karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja
Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.
Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
primitif
Singkat cerita 16 tahun berlalu dengan sangat cepat tetapi ratna belum menemukan anaknya
Saat ini dia sedang berada di sofa ruang tamu sambil memandangi foto bayi kecil dia menangis
Kamu di mana nak ibu kangen kamu gumam ratna dalam hati
Sementara itu
Di sekolah SMA Bintang, seorang pria kurus dengan wajah pucat sedang memperhatikan ke depan. Dia adalah Galang Bhaskara.
"Hari ini adalah hari perkenalan siswa baru. Harap semua siswa maju satu persatu dan perkenalkan diri kalian," ucap Bu Yuni, wali kelas Galang.
"Halo, perkenalkan namaku Aditya Rizky hendrawan" ucap siswa pertama dengan ekspresi dagu yang didongakkan seolah merendahkan orang lain.
"Bukankah dia anaknya Tuan Abimanyu?" itu ucapan para siswa-siswi ketika melihat pria di depan mereka.
hampir dari semua siswa mengenak siapa aditya bagaimana tidak aditya adalah tuan muda dari keluarga hendrawan.
setelah beberapa siswa maju akhirnya sampai pada perkenalan Galang.
"Hai, namaku Galang Bhaskara," ucap Galang dengan ekspresi bersemangat, berharap ada yang mau berteman dengannya.
Para siswa-siswi hanya menganggapnya angin lalu. Hanya ada ekspresi dingin di wajah mereka. Sementara Aditya sudah memasang wajah tidak suka dengan orang yang di depannya.
"Haha, sok banget!" ucap Aditya dalam hati.
Galang kembali ke tempat duduknya dengan ekspresi kecewa. Dia duduk sendirian di depan.
"Apa aku bakalan punya teman disini?" ucap Galang sedih. Galang berkata seperti itu karena waktu smp dia tidak memiliki teman galang hanya punya 1 teman di desanya tetapi karena biaya dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya
Setelah sesi perkenalan, semua siswa disuruh mencatat jadwal pelajaran dan ditinggal wali kelasnya sampai pulang untuk membuat mereka dapat lebih dekat satu sama lain. Tetapi di kelas tidak ada yang berbicara. Semua siswa-siswi sibuk dengan ponselnya. Galang memilih untuk tidur di kelas karena hanya dia yang tidak memiliki ponsel.
Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa-siswi pergi ke kantin. Hanya ada Galang yang masih tertidur di mejanya.
Tiba-tiba Galang terbangun saat mejanya digebrak oleh seseorang. Orang itu adalah Aditya.
"Lu ga usah caper. Biar apa lu perkenalan pake masang wajah kaya gitu? Lu tuh cuman orang miskin yang beruntung bisa masuk sekolah ini," ucap Aditya sambil berjalan pergi dan mengacungkan jari tanganya
Galang hanya diam. Dia sudah kebal dihina miskin oleh orang-orang, karena memang itu faktanya.
Melihat para siswa-siswi keluar, Galang memutuskan untuk makan bekalnya yang sudah dibuatkan oleh ibunya. Galang hanya makan nasi dan telur kecap.
Jam pelajaran pun selesai. Siswa-siswi kembali ke rumahnya masing-masing. Galang mengayuh sepedanya dari SMA Bintang yang terletak di tengah ibu kota menuju Desa Mergosari.
Sesampainya di rumah, Galang menyalami ibunya.
"Kamu udah pulang, Lang?" tanya Bu Sari basa-basi.
"Iya, Bu," jawab Galang.
"Gimana sekolah kamu di kota, Lang?" tanya Bu Sari.
"Di sana enak, Bu. Banyak teman-teman dan mereka juga pada baik-baik semua," jawab Galang berbohong, tidak ingin ibunya sedih.
"Syukurlah kamu yang rajin belajarnya supaya bisa jadi orang sukses. Jangan kayak Ibu, cuma nyari kayu bakar," ucap Bu Sari.
"Galang ga perlu jadi orang sukses, Bu. Asalkan sama Ibu, itu udah cukup bagi Galang," ucap Galang.
