai Robi tentang ilmu terbaru yang di sosialisasikan beberapa pekan lalu di pondok pesantren Ma'rifat Billah.
Namun Kiyai Robi tak ingin membagi ilmunya begitu saja kepada orang luar yang memang mereka tak kenal. Akhirnya Kiyai Robi mengizinkan Ali untuk mendapatkan ilmu kekebalan tubuh jikalau dia bertemu terlebih dahulu dengan salah satu santri nya yang kesal terhadap tes perang apapun.
"Aku akan memberitahukan, membagikan, bahkan kamu dapat mengetahui seluk beluk tentang ilmu kekebalan tubuh yang sangat kamu ingin ketahui itu. Tapi.... bukan dariku."
"Siapakah nama santri itu yai?" Ali dibuat sangat penasaran.
"Dia adalah Badai Bagaskara. Orang yang sedang menunggu mu di luar ruangan ini. Dia yang mengantar kamu datang ke ruangan ini." ucap Kiyai Robi.
Seketika rasa kagum berdecak dalam hatinya. Setelah dari menghadap sang kiyai, Ali langsung menuju ke Badai dan berbincang-bincang dengannya empat mata untuk dapat lebih dekat lagi pada tujuannya.
Dari balik ruangan salah satu kelas yang paling dekat dengan kantor kepala sekolah, seseorang sedang ikut mendengarkan apa yang tengah dibicarakan. Bahkan dia juga tahu bahwa ada seorang tamu yang hendak menginap dan hendak meminta tolong kepada Badai untuk membantu dalam penelitian.
Saat Badai mulai membawa Ali ke pondok pesantren Ma'rifat Billah dan menginap di kamar Badai, seseorang itu pun berkata.
"Kenapa Badai gak mencariku? Biasanya dia apa-apa pasti curhat kepadaku. Aku kan juga penasaran apa yang terjadi. Tenang Faisal! Siapa tau nanti malam Badai akan mengatakan semuanya ke kamu." akhirnya Faisal pun hanya menerka-nerka nya sendiri.
Dan dia pun menunggu Badai datang ke tempat biasa mereka berdua nongkrong di pondok pesantren Ma'rifat Billah, Badai tetap tak kunjung datang.
Hingga datang lah pagi keesokan harinya. Dimana Badai dan Ali telah siap untuk berangkat melakukan penelitian yang di dengarnya dengan menguping lagi, bersembunyi di balik gedung-gedung pondok pesantren Ma'rifat Billah.
"Memangnya penelitian apaan sih mas Ali?" tanya Badai. Saat dia kini tengah berdiri di pinggir jalan raya bersama Ali.
"Nanti kau akan lihat sendiri seperti apa." jawab Ali.
Faisal yang mendengarnya pun, namun tak dapat dia dengar kemana mereka akan pergi. Faisal langsung memutuskan sendiri untuk keikutsertaan dirinya.
Dia juga langsung mendatangi Kiyai Robi, untuk berpamitan dan mengatakan bahwa dia juga akan ikut melakukan penelitian dengan Badai karena di ajak oleh si tamu mas Ali itu.
Meskipun Kiyai Robi tahu yang sebenarnya pun, saat itu Kiyai tetap mengizinkan apa yang Faisal katakan.
"Baiklah pergilah sebelum terlambat." ucap kiyai Robi.
"Terlambat apa kiyai?! orang mereka masih menunggu ku di depan pondok pesantren Ma'rifat Billah." Faisal yang beralasan, tapi tetap tak mampu untuk mengelabuhi kiyai Robi.
Sehingga tanggapan Kiyai Robi saat Faisal menjawab perkataannya adalah hanya menyunggingkan senyum.
...****************...
"Jadi kamu mengikuti ku sampai sini?!" pekik Badai. Yang setelah mendengar cerita dari Faisal.
"Ya, itu semua karena kau tidak mengatakan apapun kepadaku. Padahal aku temanmu kan? Kenapa kau kemarin gak cerita apa-apa." ucap Faisal.
Badai yang sedikit kesal akan kecerobohan Faisal. Namun tak lama setelah itu, para jin kembali menyerang mereka.
Badai pun dengan sigap berkata, "Baca surat yang pernah kamu berhasil dalam praktik ilmu perlindungan diri yang diajarkan oleh guru besar!!" perintah Badai kepada Faisal.
Faisal pun yang memang hanya hafal surat ayat Al-Qur'an tentang ilmu perlindungan diri saja, dia langsung membacanya.
Sedangkan Badai tanpa membalikkan badannya menoleh ke arah jin-jin yang mulai berdatangan menyerangnya dari belakang. Dia mulai membaca surat ayat Al-Qur'an tentang kekebalan tubuh. Dimana Badai kini hanya berdiri mematung dengan mulutnya sedang bergerak membaca mantera yang berasal dari surat dari ayat Al-Qur'an.
Dan bersamaan dengan itu pula, dimana jin-jin hendak memukul Badai dengan tangan nya yang membawa sebuah celaka jika dikenai ke tubuh manusia biasa. Hal itu akan menyebabkan kelumpuhan mistis bahkan kematian. Kelumpuhan yang tak dapat terlihat oleh ilmu medis nya manusia.
Namun Badai,
Dumb!!! Bunyi para jin yang menghantamkan kekuatan nya ke Badai. Dimana jin-jin itu malah terpental.
