Metha Safira Maharani, wanita cantik dan memiliki kesempurnaan fisik, nyatanya tak mampu menahan suaminya untuk tak mendua, Ryan Dewantara, suami yang begitu dia cintai nyatanya selingkuh dan menikahi dengan wanita lain. Jika banyak istri sah yang melabrak dan mempertahankan suaminya yang tak setia. Tidak dengan Metha, dia memilih mengalah dan mengiklaskan suaminya bahagia dengan perempuan lain. Melepaskan adalah jalan yang dia pilih untuk meraih kebahagiannya sendiri. Untuk apa bertahan jika sudah tak ada yang bisa dipertahankan. Tapi sebelum itu, dia memberi suami dan selingkuhannya itu pelajaran.
Metha diam diam menceraikan suaminya dan menikah lagi dengan sahabat lamanya, Evan Anggika, pria tampan dan mapan yang mau menerima dia apa adanya. Saat dia sudah bahagia dengan rumah tangganya bersama Evan, mantan suaminya kembali dan memohon untuk hidup bersama lagi. Dia tak terima Metha menceraikannya secara sepihak. Apa yang akan dilakukan Metha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Methamu Sudah Mati
Part Dewasa, mohon bijak dalam membaca
*******
Ryan memang keluar dari ruangan Evan, namun dia tidak pulang, melainkan duduk di lobi, tujuannya tentu saja menunggu Metha. Ryan begitu yakin jika kekasih bosnya itu adalah Metha, istrinya.
Di ruangan Evan
"oh..... honey..... Emhhh" suara serak Evan menggema diseluruh ruang kerjanya, untung saja pintu sudah terkunci dan ruangan itu kedap suara, jika tidak maka yang mendengar racauan Evan pasti akan merinding
Flash Back On
Metha tersenyum melihat suaminya cemberut, Metha tau jika Evan tengah ngambek padanya.
"mas, kamu kayak anak kecil deh"
"ga dengar" jawab Evan, Metha malah tertawa
"kamu sudah tua, ga perlu ada acara ngambek segala" Evan mendelik
"kamu bilang aku tua? Aku masih muda ya, bahkan mengurungmu seharian aku masih sangat sanggup" jawab Evan tak suka, Metha segera duduk kembali ke paha suaminya,
"kau sangat menggemaskan kalau cemburu, tapi harusnya kau buang jauh jauh rasa cemburumu itu, kau bahkan tahu apa yang terjadi padaku setelah itu, jadi tidak perlu mengkhawatirkan masalah yang tidak akan pernah terjadi" jelas Metha
"tapi dengan menyetujui mutasinya sama saja kembali mendekatkanmu padanya sayang, aku yakin dia akan mencarimu bahkan mendekatimu"
"berapa lama kita kenal?" bukan menanggapi ucapan suaminya, Metha malah menanyakan hal lain
"sejak SD"
"bagaimana sifatku?"
Evan terdiam, dia tahu betul sifat Metha, Metha tak mungkin kembali pada pria pecundang itu dan mungkin istrinya akan memberi pelajaran pada mantannya itu, hanya saja sebagai suami, Evan tetap memiliki rasa cemburu
Tanpa aba aba, Metha meraba sesuatu lalu berjongkok.
Flash Back Off
Sentuhan dari mulut istrinya membuat Evan terbang melayang, Metha begitu pintar dalam urusan memuaskannya.
"ohh....honey" racau Evan, dia sudah terlena dengan permainan istrinya, bahkan Evan beberapa kali menggumamkan nama Metha, Metha mempercepat gerakannya hingga merasakan sesuatu yang menyembur di mulutnya. Dia melihat suaminya terengah engah dengan wajah memerah.