Bu Sari tersenyum senang mendengar ucapan Galang, karena memang dia hidup sangat kesepian semenjak menemukan Galang. Dia sudah tidak kesepian dan sudah menganggap Galang sebagai anaknya sendiri.
"Ya sudah, kamu sekarang ganti baju terus istirahat," ucap Bu Sari.
"Iya, Bu," jawab Galang sambil berjalan pergi.
DI SISI LAIN
Aditya belum pulang ke rumahnya. Dia masih nongkrong di warung dan merokok bersama anggota gengnya.
"Gimana di kelas lu, bro? Ceweknya cakep-cakep kaga?" tanya Ucup.
"Biasa aja, ga ada yang cakep. Semuanya burik-burik," jawab Aditya.
"Ada satu cewek cakep, tapi dia pendiam dan tidak asik," tambah Aditya.
"Kelas lu ada murid yang songong, kaga? Kalo ada, hajar aja!" ucap Ucup.
"Ada, dia itu caper," jawab Aditya.
"Caper? Mungkin dia pengin temenan ama lo, kan pasti dia udah tau lo anaknya Tuan Abimanyu," ucap Ucup.
"Haha, gua kaga bakalan temenan ama orang cupu kaya gitu," ucap Aditya.
"Ngomongin apa, bro? Kayanya asik," ucap Aldi.
Ucup menjelaskan cerita tadi. "Oh, kalo gitu kita bully aja gimana orang cupu itu!"
"Gua setuju," jawab Ucup.
"Namanya siapa, bro, bocah cupu itu?" tanya Aldi.
"Namanya Galang Bhaskara. Dia sekelas ama gua," jawab Aditya.
"Rencananya gimana nih apa cegat di jalan tanya ucup mengawali pembicaraan rencana untuk menghajar galang
"Cegat kayanya kurang. Ucap aldi jawab aldi
"Gimana kalau gue tabrak dulu ban sepedanya dari belakang pasti dia langsung jatoh ucap aditya
Setuju gimana menurut lo di tanya ucup
Gw juga setuju jawab aldi
Perlu bawa anggota yang lain kaga tanya aldi
Ga usah kita bertiga udah cukup kalau cuma ngejar bocah culun jawab aditya
Aditya adalah anak dari tuan abimanyu pengusaha sukses di kota humarsa. Dan dia juga merupakan ketua dari geng serigala liar yang sudah terkenal dengan kenakalanya mulai dari tawuran di mana mana mabuk mabukan dan masih banyak kenakalan lainya
Polisi tidak ada yang menangkap aditya karena mereka di sogok oleh abimanyu sementara anggota lainya banyak yang sudah di tanggkap.
waktu berjalan cepat,saat ini galang sedang menaiki sepedanya menuju ke sekolahnya.
tiba tiba datang tiga motor sports dari arah belakang.
Tanpa aba-aba, motor yang paling depan menabrak ban sepeda Galang, membuatnya jatuh tersungkur.
"Aduhhh!" ucap lirih Galang.
"Hahahahah!" tawa ketiga orang tersebut. Mereka membuka helmnya.
"Aditya, kenapa lo nabrak gue?" ucap Galang sedikit marah.
"Karena gue benci sama lo! Lo sok-sokan caper, biar jadi teman gue. Gue ga level temenan ama lo. Liat aja pakain lo, kaya orang primitif. Pasti orang tua lo orang primitif, hahahaha!" ucap Aditya sambil tertawa dan kedua temannya juga tertawa.
Galang menggertakan giginya. Dia sangat marah, tidak terima orang tuannya dihina.
"Lo ga usah gr! Siapa juga yang mau temenan sama lo? Lo ngehina gue, primitif? Apa lo ga ngaca? Kalo ga ada orang tua lo, lo bahkan lebih burik dari orang primitif! Kulit lu item, gigi lu kuning. Bahkan orang primitif lebih bersih!" ucap Galang.
"BRENGSEK!" teriak Aditya.
"Akkh!" rintih Galang ketika rahangnya dipukul sangat keras oleh Aditya. Bukan cuma rahangnya saja yang dipukul, tetapi seluruh tubuhnya dipukul dan diinjak-injak oleh Aditya dan kedua temannya.
