NovelToon NovelToon
CEO Dan Pasukan Khusus

CEO Dan Pasukan Khusus

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:717
Nilai: 5
Nama Author: Khresno Bayu

Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.

Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.

Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Setelah bicara dengan Jendral Herman Rafendra kemudian menunggu informasi dari ketiga sahabatnya itu. Rafendra yang sedari tadi di dalam kamar kemudian mendengar suara ibunya memanggil mencari dirinya.

"Nakkk nakkk, kamu dimana?" Ucap Asih yang mencari anaknya, pasalnya tadi pagi Rafendra pergi lari pagi lupa pamit kepada ibu dan ayahnya.

"Iya bu" Jawab Rafendra yang keluar dari kamarnya. "Haduh nak kamu dari mana saja sih ibu takut lo" Ucap Asih yang kelihatan benar benar khawatir terhadap anaknya itu.

"Maaf Bu tadi aku lupa pamit sama ayah dan ibu, tadi aku lari pagi bersama Ahmad bu keliling kampung" Ucap Rafendra agar ibunya tidak panik lagi.

"Alhamdulillah ibu kira tadi kamu kena masalah sama tentara tentara itu nak" Ucap Asih yang mengutarakan kegelisahannya itu.

"Lohhh bu memangnya para tentara itu kenapa bu dan kenapa juga bisa di desa kita" Ucap Rafendra yang mencari informasi dari ibunya.

"Para tentara itu adalah tentara bayaran yang di minta oleh Juragan Udin untuk menjaga proyek perumahannya itu sehingga proyeknya bisa berjalan lancar" Ucap Asih kepada anaknya.

"Lohhhh kok bisa Juragan Udin menyewa mereka, bukannya ijin dari kelurahan dan pemerintah setempat sudah mempelancarkan proyek perumahan itu bu?" Ucap Rafendra yang berupaya mengorek informasi dari ibunya.

"Kamu tau nak, Juragan Udin tidak pernah mengurus perijinan proyek itu, dan proyek itu masih diatas tanah warga yang dirampas oleh Juragan Udin dua tahun belakangan ini" Ucap Asih yang mengutarakan permasalahan di desanya.

"Jadi dia belum mengurus ijin pembangunannya tapi kenapa pak lurah dan para warga hanya diam saja bu?" Ucap Rafendra ingin mengetahui kenapa warga bisa takut dan mencocokkan informasi yang di peroleh Zaki.

"Kami para warga dan pak lurah sudah pernah menegur dan memblokir proyek itu, tapi tanpa diangkat waktu itu Juragan Udin membawa empat orang Tentara untuk mengusir para warga dengan tembakan yang mengarah ke warga disini" Ucap Asih yang menceritakan masalah awal yang membuat warga dan pak lurah diam selama ini.

"Dan kamu tau nak, ayahmu hampir kehilangan nyawanya karena terkena tembakan dari tentara itu dan untung saja warga langsung membawa kerumah sakit terdekat dari sini" Ucap Asih yang sedih mengingat peristiwa dua tahun yang lalu.

Rafendra yang mendengar itu merasa marah karena mereka hampir saja membuat dia kehilangan sosok ayah. "Kurang ajar, bersiaplah kalian semua aku akan datang untuk menghukum kalian" Ucap Rafendra dalam hatinya.

"Nak ibuk berharap kamu jangan ikut campur masalah ini ya, ibu takut kalau kamu kenapa kenapa nak" Permohonan Asih kepada anaknya sambil memegang lengan anaknya itu.

Rafendra yang mendengar kekhawatiran dari ibunya itu kemudian tersenyum dan berkata "Iya bu, Rafendra tidak akan ikut terlibat dengan masalah ini" Ucap Rafendra kepada ibunya.

"Bukan Rafendra yang akan ikut campur bu tapi Crow yang akan ikut campur" Ucap Rafendra dalam hatinya.

"Oh iya nak ayo makan pagi dulu ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu" Ucap Asih yang mengandung tangan anaknya itu menuju ke meja makan.

"Wahhhhh ini semua kan makanan kesukaan ku bu" Ucap Rafendra sambil menahan lapar melihat seluruh makan kesukaannya dimeja.

Rafendra memang sangat menyukai makanan yang disiapkan ibunya itu yang berupa opor ayam ditambah dengan sambal dan di lengkapi oleh tempe goreng. Walaupun sederhana Rafendra sangat menyukai masakan ibunya itu.

