Aruna Azkiana Amabell perempuan berusia dua puluh lima tahun mengungkapkan perasaannya pada rekan kerjanya dan berakhir penolakan.
Arshaka Zaidan Pradipta berusian dua puluh enam tahun adalah rekan kerja yang menolak pernyataan cinta Aruna, tanpa di sangka Arshaka adalah calon penerus perusahaan yang menyamar menjadi karyawan divisi keuangan.
Naura Hanafi yang tak lain mama Arshaka jengah dengan putranya yang selalu membatalkan pertunangan. Naura melancarkan aksinya begitu tahu ada seorang perempuan bernama Aruna menyatakan cinta pada putra sulungnya. Tanpa Naura sangka Aruna adalah putri dari sahabat dekatnya yang sudah meninggal.
Bagaimana cara Naura membuat Arshaka bersedia menikah dengan Aruna?
Bagaimana pula Arshaka akan meredam amarah mamanya, saat tahu dia menurunkan menantu kesayangannya di jalan beberapa jam setelah akad & berakhir menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aruna Pergi
Aruna hanya membawa dua koper dan satu tas ransel, barang-barang lainnya memang sudah lebih dulu dia kirimkan ke tempat Eris salah satu sahabatnya.
Dia mengirimnya satu minggu lalu sebelum ada kejadian yang melibatkan dirinya dengan Arshaka, sementara beberapa barang lainnya sudah dia kirim ke panti asuhan dan Yayasan tempatnya dulu saat tinggal dan membantu di panti.
Saat ini Aruna tengah menunggu keretanya, lima belas menit lagi keretanya datang. Dia menyempatkan diri membuka beberapa aplikasi, Aruna menghilangkan jejaknya. Bahkan namanya dalam list penumpang kereta bisa dia samarkan, semua jejak pembayaran dia lenyapkan.
Bahkan saat ini dia sudah mengganti no ponsel dan membuat akun medianya sendiri hilang. Bukan hal yang sulit bagi Aruna melakukan hal tersebut, dia bukan hanya staf keuangan. Namun dia adalah salah satu ahli IT dan hacker muda yang belum bisa terjamah oleh musuh-musuhnya.
“Selesai. Mari memulai semua dari awal kembali, entah apa yang ada di depan. Setidaknya menenangkan diri dulu lebih penting,” gumam Aruna yang kini berjalan memasuki kereta dengan membawa dua koper.
Jika Aruna sudah mulai meninggalkan Jakarta, lain halnya dengan Arshaka yang sudah sampai di rumah sakit. Di sana sudah ada Angga, dan beberapa teman mereka yang lain.
“Ngapain ke sini? Kamu sendirian Arka?” tanya Dio saat melihat Arshaka sudah ada di sana, dia juga celingak celinguk memastikan apa Aruna ikut bersama Arshaka.
“Aku sendiri. Bagaimana keadan Davina?” Arshaka menghampiri Dio dan Leo.
“Dia tidak apa-apa. Hanya lecet karena kecelakaan kerja,” Dio menjelaskan pada Arshaka apa yang terjadi pada Davina sebenarnya.
“Jangan bilang kamu ninggalin Aruna sendirian?” tebak Leo karena Aruna tidak terlihat.
Deg
Arshaka bahkan tidak memperdulikan Aruna saat tadi gadis itu meneriakinya brengsek, dia terlalu khawatir dengan Davina. Walaupun ternyata Davina baik-baik saja, bahkan sudah di temani Angga.
Diamnya Arshaka membuat Leo paham, apa yang diucapkannya sebagai niat bercanda. Ternyata memang dilakukan Arshaka, dia meninggalkan Aruna di jalan.
“Aku menurunkannya di jalan. Aku minta dia naik taksi,” ucapnya masih santai.
Sampai beberapa saat kemudian Leo mengatakan hal yang membuat Arshaka panik karena ulahnya sendiri. “Kamu sudah memberinya alamat apartemenmu?”
Benar yang dikatakan Leo, Arshaka lupa memberitahu Aruna alamat apartemennya. Seketika itu dia merutuki kebodohannya. “Leo aku pergi dulu. Aku harus menjemput Aruna,”
“Shaka,” Davina keluar dari ruang tindakan saat Arshaka hendak pergi dari sana.
“Hah gagal lagi pasti,” bisik Dio pada Leo. Sedangkan Leo hanya bisa menggelengkan kepala.
“Bodoh kamu Arka. Aku sudah memuluskan jalanmu untuk berbaikan dengan Nathan,” batin Leo.
Dio melihat Leo berlenggang pergi, Leo adalah sahabat paling dekat Arshaka. Dia tentu lebih paham siapa Arshaka, namun kali ini seperinya Leo sangat kecewa pada Arshaka.
“Aruna tidak layak untuk kamu sakiti Arka. Atau kamu tahu bakal berhadapan dengan siapa kalau menyakiti Aruna,” ucap Leo di telinga Arshaka.
Setelah itu Leo pergi meninggalkan mereka semua. “Davina dari dulu Davina. Benar-benar ular betina,” gerutu Leo.
Davina menghampiri Arshaka, di sana terlihat Angga sedang sibuk mengurus administrasi Davina. Karena hanya luka memar dan tangan kirinya keseleo sedikit, jadi tidak perlu rawat inap.