"kau sangat ahli melakukannya sayang, pasti dulu kau sering melakukan hal ini" ucap Evan, dia masih duduk dikursinya
"aku tak pernah melakukan ini sebelumnya" jawab Metha, Evan menatap Metha tak percaya
"kenapa?" Tanya Evan penasaran
"aku tak menyukai oral s**s, dan kami membuat kesepakatan untuk tak melakukannya" jawab Metha sambil membersihkan mulutnya
"tapi....denganku.."
"aku tertantang melihat jabrid favoritku" sela Metha, "lagipula rasanya tak terlalu buruk"
"kau memang penuh kejutan sayang, and now I want to drink" pinta Evan, Metha akan mengambil air namun Evan mencegahnya
"not water"
"*what?"
"your milk*" Evan menyeringai, Metha yang sudah paham tingkah suaminya segera mendekat, ia tahu jika suaminya sudah dalam mode on
"emmhhh" lenguh keduanya, Metha menggoda suaminya berkali kali, dan dia juga yang memimpin permainan, suara mereka bersahut sahutan, Evan yang sudah panas, mengangkat dan mendudukkan tubuh istrinya di meja. Bergerak terus menerus dengan cepat, membuat keduanya mencapai puncak bersamaan.
Evan tersenyum dan mengecup bibir istrinya, dia tak menyangka akan segila ini dengan Metha, dulu dia hanya bisa berfantasi sendiri, namun kini semua nyata, sungguh bagaikan mimpi.
"kau memang tak terduga honey"
"sudahlah, aku harus segera membersihkan diri dan pergi ke Cafe, akan ada beberapa tambahan perabot untuk Cafe"
"biarkan karyawanmu yang melakukannya sayang, tetaplah disini denganku"
"oh ayolah mas, jangan seperti anak kecil, aku hanya ke Cafe sebentar, aku pastikan sudah dirumah saat kau pulang kerja"
"baiklah, aku akan mengantarmu"
"tidak usah, bukankah pekerjaanmu masih sangat banyak, bersikaplah profesional" Evan akhirnya mengalah, karena ucapan istrinya memang benar, pekerjaannya masih sangat banyak dan harus segera diselesaikan
"baiklah, aku menyerah, tapi hubungi aku jika kau sudah sampai di Cafe"
"tentu saja"
Setelah membersihkan diri, Metha segera keluar dari ruangan Evan, bajunya sudah berganti dan rambutnya juga masih sedikit basah. Dia berjalan keluar kantor, tiba tiba tangannya tersentak
"kau, apa yang kau lakukan, lepaskan!!!" ucap Metha
Ryan memandang Metha dari atas hingga bawah, apalagi dia melihat bekas merah dileher wanita itu, tangannya semakin erat mencengkram tangan Metha lalu membawanya ke parkiran yang sepi
"lepaskan" Metha menyentak tangannya hingga terlepas dari cekalan Ryan. Metha yang menguasai beladiri tentu dengan mudah melepaskan diri dari Ryan.
"sejak kapan kau jadi pe....cur!!!!" teriak Ryan, Metha hanya tersenyum sinis
"mau jadi apapun diriku, apa urusannya denganmu, kau tak berhak mengurusi hidupku" jawab Metha santai
"aku masih suamimu, dan kau bertindak seperti wanita murahan!!!, lihat dirimu, apa yang baru kau lakukan dengan Evan??!!!" teriak Ryan, wajahnya begitu merah penuh dengan amarah
Metha begitu emosi mendengar ucapan mantan suaminya, setelah dengan jahatnya Ryan menikah lagi dan menelantarkannya, sekarang dia mengatainya pe....cur dan wanita murahan, tidak tahu diri.
"seharusnya kau berkaca dulu sebelum berbicara, tidakkah kau malu mengataiku seperti itu, kau mengatai dirimu sendiri"
Deg
Ryan membisu, apa mungkin Metha memang sudah tahu semuanya
"kau, siapa kau? kenapa kau mengganggu hidupku, bukankah kau sudah bahagia dengan gundikmu? apa salahku padamu?" tanya Metha dengan wajah datar
"Metha....aku..."