Apalagi waktu ibunya memasakan balado telur ditambah dengan kentang dijamin Rafendra langsung nambah berkali kali sampai perutnya kenyang.

Setelah melihat makanan di meja makan Rafendra kemudian duduk sambil mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh ibunya itu.

Disela sela mengambil makanan Rafendra menanyakan ayahnya kepada Asih "Oh iya bu, kok Rafendra enggak lihat ayah, ayah memang pergi kemana bu?"

"Oh ayahmu lagi mampir kerumah pak lurah mau membahas tentang masalah didesa ini" Ucap Asih kepada Rafendra.

Rafendra yang mendengar itu pun mengangguk dan mulai menyantap makanan yang sudah diambilnya tadi. Setelah beberapa menit ayahnya datang.

Wijaya yang mendengar suara istri dan anaknya sedang mengobrol dimeja makan Wijaya langsung menghampiri mereka berdua.

"Lohhh lohhh lohhh, kok ayah di tinggal sarapan" Ucap Wijaya kepada Istri dan Anaknya. Seketika mereka berdua menoleh ke Wijaya yang sudah datang ke meja makan.

"Ayah sih pulangnya lama jadi aku sama ibu makan duluan, soalnya aku sudah kangen banget sama masakan ibu" Ucap Rafendra yang menimpali ucapan Ayahnya.

Wijaya yang mendengar itu pun duduk disamping istrinya. "Iya udah yah, sini ibu ambilin dulu sarapan buat ayah" Ucap Asih sambil mengambilkan sarapan untuk suaminya.

Suasana hangat menyelimuti keluarga Rafendra yang sedang melakukan sarapan pagi bersama, karena rumah mereka berada di dekat pintu masuk desa sehingga agak jauh dari lokasi tentara itu.

Sementara itu disisi lain, Zaki yang dari tadi mengawasi pergerakan para tentara dan Juragan Udin dibuat kaget karena melihat anak pak lurah yaitu Angga dilokasi itu.

"Lohhh itu bukannya Angga ya, kenapa dia dilokasi itu" Guman Zaki yang sedari tadi memantau dari rumah menggunakan teropong yang sudah terpasang di senjatanya.

Sesuai dengan perintah Rafendra Zaki terus mengawasi pergerakan mereka dan mencatat apa saja yang mereka lakukan sampai dengan kedatangan Angga di lokasi itu membuat banyak pertanyaan di benak Zaki.

"Hemmmm sepertinya ada sebuah konspirasi antara Angga dan Juragan Udin" Guman Zaki kembali sambil memantau mereka dari kejauhan.

Tag berselang lama Angga pergi dari lokasi itu meninggalkan mereka sambil menyerahkan beberapa dokumen seperti sertifikat tanah warga.

"Sepetinya ini akan menjadi informasi bagus untuk rapat nanti" Guman Zaki kembali sambil mencatat kegiatan mereka termasuk berkas yang diberikan Angga.

Ditempat lain Ahmad dan Fikri sudah mendapatkan informasi perihal Juragan Udin dari beberapa warga disana dan informasi yang mereka dapatkan sama seperti informasi yang diberikan oleh Zaki tadi pagi.

Setelah berkeliling mereka bertemu dengan Sherly dan Puput yang sedang mengobrol diwarung dekat lapangan desa. Ahmad dan Fikri yang melihat itu kemudian mampir kewarung bertujuan untuk mencari informasi masi disana.

Putri yang tidak melihat Ahmad dan Fikri masuk pun tidak mengetahui kedatangan mereka keran posisi Ahmad dan Fikri yang berselang satu meja dan membelakangi Sherly dan Puput yang sedang menghadap ke lapangan desa.

"Sher aku mau tanya, kamu masih dirayu rayu sama Juragan Udin setelah tunangan dengan Angga?" Ucap Puput bertanya dengan Sherly

Sherly yang medengar itu pun menjawab dengan nada yang agak malas "Hemmmm makin parah put, pernah suatu hari aku jalan dengan Angga dan ketemu Juragan Udin di resto ehhh malah si Angga menyuruh Juragan Udin untuk duduk disebelahku" Ucap Sherly kepada Puput.

"Wahh gila juga itu Angga udah tau kamu itu di incer sama Juragan Udin malah dia kayak gini ke kamu" Ucap Puput yang kesal dengan Angga.