Badai tak terjamah sedikitpun oleh jin-jin itu.
Bersamaan dengan itu, Nabila yang memang sejak tadi tak ingin ketinggalan momen keluar nya kekuatan yang Badai miliki, dia telah merekam semuanya dalam hp nya. Berbeda dengan Ali yang hanya berdiri mematung menyaksikan Badai menghadapi para jin.
Dia dari kejauhan sambil membaca mantera juga, mantera yang hanya Para bangsa jin saja yang tahu apa yang Ali baca. Hal itu untung saja tak memicu kecurigaan Nabila pada Ali, karena memang Nabila sedang fokus merekam semuanya. Karena Nabila juga tidak tahu jika Ali itu bukan lah Ali.
Sedangkan Najwa, kini dia berlari ke arah Nabila. Karena tanpa Nabila sadari, yang memang Nabila tak dapat melihatnya. Nabila hendak di hantam pula oleh beberapa jin lainnya. Najwa yang hanya memiliki hafalan Al-Qur'an nya sebagai kekuatan dirinya, dia tak seperti Badai, yang dapat mempraktekkan ilmu kekebalan tubuh dari pondok pesantren Ma'rifat Billah.
Membuat Najwa pun hanya mampu membaca surat Yasin, hal itu juga memicu keluarnya segerombolan jin yang lain. Disaat yang sama, Ali yang sebenarnya Satria. Dia langsung melindungi Najwa juga Nabila.
Tanpa sengaja dia mengarahkan kedua tangannya seolah mengeluarkan kekuatan aneh dari kedua tangannya. Mengeluarkan sinar yang membuat jin-jin yang bertambah hendak mengerubungi Najwa dan Nabila pun langsung mundur dan tak jadi mendekati Najwa dan Nabila. Namun, saat itu juga Nabila menoleh, dia mengarahkan kamera nya yang sedang merekam itu pun ke arah Ali. Dimana langsung terkejut lah Nabila saat tahu Ali yang mengusir para jin dengan kekuatan yang berasal dari kedua tangannya.
"Ali? kekuatan macam apa itu?!!" pekik Nabila. Dan bersamaan dengan itu pun, saking terkejutnya Nabila. Dia syok, dan pingsan!
Hp nya pun tergeletak begitu saja di tanah gua desa Menyan. Namun Najwa melihatnya, dia segera mematikan aktifitas rekaman, dan menyimpan hp itu di tasnya.
Lalu Najwa membopong Nabila, "Satria!! cepat tolong aku." ucap Najwa kepada Ali yang sebenarnya itu adalah Satria.
Jin-jin telah kalah telak. Mereka menyingkir dengan sendirinya, namun kini urusan mereka malah semakin bertambah. Karena Nabila dibuatnya pingsan.
Satria pun memutuskan untuk segera keluar dari jiwa Ali saat jin jin itu sudah tidak lagi berada di sekitar mereka. Jin-jin penghuni gua desa Menyan kabur dan bersembunyi di tempat lain untuk sementara, karena ternyata mereka dapat dikalahkan oleh kekuatan para manusia. Padahal, yang mengalahkan jin-jin itu bukan hanya berasal dari bangsa manusia. Tapi bangsa jin juga. Tapi jin-jin itu dapat dikelabuhi dengan Satria merasuki jiwa Ali.
Dan saat Satria keluar dari jiwa Ali, sangat tak disangka pula oleh Satria, yang ternyata Ali pun sedang pingsan tak sadarkan diri. Membuat Najwa pun langsung memekik.
"Ya Allah!! Kenapa dengan mas Ali? kenapa dia bisa pingsan?!!"
Satria yang sebenarnya tak tahu kenapa. Tapi dia merasa, "Seperti nya... gara-gara kekuatan yang aku keluarkan dari tubuhnya membuatnya tak sadarkan diri." ucap Satria.
Najwa pun langsung menggelengkan kepalanya, "Ya Allah... Yaudah sekarang gimana caranya agar mereka berdua tak tahu dengan adanya dirimu yang merasuki jiwa mas Ali. Aku rasa mbak Nabila pingsan gara-gara lihat mas Ali mengeluarkan kekuatan aneh sinar gitu dari tangan mas Ali. Mungkin dia sangat terkejut." ucap Najwa.
Badai pun dalam hal ini juga tak tahu. Dia hanya diam mendengarkan ucapan Najwa dan menundukkan pandangan nya.
"Kenapa kau diam saja Badai?!" ucap Najwa.
"Karena aku juga tak punya kekuatan tengang membuat hilang ingatan orang." ucap Badai.
Faisal hanya diam mematung pula di dekat Badai. Namun Satria kemudian berkata, "Aku hanya bisa membuat Nabila dan Ali ini lupa sebentar atas apa yang mereka saksikan." ucap Satria.
Najwa yang mendengar ucapan Satria pun langsung bersemangat, "Yaudah kalau begitu ayo lakukan! Biar mereka juga lekas bangun. Karena otak penelitian ini ada di mereka berdua. Jika mereka terus-terusan pingsan gak bangun-bangun. Apa yang akan dilakukan selanjutnya, kita gak tahu." ucap Najwa.
"Ya Satria. Lakukan saja. Najwa ada benarnya!" ucap Badai.
Lalu Satria pun mengarahkan telapak tangannya ke arah kepala Nabila dan Ali.
.
.
.
Lanjutannya besok 😘