Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 2
Jam dinding di apartemen itu masih menunjukkan pukul dua dini hari, artinya selama empat jam lebih Sheina terjebak bersama laki-laki yang kini sudah terlelap. Ia merasa sangat kotor saat ini. Sheina terus menangis, sampai ia lelah dan tertidur dengan wajah yang sangat basah.
Keesokan paginya laki-laki itu terbangun dengan kepala yang terasa pusing.
"Sial, aku pasti mabuk lagi semalam," umpatnya yang kemudian membuka selimut. Ia sangat terkejut menyaksikan tubuhnya yang tidak memakai apa pun. "Gila! Apa yang sudah aku lakukan?"
Kepalanya semakin terasa pening, tiba-tiba kepingan memori seperti diputar kembali dalam ingatannya.
Berapa hargamu sekali main? Sejuta? Dua juta? Atau lima juta? Aku akan memberikan bonus lebih banyak. Tidak boleh ada yang memilikimu, kamu cuma milikku. I love you Shein.
Aku benci sama kamu. Aku nggak akan pernah maafin kamu.
"Ya Tuhan, Sheina." Laki-laki itu menoleh ke samping, matanya tertuju pada gadis di sampingnya yang masih tertidur. Meski tidak terlihat wajahnya, tapi rambut gadis itu sudah sangat dihafalnya. "Ya Tuhan, apa ini mimpi?" Laki-laki itu menampar wajahnya sendiri dengan keras.
Ternyata sakit. Tidak, ini bukan mimpi. Ini nyata. Ia telah melakukan dosa dengan Sheina, wanita yang selama ini dicintainya secara diam-diam.
Laki-laki itu terus memandangi tubuh Sheina yang tertutup selimut. Sampai tiba-tiba Sheina terbangun dan langsung menatapnya dengan kebencian.
Mereka terdiam cukup lama. Laki-laki itu merasa Sheina akan mencabik-cabiknya dengan tatapan mata yang mirip singa betina.
Laki-laki itu mengambil boksernya, dan dengan cepat memakainya, membuat Sheina mengalihkan pandangan dari laki-laki yang tidak tahu malu itu.
Pakaian Sheina yang berserakan di lantai dan terlihat compang-camping di setiap bagiannya, membuat laki-laki itu semakin merasa bersalah. Dia sudah melakukan sebuah kejahatan tadi malam.
Setelah memakai bokser dan menatap pakaian Sheina yang sudah tidak berwujud. Laki-laki itu mengambil ponselnya, lalu berkata, “Aku ... aku akan membelikan baju baru untukmu.”
Sheina tidak peduli. Ia semakin marah dan kecewa karena bukannya minta maaf, tapi laki-laki itu malah memedulikan pakaian yang tidak seberapa harganya dibanding harga dirinya.
Takut dengan tatapan Sheina, laki-laki itu keluar dari kamarnya. Ia mencoba ke ruang kerjanya untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi melalui rekaman CCTV.
Sementara itu, dengan perasaan yang sangat buruk, Sheina memunguti pakaiannya. Tidak ada satu pun yang layak, kecuali rok miliknya dan kemeja milik laki-laki itu.
Sheina meraih pakaian yang bisa ia kenakan, lalu meraih tasnya dan berniat keluar dari neraka ini. Ia juga mengambil uang yang berserakan di kasur milik laki-laki itu. Saat keluar dari kamar apartemen itu, Sheina bertemu lagi dengan laki-laki yang menodainya.
“Aku sudah pesankan baju untukmu, Shein,” ucapnya dengan lirih.
Sheina menatapnya penuh benci. “Aku nggak butuh baju atau uang dari kamu.” Lalu, ia melemparkan uang digenggamannya pada laki-laki itu. “Aku akan balikin kemeja ini. Aku nggak sudi nyimpen apa pun milik kamu.” Sheina meninggalkan apartemen dengan sakit hati yang mendalam. Bagaimana masa depannya nanti? Bagaimana jika keluarganya tahu?
Sementara di apartemen, laki-laki pengecut dan bodoh itu hanya bisa merutuki dirinya sendiri.
“Be*go, harusnya aku ngomong minta maaf sama dia bukan malah ngomongin bajunya. Sheina sekarang pasti benci banget sama aku." Laki-laki itu memukul kepalanya sendiri.
*
*
*
Dua bulan usai kejadian itu, Sheina mengalami muntah-muntah dan sakit kepala. Ia sudah memiliki prasangka buruk jika dirinya sedang hamil. Pasalnya, semenjak Sheina diperko*sa, ia tidak lagi mendapatkan tamu bulanan.
Pagi ini, dengan alat tes yang dibelinya beberapa minggu lalu, ia harus memberanikan diri untuk memastikan hasilnya. Dengan tangan gemetar dan hati yang terus merapalkan doa, Sheina menatap alat tes berwarna biru yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam air seninya.
Dua garis merah terlihat jelas di sana. Sheina benar-benar hamil.
"Nggak, aku nggak mau hamil anak dia. Aku nggak mau nerima anak ini."
🥀🥀🥀
Kenalan dulu deh, sama bapaknya bayik. Et dah, namanya emang sengaja belum diumumin. Biar penasaran? Bukan, biar aku mikir dulu nama yang kece 😅😅
Nih bapaknya. Cakep kan?
(Maaf visual aku hapus, sesuai peraturan NT Bisa cek di ig @ittaharuka atau fb Itta Haruka ya..)
Ritualnya dulu, Jangan lupa 😉