"Dan kamu tau put, Juragan Udin di restoran memegangi pahku dan itu dibiarkan saja oleh Angga sampai tangan Juragan Udin hampir menyentuh bagian vital ku" Ucap Sherly dengan gamblangnya menjelaskan masalahnya.

Puput yang mendengar itu pun tercengang karena mendengar Angga yang membiarkan begitu saja, "Terus kamu hanya diam saja Sher?" Tanya Puput ke Sherly.

"Jelas enggak lah put, setelah kejadian itu aku langsung pulang meninggalkan mereka berdua" Ucap Sherly kepasa Puput.

Ahmad dan Fikri yang mendengar itu pun agak kesal dengan tindakan Angga dan Juragan Udin yang semena mena kepada Sherly.

"Seharusnya kamu putusin aja si Angga itu dan kembali lagi mengejar Rafendra" Ucap Puput memberikan saran kepada Sherly.

"Hahhhhh mauku juga begitu put karena cuma Rafendra yang dihatiku, tapi karena hutang budi ayahku dangan keluarga Angga aku tidak bisa mengakhirinya itu bisa mencoreng nama baik keluarga ku put" Ucap Sherly yang sedih tidak bisa berbuat apa apa.

"Sabar ya Sher semoga kamu dan keluargamu segera mendapatkan rezeki yang banyak agar bisa mengembalikan bantuan yang di berikan oleh keluarga Angga dulu" Ucap Puput menyemangati Sherly.

Jadi dulu Sherly pernah akan dijadikan Istri oleh Juragan Udin yang ke tiga tapi orang tua Sherly tidak setuju dan dari hal itulah yang membuat Juragan Udin marah dan memberikan bunga yang cukup tinggi.

Disaat saat kritis ketika sudah jatuh tempo dan Sherly sempat mau diseret oleh tentara bayaran Juragan Udin muncul lah Angga yang membantu keluarga mereka dengan memberikan bantuan uang tunai dua puluh juta untuk melunasi hutang keluarga Sherly.

Dan itulah yang membuat Sherly mau menerima Angga sebagai kekasih serta tunangannya. Sampai dia kembali bertemu dengan Rafendra.

Setelah Sherly dan Puput mengobrol cukup lama mereka berdua pergi dari warung itu tanpa melihat kehadiran Ahmad dan Fikri. Setelah mereka pergi dari sana Ahmad dan Fikri mulai berbincang sambil mengolah informasi yang didapatkan tadi.

"Mad kamu dengar tadi bukan, sepertinya Angga ada hubungan dengan masalah di desa kita ini" Ucap Fikri memulai pembicaraan.

"Hemmm aku berpikir begitu Fikri, sepertinya informasi yang kita butuhkan sudah cukup kita balik dulu nanti malam kita laporan dengan kapten" Ucap Ahmad mengaja Fikri untuk balik.

******

Di sore harinya Rafendra yang sedang berfikir kemudian mendapatkan pesan dari Jendral Herman yang mengatakan bahwa tidak ada batalion yang kota itu yang bergerak ke desa karet dan itu dikonfirmasi langsung oleh orang kepercayaan Jendral Herman.

"Hemmm sepertinya dugaanku benar mereka semua tentara bayaran yang menyamar menjadi tentara nasional untuk membuat jelek citra tentara di hadapan masyarakat" Ucap Rafendra dalam hati sambil melihat informasi dari Jendral Herman.

Setelah membaca informasi itu Rafendra memberikan pesan kepada ketiga anggotanya untuk berkumpul di gubuk dekat hutan karet untuk membahas tindakan selanjutnya.

******

Sore hari pun berganti malam Rafendra yang hendak keluar pun berpamitan dengan orang tuanya. "Ayah ibu aku keluar dulu ya mau nongkrong sama Ahmad, Fikri dan Zaki" Ucap Rafendra yang berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Iya nak hati hati dijalan ya" Ucap Asih. Setelah mendapatkan ijin Rafendra kemudian menyalimi tangan ayah dan ibunya. "Loh nak kok kamu bawa tas katanya mau nongkrong" Tanya Wijaya kepada anaknya.

"Ohh ini yah, ini titipan Fikri kemarin barangnya kebawa Rafendra karena tas Fikri enggak muat dan ini mau sekalian Rafendra balikin yah" Ucap Rafendra kepada Wijaya.

