Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wajah Kendrick Dulu Hancur.
Ameera memang di telepon oleh Ibunya 3 hari lalu, mengatakan untuk datang ke pernikahan kakaknya dengan Kendrick. Tapi dia membiarkan Rudi yang datang ke sana, mewakili mereka berdua. Bagaimana pun Kendrick pernah mengisi hidupnya, meskipun sekarang sudah berakhir.
"Mas, diminum dulu," Ameera membawakan kopi kesukaan Rudi saat pria itu baru saja pulang dari pernikahan sang kakak.
"Jadi repotin kamu, makasih." Rudi menyeruput kopi hitam kesukaan nya, "Emm, enak banget kopi buatan kamu."
"Lah, kan kopi sachet. Aku tinggal nyeduh pakai air panas, aduk pake sendok selesai."
"Kopinya enak karena kamu yang ngaduknya, dengan ikhlas ngasih buat aku," godanya.
"Hidih! Mas Rudi gombal terus gak pantes tau, haha..."
Rudi tersenyum, "Kapan kontrol ke Dokter?"
"Mungkin bulan depan, Mas. Kandunganku sekarang baik."
Rudi mengangguk, "Kamu nggak nanya gimana pernikahan kakakmu?"
Ameera menggeleng, dia tersenyum, "Aku udah ikhlasin Kendrick buat kak Cheril, sekarang setelah mereka menikah aku hanya bisa mendoakan mereka."
Rudi menghela nafas, "Mama mu tadi bertanya kenapa kamu tetep nggak ikut, aku bilang aja kamu sedang program hamil jadi nggak boleh kecapean."
"Makasih udah mengatakan itu, Mas. Setidaknya nanti saat bayiku lahir, Mama nggak kaget."
"Lalu, seterusnya kamu mau gimana? Aku ngasih uang, kamu nggak mau. Kamu kan nggak bisa kerja capek sekarang."
"Aku dulu pernah kerja di toko roti, juga pernah menjadi sales-sales beberapa barang. Makanya pas aku kerja di Perusahaan, aku bisa cepat menguasai merketing. Jurusan kuliahku juga bisnis, Mas. Aku ada modal, aku akan membuka toko roti nanti. Jadi sekalian nyari rumah sewaan, aku akan nyari toko juga."
"Kamu wanita pintar, sabar, tabah. Aku merasa menjadi orang paling beruntung bisa mengenal dan dekat denganmu. Caramu menghadapi hidup, mengajarkanku apa arti sesungguhnya dari kehidupan manusia."
"Mas, aku yang paling beruntung bisa dibantu olehmu. Kamu terlalu baik, semoga nanti kamu bisa dapat wanita yang mencintaimu dengan setulus hati."
Rudi menatap intens wajah Ameera, dia tau istri yang hanya di atas kertas itu tak ingin memberi harapan apapun padanya. Dia pun tak ingin melewati batasan yang telah ditarik oleh Ameera di antara mereka berdua.
***
Cheril frustasi menunggu selama 1 jam di lobby hotel, dia terus membayangkan Kendrick sedang bercinta dengan kedua pelacur tadi. Tadinya dia berniat ingin menunggu disana semalaman, tapi dia bukan wanita gila yang ingin kedinginan menunggu disana. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang, menunggu Kendrick datang.
Tapi saat keluar dari hotel, Derik baru saja datang. Pria itu melihatnya dan tersenyum.
"Kamu ngapain disini, Cheril? Bukannya hari ini kamu baru menikah? Kenapa keluyuran di dalam hotel sendirian, mana suamimu?"
"Bukan urusan kamu, awas aku harus pergi."
Derik tak memberi jalan, dia malah menarik Cheril ke dalam lift. "Kebetulan aku ada kerjaan, jadi nginep di hotel ini. Mari kita lakukan kegiatan yang membuatmu menjerit penuh kepuasaan dalam pelukanku seperti beberapa hari lalu."
Tubuhnya di kungkung oleh tubuh besar Derik di sudut lift, "Aku adalah seorang wanita menikah, Derik. Tempo hari aku belum menikah, jadi bagiku itu bukan masalah. Kau sudah terbiasa bermain wanita sejak kita menikah, tapi aku tidak akan melakukan hal yang sama. Aku akan setia pada suamiku!"
"Hahaha... Cheril! Kau sungguh lucu! Apa kau tidak tau kenapa suamimu itu menikahimu? Sini aku bisikkan," Derik mendekatkan bibirnya di telinga Cheril. "Dia hanya ingin balas dendam padamu."
Mata Cheril terbelalak, "Itu tidak mungkin! Dari mana kau tau? Semua perkataanmu aku takkan percaya!"
"Haha, aku memang sedang bercanda. Tapi, coba pikirkan setelah apa yang Ayahmu lakukan padanya dulu, bahkan Kendrick datang ke pernikahan kita dengan memakai kruk berjalan pincang begitu menyedihkan. Aku melihatnya dan langsung mengusirnya."
"Kendrick datang ke pernikahan kita?"
"Ya, tapi sepertinya kamu tidak melihatnya. Aku melihatnya lalu menyuruh orang mengusirnya, kakinya pincang dan wajahnya penuh dengan bekas luka yang menganga lebar. Wajahnya rusak, apa sekarang wajah suamimu itu sudah tampan kembali? Tapi itu tidak mungkin kecuali dia melakukan operasi di wajahnya. Jadi aku menyimpulkan dia datang hanya ingin membalas dendam." Derik mengedikkan bahu.
"Tidak! Itu tidak mungkin..." pikiran Cheril seketika ketakutan, tidak mungkin kondisi Kendrick begitu menyedihkan, bukan?
Ting!
Derik mencuri kesempatan saat Cheril melamun, dia merangkul tubuh lemah wanita itu. Berjalan ke kamar yang sudah dipesan, disana sudah dipasang alat perekam untuk merekam kegiatan liar mereka di atas ranjang.
Saat sudah di dalam kamar, Derik membantu Cheril duduk lalu mengambil minuman yang sudah diaduk dengan obat perang sang. Dia dengan cepat meminumkan nya pada Cheril, wanita itu hanya menurut menegaknya.
"Cheril, kamu gapapa? Maaf, seharusnya aku tidak mengatakan tentang masa lalu padamu."
Cheril tersadar dari rasa shock-nya, dia berdiri berjalan ke pintu bahkan tak mengatakan apa-apa.
Tapi dengan cepat Derik menahan tubuh Cheril, dia melancarkan aksinya menciumi leher wanita itu dari belakang.
Tubuh Cheril seketika panas, merasa gerah. "Ahhh~" errangan lolos dari bibirnya.
Derik dengan cepat membopong tubuh Cheril ke atas ranjang, mereka berciuman dengan panas. Bahkan tubuh Cheril bergerak liar tak bisa diam, pakaiannya sudah berserakan di atas lantai, "Aku sudahhhh tak kuat... Ahh~"
"Ok, sayang... mari kita tuntaskan hasrat kita." Derik mendorong senjatanya yang sudah siap tempur masuk, menarik lalu mendorong kembali tubuh bagian bawahnya. Terus melakukan seperti itu sampai Cheril mengerang penuh kenikmatan disusul errangan dari bibirnya karena dia juga mencapai orgassme.
Semua terekam oleh perekam yang diletakkan di setiap sudut kamar itu.