"Metha, siapa Metha?, kau selalu menyebut nama itu seakan kau sangat mengenalnya"
"jangan membohongiku lagi Met, aku tahu kamu itu Metha, istriku"
"hahahaha, istri? Istri bodohmu itu ya maksudmu?"
"Met, aku mohon maafkan aku, aku masih sangat mencintaimu, aku mohon kembalilah padaku, aku akan melupakan semua yang terjadi padamu dan Evan hari ini, mari mulai semuanya dari awal"
Metha menahan air matanya, Ryan mengira dirinya wanita murahan yang tidur dengan bosnya, hati Metha sungguh sakit, Ryan kembali mengukir luka dihatinya, tidak cukupkah luka yang sudah dia torehan dulu, hingga harus menambah luka baru.
"aku mohon maafkan aku Met" ulang Ryan, dia berusaha mendekati Metha, sayangnya wanita itu segera menjauh
"Allah memang mengajarkan kita untuk saling memaafkan, dengan maaf hati akan menjadi tenang dan damai, tapi sayangnya tidak denganku, aku mungkin bisa mengatakan aku memaafkanmu, melupakan semua yang terjadi, nyatanya semua hanya bualan belaka, tidak ada manusia yang benar benar melupakan suatu peristiwa yang menimpanya, terutama yang menyakitkan, jika saja dengan maafmu bisa memulihkan sakit yang kau torehkan, maka akan ada maaf maaf lainnya, aku....seorang istri yang tersakiti, seorang istri yang dikhianati dan seorang istri yang dibuang, haruskah aku memberikan maaf dengan mudah? Jika kau berada diposisiku, apa yang akan kau lakukan?"
Ryan membatu, ia yakin wanita didepannya adalah Metha, istrinya. Wanita yang berdiri didepannya sudah tahu semuanya. Bahkan dari perkataannya, Ryan tahu jika Metha sangat tersakiti. Inikah yang membuatnya melakukan hal tadi dengan bosnya. Jika benar, maka Ryan akan melupakan semuanya, anggap saja mereka impas.
"Met, a...aku...aku mohon maafkan aku, aku janji akan memperbaiki semuanya, aku janji tak akan mengulanginya lagi, aku mohon, kembalilah padaku dan kita mulai dari awal lagi"
"sayangnya, aku bukan lagi Metha yang dulu, aku bukan seorang istri bodoh yang selalu percaya pada suaminya, istri bodoh yang selalu menunggu kepulangan suaminya dan istri bodoh yang selalu dibohongi suaminya, lagipula aku bukan manusia sempurna yang mudah memaafkan dan mengulangi hal yang sama, kau pikir setelah semua yang kau lakukan padaku, aku akan kembali padamu?" Metha tersenyum sinis, "kau salah besar Ryan Dewantara, bukankah sudah aku katakan jika aku tak ingin diduakan, jadi untuk kembali pada pria sepertimu, sungguh aku tidak sudi" Metha menatap Ryan remeh
"tapi aku masih suamimu, dan kau adalah istriku!!"
"hahha, jangan bodoh Ryan, jika kau saja bisa menikah lagi, akupun sama"
"Apa maksudmu? Kau ingin mengatakan jika kau dan Evan sudah menikah dibelakangku? Itu tidak akan pernah terjadi, kau masih istriku dan kau tak bisa menikah dengan pria lain"
"terserah kau percaya atau tidak, yang jelas, aku tak sudi kembali padamu, lagipula kau dan gundikmu adalah pasangan yang cocok, penghianat dan pelakor, kalian adalah pasangan yang paling menjijikkan!"
"aku sudah memutuskan hubunganku dengannya, aku aku pastikan kita akan kembali bersama, kau adalah Methaku dan selamanya akan menjadi milikku" ucap Ryan percaya diri
"sayangnya, Methamu sudah mati!!!" ucap Metha kemudian pergi meninggalkan Ryan,