Wijaya kemudian mengangguk dan mempersilakan anaknya untuk pergi bermain. "Maafkan aku yah kali ini aku harus berbohong kepada ayah" Ucap Rafendra dalam hati sambil jalan ke arah gubuk pinggir kebun karet.

Isi tas yang dibawa Rafendra berisi alat dan perlatan yang digunakan untuk misi nanti malam termasuk juga senjata rakitan yang mereka bawa dari pasukan khusus.

Setelah sampai di gubuk Rafendra menunggu sekitar lima menitan sampai ketiga anggotanya datang. Setelah mereka semua berkumpul Zaki, Ahmad dan Fikri menyampaikan informasi yang mereka dapat dari warga dan pengintaian.

Setelah informasi dan laporan pemantauan yang mereka laporkan mereka mulai berunding "Dari informasi yang kalian berikan sepertinya Angga ada hubungannya dengan kasus didesa kita ditambah i lagi dengan dia membiarkan tunangannya disentuh sentuh sama Juragan Udin" Ucap Rafendra yang telah mengambil keputusannya.

"Benar sekali capt, jadi apa langkah kita selanjutnya?" Ucap Ahmad kepada Rafendra. "Sepertinya kita harus bergerak malam ini, dilihat lokasi mereka yang lumayan jauh dari pemukiman warga kita bisa tenang untuk meringkus mereka" Ucap Rafendra kepada anggotanya.

"Baik capt" Ucap mereka bertiga secara serempak. "Tapi ingat kalau mereka memberikan perlawanan habisi mereka segera" Ucap Rafendra tanpa belas kasih kepada tentara bayaran itu.

"Siap laksanakan capt" Ucap mereka bertiga. Setelah rapat mereka memakai seragam khusus yang selalu mereka bawa kemana saja untuk jaga jaga kalau ada misi dadakan.

Setelah selesai Rafendra menjelaskan rute yang di ambil dan Alex berjaga dari kejauhan dengan menggunakan snipernya untuk mencover mereka bertiga.

Sedangkan Crow, Jack dan Max sebagai eksekusi para tentara itu. Setelah rencana selesai diatur mereka berempat mulai berjalan ke arah kemah tentara bayaran itu.

Alex yang mengambil posisi bukit di belakang camp tentara bayaran mulai melakukan pantauannya. Sedangkan Rafendra dan kedua anggotanya mendekat kearah posisi tentara itu.

Setelah beberapa saat mengawasi lokal Alex melihat perempuan yang di bawa oleh salah satu tentara dia melihat perempuan itu dengan seksama dan ternyata perempuan itu adalah Sherly bunga desa didesa karet.

"Disini Alex, Shadow one kalian mendengar ku?" Ucap Alex mencoba menghubungi ketiga temannya itu. "Disini Shadow one kami bisa mendengar mu" Ucap Rafendra dan didengarkan oleh Jack dan Max.

"Capt aku melihat, ada satu perempuan yang dibopong menuju tempat di belakang camp mereka, tempat itu menurut pengamatanku tadi digunakan untuk berbuat hal yang tidak tidak dengan perempuan didesa ini" Ucap Alex memberikan informasi kepada Shadow One.

"Dan perempuan yanh dibawa itu adalah Sherly kemungkinan dia dibius dan dibawa kesini, dan aku juga melihat Juragan Udin di pintu masuk camp sedang berjalan ke arah belakang camp" Ucap Alex menambahi informasinya.

Rafendra yang mendengar itu kemudian berkata "Baik aku akan menyuruh Jack untuk menyelamatkannya" Ucap Rafendra kepada Alex.

Rafendra kemudian memberikan intruksi kepada Jack untuk menyelamatkan Sherly kemungkinan dia akan dijadikan pelampiasan nafsu oleh Juragan Udin dan para Tentara bayaran itu.

Jack yang sudah mendapatkan perintah kemudian pergi dali lokasi Rafendra dan Max. "Jack ini perintah langsung habisi mereka semua dan untuk Juragan Udin buat di lumpuh" Ucap Rafendra memberikan perintah kepada max.

Max yang mendengar itu mengangguk dan pergi menuju ke arah ruangan belakang camp dengan mengendap ngendap untuk menolong Sherly yang akan dijadikan alat pemuas nafsu para tentara bayaran itu.

1
Jenny Ruiz Pérez
Wow, bagus banget thor! Dalem banget rasanya.
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
Lah_
Keren! 😍
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!