Orang-orang di sekitarnya tidak ada yang berani melerai karena mereka tahu yang memukuli adalah Aditya dan anggota gengnya mereka tidak takut pada Aditya, tetapi takut pada ayahnya Aditya.
"Cuih, cuih, cuih!" Setelah puas memukuli Galang, Aditya dan teman-temannya pergi sambil meludah ke arah Galang yang sudah tidak berdaya.
Di sisi lain...
"Duh, ko perasaan ku ga enak, yah? Apa terjadi apa-apa pada Galang? Apa jangan-jangan Galang kenapa, napa?" gumam Sari sambil mengambil kayu bakar. Walaupun bukan anak kandung, Sari memiliki perasaan khawatir pada Galang.
"Apa aku pergi ke sekolah Galang aja, yah? Tapi kalau hanya firasat ku saja, bagaimana? Buang-buang uang aja, mending uangnya ditabung buat beli motor Galang." Sari kembali mencari kayu bakar.
Sementara itu, Ratna, ibu kandung Galang, persaannya juga tidak enak seperti Sari. Ratna sedang duduk di ranjang. Tiba-tiba air matanya mengalir saat kembali teringat kejadian 16 tahun yang lalu.
Tiba tiba air matanya mengalir saat kembali teringat kejadian 16 tahun yang lalu di mana dengan mudahnya seorang anak muda tiba tiba datang dengan sangat cepat dan mengambil bayi yang dalam ranjang dan berjalan keluar dengan santai tetapi ratna menghadangnya dan tejadilah pertarung antara ratna dan anak muda tersebut ratna tidak berdaya sama sekali menghadapi anak muda tersebut dia meratapi kebodohanya dalam menjaga anaknya dan ratna benar benar heran padahal dia dan seluruh anak buahnya sudah mencari ke seluruh kota bahkan organisasi gen petir ikut mencarinya tetapi tetap tidak bisa bertemu dengan pemuda tersebut karena oraganisasi gen petir tidak mencari pemuda tersebut sama sekali. Ratna juga sudah kenal dengan alex tetapi itu tidak berguna karena alex menggunakan ajian seribu wajah.
Setelah 16 tahun akhirnya tuan patra menikahi ratna karena dia benar benar mencintai wanita tersebut dan sudah memiliki anak perempuan sekarang patra tahu anak adalah hal penting dia ingin anaknya menjadi penerusnya tetapi dia sudah tidak perduli dengan anak yang sudah di buang alex dan agung waktu itu toh waktu tidak bisa di putar kembali
"Anakku, di mana? Apa kamu masih hidup? Ibu benar-benar kangen kamu," gumam Ratna sambil memandangi foto anaknya.
"Kamu kenapa nangis lagi?" tanya Tuan Patra yang tiba-tiba masuk kamar.
"Aku kangen sama anak kita, Mas," ucap Ratna sambil menangis.
"Sudahlah, kita kan sudah punya Elsa," ucap Patra.
"Apa kamu ga sedih anak kita hilang, Mas? Katanya organisasi kamu kuat, bahkan bisa mengimbangi kekuatan ibu kota. Tapi apa kamu cari pemuda bajingan itu saja ga ketemu-temu?" ucap Ratna dengan mata merah karena marah kepada suaminya yang tidak sedih anaknya hilang.
"Tentu saja aku sedih anak kita hilang, tapi itu kan sudah sangat lama. Mending kita fokus saja merawat dan melatih Elsa agar bisa menjadi penerus ayahnya. Mungkin dia tidak tenang di alam sana karena kamu terus menangisinya," ucap Tuan Patra.
Tuan Patra menganggap anak pertamanya sudah meninggal. Tuan Patra sangat yakin bahwa anak pertamanya sudah meninggal.
"DIA BELUM MATI!" bentak Ratna.
Dia yakin bahwa anaknya masih hidup.
Kalau tau gini mending ga usah di buang anak itu. Nyusahin aja paling juga sudah mati gumam patra dalam hati.
BERSAMBUNG