“Shaka! Antar aku pulang, ya?”
Arshaka terlihat bingung, dia harus segera kembali ke tempat dimana dia menurunkan Aruna. Tapi dia juga tidak bisa menolak permintaan Davina, karena perempuan itu sedang terkena musibah.
“Kamu bisa pulang bersama Angga, kan?” Dio mencoba menyelamatkan situasi Arshaka.
“Angga harus kembali ke lokasi pemotretan,” dengan wajah memelas berusaha membujuk Arshaka.
“Ba-,” ucapan Arshaka terjeda saat seseorang memanggilnya.
“Tuan Shaka!” panggil Danu yang terengah-engah, akhirnya dia menemukan tuan mudanya.
“Dasar tuan muda ini. Tidak tahu apa di rumah sedang ada badai gara-gara dia, ternyata dia malah ada di sini bersama ular betina. Capek benar hidupku hari ini,”
“Danu? Ada apa?” fokus mereka teralihkan pada Danu.
“Tu-tuan sebaiknya cepat pulang. Nyonya dan Tuan besar menunggu anda di rumah utama,”
Arshaka bingung, namun dari raut wajah Danu dia sudah bisa menebak. Pasti sesuatu terjadi, apalagi ketika papa dan mamanya minta dia segera ke rumah utama.
“Arshaka harus mengantarku dulu, Danu” kekeh Davina ingin diantar Arshaka.
Danu ingat pesan nyonya besarnya yang tidak lain adalah Naura, jika ada yang mencoba menahan Arshaka. Sekalipun itu Davina, maka Danu harus melakukan apapun. Tidak terkecuali jika terpaksa berlaku kasar padanya.
Danu melihat Davina yang berusaha bergelayut manja pada lengan Arshaka, namun Dio berusaha mencegah dengan ada diantara Arshaka dan Davina.
"Tuan harus pulang sekarang. Kalau tidak nyonya tidak akan mengakui tuan lagi sebagai anak,”
Ucapan Danu membuat mereka semua membelalak. “Jangan bercanda kamu Danu,” ucap Davina yang seolah mengenal Naura dengan baik.
“Saya serius. Itulah yang dikatakan nyonya Naura,”
Danu melihat kearah Arshaka, rupanya Arshaka belum menyadari kesalah besar yang telah dia perbuat. Kesalahan yang membuat Tama dan Danu harus berputar-putar sejak tadi, lebih tepatnya mencari keberadaan Aruna yang tiba-tiba menghilang.
“Dio tolong antar Davina. Sorry Dav, sepertinya mama dan papa ingin bicara hal penting. Aku tidak bisa mengantarmu,” Arshaka kemudian memilih pulang seperti yang diperintahkan kedua orang tuanya.
Diluar ternyata ada Tama, Arshaka diminta pulang dengan mobil yang tama gunakan saat ini. Sementara mobilnya akan di bawa Danu yang juga kembali ke rumah utama.
Arshaka mendekat kearah Danu, dia berniat meminta Danu untuk menjemput Aruna di tempat dia menurunkan istrinya tadi.
“Danu kamu jemput Aruna di tempat X,” ucapnya.
Danu tersenyum getir, tamatlah riwayat tuan mudanya hari ini. “Tuan sebaiknya lekas ke rumah utama. Soal nona Aruna, tuan akan mendapat jawaban dari nyonya.”
Arshaka bingung, kenapa mamanya yang akan menjawab. “Apa jangan-jangan dia melapor pada mama? Kalau aku menurunkan dia di jalan, sungguh sia-sia khawatir kalau memang begitu” ucapnya dalam hati.
Ya, Naura dan Daniel sudah tahu tentang Arshaka yang menurunkan Aruna di pinggir jalan. Bagaimana Naura dan Daniel bisa tahu? Itulah kehebatan feeling seorang ibu. Arshaka bahkan tidak tahu kalau istrinya menghilang gara-gara dia.
Beberapa waktu lalu entah kenapa perasaan Naura sangat tidak nyaman, dia kepikiran Aruna dan Arshaka. Satu jam berlalu, tapi baik Aruna maupun Arshaka tidak kunjung memberi kabar kalau mereka sudah sampai di apartemen.
Naura tidak bisa menghubungi Aruna, karena nomor ponselnya tidak aktif. Arshaka tidak mengangkat panggilannya, sampai nomor tidak dikenal mengiriminya foto Arshaka yang ada di rumah sakit. Juga info kalau Arshaka menurunkan Aruna di pinggir jalan.
Naura langsung meminta anak buahnya bergerang, melihat CCTV jalan yang di sebut Arshaka menurunkan Aruna. Benar adanya perbuatan Arshaka terekam CCTV dengan jelas, bahkan dari sana mereka juga melihat Aruna masuk ke dalam butik.
Dia keluar dari butik dengan baju yang sudah berganti, cerdasnya Aruna adalah dia tidak memesan taksi tepat di depan butik. Namun dia berjalan agak jauh, barulah memesan taksi. Setelah itu dia menghapus semua jejaknya dan mengganti nomor teleponnya.
sia nnti aku mmpir
terima ksh sll mendukung